Pendidikan Seksualitas H6
Remedi Zona 7 Pendidikan Seksualitas
Hari ke-6. Rabu 15 November 2023
Pendidikan Seksualitas dan Dunia Digital
(Sebuah Refleksi)
Menjadi orang tua cerdas, berilmu dan berwawasan di era digital seperti sekarang menjadi sebuah keharusan agar mampu mendampingi dan mendidik anak dengan baik. Agar orang tua memang menjadi tempat bertanya, tempat berdiskusi serta menjadi bermakna bagi kehidupan anak. Jika tidak akan lahirlah generasi yang jauh dan merasa ada jarak dengan orang tua, meremehkan serta menganggap orang tua tak tahu apa-apa. Orang tua hanya sebagai mesin ATM bagi mereka yang tak layak dimintai pertimbangan dan pendapat. Bahkan orang tua menjadi “takut” terhadap anak. Takut jika anak marah, takut jika anak kecewa bahkan takut jika anak lari dari mereka sehingga tak ada lagi rambu-rambu dalam kehidupan mereka, tak punya tokoh panutan termasuk tak punya orang yang disegani dan ditakuti.
Kegiatan Parenting menjadi agenda wajib dalam setiap lini kehidupan. Ada banyak PR yang tak terselesaikan akibat kurangnya ilmu dan wawasan bagaimana mendidik dan mendampingi anak apalagi di era digital sekarang. Informasi yang datang dan diterima oleh anak begitu bertubi-tubi dan tak terbendung dan mereka bingung, tak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Sementara mereka belum punya filter dan benteng yang kokoh sehingga mereka sangat membutuhkan sandaran tempat bertanya dan berkonsultasi. Bagaimana jika ternyata orang tua mereka tak hadir saat mereka membutuhkan itu? Ya Allah, bantulah kami untuk membersamai anak-anak dan generasi kami.
Belum lagi jika berbicara tentang Pendidikan seksualitas yang awalnya sesuatu yang tabu, sekarang mau tak mau kita harus hadir untuk mengedukasi serta mendampingi anak agar mereka hadir dan tumbuh menjadi generasi yang kokoh dan bermental kuat, mampu membentengi diri dari hal-hal yang tidak baik yang muncul sebagai sosok Ajaib dan tak terhindarkan. Darurat, itulah kata yang tepat untuk situasi generasi kita sekarang. Jangan sampai kita terlambat, ketika telah hadir berbagai persoalan baru kita menyadari dan mencari-cari solusi.
Arti Pendidikan seksualitas:
*. Pendidikan seksualitas komprehensif (CSE) adalah proses pengajaran dan pembelajaran berbasis kurikulum tentang aspek kognitif, emosional, fisik dan social dari seksualitas. (UNESCO)
*. Sex education/pendidikan seksualitas yaitu suatu pendidikan mengenai seksualitas dalam arti luas. Seksualitas meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek biologik, orientasi, nilai sosiokultural dan moral, serta perilaku. (UNESCO, 2018).
Pendidikan seksual di era digital penting karena:
*. Perkembangan moral, etika, dan pertumbuhan, bahkan perkembangan otak
*. Pencegahan terhadap kekerasan seksual
List Tayangan Berbahaya:
Mengandung Pesan Penyimpangan Seks
*. The Loud House (Pasangan gay}
*. The Owl House (Karakter Non-Biner)
*. Doc McStuffins (Pasangan lesbian)
*. Onward (Karakter Gay)
*. Steven Universe (Pernikahan LGBTQ+)
*. Elemental Forces of Nature (Karakter Non-Biner)
Yuk double check tayangan si kecil & damping agar bisa berikan penjelasan tepat!
Kiat orangtua cerdas dalam mengantisipasi, menjaga dan mengelola Aktifitas akses dunia digital anak:
1. Orangtua cerdas ikut memahami dan mempelajari perkembangan teknologi.
2. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak.
3. Memantau konten/tontonan yang diakses anak.
4. Mengajarkan anak tentang "keamanan online" tidak sembarangan memberikan data pribadi untuk dapat diakses orang lain.
5. Mengaktifkan mode privacy di sosial media guna menjaga privasi anak.
6. Mengedukasi anak untuk berhati-hati sebelum menggunggah konten di media.
7. Adanya pelarangan kepada anak untuk mengunggah suatu hal yang memalukan atau bersifat kasar.
8. Menonaktifkan mode location guna menjaga anak dari hal kriminal.
9. Membuat kesepakatan dengan anak tentang batas waktu penggunaan digital.
10. Memberikan keseimbangan anak dalam menggunakan gadget dengan kegiatan fisik.
!0 poin ini mesti dipraktekkan dan dikomunikasi kepada anak dengan cara yang baik dan terbuka sesuai dengan tahapan umurnya.
Cara Berkomunikasi dengan anak tentang Pendidikan seksualitas dan dunia digital
1. Berikan penjelasan dan ajak anak berdiskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan fitrah seksualitas sesuai usianya. (Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan pengetahuan anak).
2. Kenalkan pendidikan seksualitas dengan cara yang dapat diterima oleh anak (misal melalui bermain dan belajar bagi AUD).
3. Ketika dialog pendidikan seks, diperlukan sikap saling terbuka antara orang tua dan anak.
4. Berikan pendampingan kepada anak saat "gadget time" terutama saat melihat hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan seksualitas.
Usia rekomendasi screentime menurut WHO dan AAP
· < 18 bulan : Hindari penggunaan media layar selain video-chatting.
· 18 - 24 bulan : Orang tua yang ingin memperkenalkan media digital sebaiknya memilih program yang berkualitas dan menontonnya bersama anak-anak mereka untuk membantu mereka memahami apa yang mereka lihat.
· 2 - 5 tahun : Batasi penggunaan layar hingga 1 jam per hari untuk program berkualitas tinggi. Orang tua membantu mereka memahami apa yang mereka lihat dan menerapkannya pada dunia di sekitar mereka.
· 6 - 12 tahun : Memberikan batasan yang konsisten pada waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media. Pastikan tidak menggantikan waktu tidur yang cukup, aktivitas fisik, dan perilaku lain yang penting bagi kesehatan.
· > 12 tahun : Tentukan waktu bebas media bersama, seperti makan malam atau berkendara, serta lokasi bebas media di rumah, seperti kamar tidur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar