Remedi Zona 8 Berkegiatan Bersama Keluarga

Hari ke-6, Kamis 23 November 2023

Bersilaturahim ke Rumah Uwo

Tadi pagi ummi dapat kabar bahwa etek zul (adik amak) akan balik ke Jakarta Hari Sabtu besok. Beliau selama ini tinggal di Jakarta dan sekarang sedang di kampung untuk menjenguk oncu beliau yang sakit. Qadarullah oncu berpulang ke Rahmatullah dan sedah selesai masa berkabung, maka akan bali Kembali ke Rantau. Sekarang etek berada di rumah anaknya oncu dan masih satu kota dengan tempat tinggal ummi. Makanya berniat untuk bersilaturahim nanti sore sepulang sekolah.

Ummi sempat menawarkan beras untuk dibawa etek ke Jakarta, tapi beliau menolak karena jatah bagasi hanya 20 kg, cukup untuk koper dan barang bawaan lainnya. Kalau begitu ummi berniat untuk membelikan rendang ayam dan sedikit jeruk mudiak yang terkenal manis dan segar karena memang baru panen. Rendang ayamnya juga enak dan rekomended karena di masak tiap hari dengan api tungku kayu.

Pulang sekolah, ummi mampir ke rumah makan tempat orang menjual rendang, Syukur rendangnya masih ada. Setelah menjemput Fathimah ke sekolah, ummi bergegas menuju tempat etek karena belum salat asar. Di sekolah Fathimah selalu penuh dengan siswa yang ada jadi agak susah untuk menumpang sala di sana, makanya ummi ingin salat di rumah etek saja.

“Mau kemana kita Mi?” tanyanya saat ummi memutar kendaraan bukan ke jalur biasa yang kami tempuh saat pulang sekolah.

“Mau ke rumah uwo!” jawab ummi.

“Owo yang mana Mi?” tanyanya lagi

“Uwo yang di Jakarta, yang rumahnya tempat kita menginap ketika abang Zaky wisuda!” jawab ummi.

“O, yang ada cucunya bernama Quen itu kan, Mi?” katanya berbinar.”

“Iya, betul, seratus untuk Immah!” kata ummi semangat.

“Immah ingat kita beli es krim Mixue bersama Queen ya, Mi?” katanya ingin memastikan.

“Betul, Immah masih ingat ya?” kata ummi,

“Iyalah, Mi masak Immah lupa katanya dengan percaya diri.

“ Uwo itu saudara kita gimana, MI? Emangnya berapa saudara kita, MI?” tanyanya lagi.

“Uwo itu adiknya uwo, amak ummi jelas ummi.

“Sebentar Mi, Immah mau hitung dulu jumlah saudara kita!” katanya antusias.

“Ada ummi, abi, kakak, abang, abang lagi dan abang lagi. Terus ada uwo, datuk, etek, oom dan neneh. Semuanya berapa, Mi tanyanya,

“Yang Immah hitung baru keluarga saja, belum termasuk saudara yang lain!” jawab ummi.

:Berarti masih banyak ya, Mi?” tanyanya antusias.

“Iya, masih banyak!” jawab ummi.

Tak terasa, akhirnya kami sampai di sana, ternyata etek juga sedang menuju ke rumah sepulang berjalan-jalan ke Harau. Jadinya kami sama-sama salat asar. Selesai salat kami pun bercerita panjang lebar dan beselancar di dunia ota dan cerita. Dari A sampai Z. Fathimah yang awalnya malu-malu ketika bertemu cucu etek, beberapa menit setelah saling diam dan mencari rasa, baru akhirnya konek dan mulai main. Awalnya main sembunyi-sembunyian lalu berlari, terakhir beralih ke teka-teki. Saar teka-teko, Fathimah nyaman dan senang sekali apalagi jika dia bisa menebak jawaban teka-teki etek, dan dia semakin gembira ketika etek tak bisa menebak teka tekinya, lalu menyerah. Saking asyiknya, tak terasa hari sudah sore, kami pun pamit pulang. Rupanya Fathimah tak mau pulang, agak susah membujuknya. Masih dengan rengekan sampai di jalan ummi usap kepalanya, baru kemudian dia diam dan berhenti merengek. Begitulah anak-anak, jika baru bertemu dengan seseorang mereka diam-diam dulu, mecari rasa atau mencari sinyal untuk loading, ketika sudah loading kita malah harus pamit pulang karena sudah sore.

Kegiatan silaturahim menjadi sangat berarti bagi anak, kita bisa menjelaskan hubungan kekeluargaan seperti apa yang terjalin antara kita dengan saudara yang dikunjungi.