Zakiah Husni Ramadhani

Ibu Rumah Tangga. Pemerhati Pendidikkan. Fokus didik diri. Peduli Ibu Bahagia....

Selengkapnya
Navigasi Web

Bertahan, Hanya Demi Anak?

Konflik dalam rumah tangga adalah hal yang biasa terjadi. Perdebatan, perbedaan pendapat, merupakan hal yang tak bisa dihindari. Namun jika konflik itu terus menerus terjadi, bisa berakibat fatal pada hubungan pernikahan. Bahkan bisa menyebabkan perceraian.

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seorang teman. Dia menikah sekitar satu tahun lalu. Sekarang dia sudah dikaruniai seorang bayi mungil yang tampan. Sedihnya, dia sedang pisah rumah dengan suaminya. Mereka tinggal di rumah orang tua masing-masing. Di sela sela obrolan kami, dia berucap bahwa dia bertahan hanya karena ada anak.

Rasanya, kalimat itu tidak terdengar asing. Sudah beberapa kali saya mendengar kalimat serupa. “kalo bukan karena anak, saya ngga akan mungkin bertahan”, “saya bertahan hanya demi anak”. Kalimat ini terucap dari para istri yang mungkin sedang kelelahan lahir bathin karena masalah rumah tangga. Tak apa, unek-unek di dalam hati memang seperti sampah yang harus dikeluarkan. Namun harus tetap dicari jalan keluarnya.

Bisa dibayangkan hubungan seperti apa yang bertahan hanya demi anak. Obrolan rumah hanya seputar anak. Obrolan romantis seperti diawal-awal pernikahan menguap entah kemana. Peran yang dijalani hanya sebagai ayah dan sebagai ibu. Jika anak sudah besar, tidak tinggal serumah, apa yang akan terjadi pada hubungan tersebut?

Seringkali orang tua memanipulasi hubungan agar terlihat baik-baik saja di depan anak. Padahal anak bisa merasakan harmonis atau tidak nya hubungan tersebut. Bukan hubungannya yang harus terlihat baik-baik saja, tapi ikatan hati antar keduanya pun harus benar benar baik. Ikatan hati yang erat antara ibu dan ayah bisa membuat kuat pijakan sang anak. Bisa menjadi fondasi yang kuat untuk kesuksesan dan akhlak mereka saat dewasa kelak.

Pernahkah kita perhatikan raut wajah anak-anak ketika ayah ibu akrab ngobrol. pernahkah bertanya hal apa yang paling ditakutkan oleh seorang anak. Perhatikan gusarnya seorang anak jika orang tua berseteru. Pernahkah melihat anak-anak berusaha menghangatkan hubungan kedua orang tuanya dengan cara yang menakjubkan? Andai mereka bisa mengungkapkan, sungguh, keharmonisan orang tua sangat penting untuk mereka.

Jika tidak ada keharmonisan dalam rumah, saya rasa itulah yang dinamakan dengan broken home. Broken home itu bukan hanya tentang berpisahnya raga orang tua. Tapi juga hati yang terpisah, yang tentu bisa dirasakan oleh sang anak, meski mereka tinggal di satu atap yang sama. "Broken home itu saat tidak adanya kehangatan di dalam rumah."

Ketika mau berjuang dan bertahan demi anak, harus diiringi dengan keinginan kuat untuk memperbaiki ikatan hati dengan pasangan secara terus menerus. Bukan hanya sebagai ayah dan ibu, tapi juga sebagai suami dan istri, sebagai seorang pria dan wanita. Tidak lupa juga minta sama Allah agar Allah selalu menyatukan hati dengan pasangan. karena kita hanya manusia biasa yang lemah.

Perbaharui niat menikah. Jika karena rupa, akan tergoda dengan yang lebih rupawan. Jika karena cinta semata, itu bisa pudar. Jika karena harta, sungguh akan menjadi ujian besar saat harta berkurang. Bahkan jika karena sifat baik pasangan, pasangan pun adalah manusia yang pasti punya keburukan. Kembalikan selalu niat karena Allah. Dengan begitu, semoga setiap yang kita lakukan dalam pernikahan bernilai ibadah. Semoga lebih ringan pula setiap langkah.

Minta selalu agar Allah menyatukan hati dengan pasangan, agar surga bisa hadir di rumah kita. Agar anak-anak bisa merasakan harmonisnya hubungan ayah dan ibunya. Mau berjuang dan bertahan demi anak? Coba tatap wajah pasangan yang sedang terlelap. Bangunkan dan ajak shalat tahajud bersama. Insyaallah anak akan merasakan surga ada di dalam rumah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Love this. Ikut mendoakan teman ibu

08 Jul
Balas

Apik tenan bu. Barakallah. Penerus Pak Cahyadi nih

08 Jul
Balas



search

New Post