Zakiyah, M.Pd

Guru Bahasa Inggris di SMKN 2 Cilegon dan Dosen di STIT Al-khairiyah Cilegon. Usaha Jasa Make-up dan MC. Menulis adalah hobi baru saya, semoga bisa menjadi Penu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Benci Tapi Cinta Episode Terakhir

Benci Tapi Cinta Episode Terakhir

Bell pulang telah berdering, para siswa semua keluar dari ruang kelas menuju tempat parkir atau pintu gerbang, namun ada yang mencurigakan salah satu genk Albert yang menjebak Claudia, mengikuti Albert ke belakang dekat toilet wanita. Mereka menganggap tempat itu aman dan sepi karena semua siswa sudah keluar dari gerbang sekolah dan pulang. Ternyata ada satu teman sekelas Paijo dia sedang sakit perut dan berada di toilet tersebut tanpa sengaja terdengar suara laki-laki dan perempuan, membuatnya penasaran dan mendengarkan pembicaraan dibalik toilet itu.

"Siska, tadi gimana berhasil tidak?" Tanya Albert

"Tenang bro, si bule sudah dibawa kabur sama preman anak buah bapakmu."

"Sip, kerjaanmu oke juga Sis."

"Asal jangan lupa, bayarannya bro! Aku lagi butuh banyak duit nih, buat biaya berobat ibuku." Ujar Siska

"Tenang saja... Biaya buat ibumu aku yang nanggung! Aku hubungi om prenan dulu."

"Oh Tuhan ternyata biang keladinya Albert dan Siska yang membantunya." Gumam Yanti dalam hati. Ia pun merekamnya dari balik pintu toilet tersebut, terlihat Albert sedang menelpon seseorang.

"Om gimana si bule? Dibawa kemana sekarang?" Tanya Albert

"Tenang boss! Bule diamankan di gudang ayahmu."

"Tolong jangan diapa-apain sebelum aku yang menyentuhnya!"

"Siap boss!"

"Ok aku segera kesana, dan tutup matanya agar dia tidak tahu siapa aku." Perintah Albert layaknya seperti boss besar.

Akhirnya pembicaraan via telpon itu ditutupnya, Yanti langsung share video rekaman itu ke Paijo dan Dimas. Albert langsung meminta no rekening Siska untuk pengobatan ibunya. Dan bergegas keluar dari sekolah itu dengan naik kendaraannya.

Paijo tersentak begitu mendapat kiriman dari Yanti, begitupun David terkejut dengan video itu. Ia langsung menunjukkan pada Paijo juga Bondan yang sedang bingung mau mencari kemana.

"Kurang ajar sekali itu Albert! Aku tahu tempatnya dimana, aku pernah ikut abi waktu ada kerjasama dengan bapaknya Albert. Ayo sekarang kita kesana." Paijo langsung menyalakan motornya, David duduk di belakang Paijo, sedangkan Bondan mengajak temannya juga dua motor, mengikuti Paijo dari Belakang.

Albert sudah berada di gudang ayahnya, Claudia terlihat sedang diikat, bibir dan matanya di tutup. Albert berada di depannya pun ia tak tahu. Semua om premannya diminta keluar untuk jaga-jaga di depan. Khawatir ada orang yang masuk gudang itu.

Albert terlihat sangat bernafsu melihat paras Claudia. Dia menyentuh pipinya yang lembut dan putih mulus. Membuat Claudia sangat marah, namun tak bisa berkutik menjerit pun tak mampu hanya terdengar suara yang tidak jelas. Mau membela diri pun ia tak kuasa kedua tangannya terikat, dan ia ingin tahu siapa dalang di balik semua ini.

Albert sengaja memakai masker agar suaranya tidak dikenal oleh Claudia. Sambil mengelus-elus pipinya Albert berbisik pada Claudia. "Kamu sangat cantik, aku cinta sama kamu. Tapi kamu psti akan menolakku, kamu benar-benar menyakitiku karena kedekatanmu dengan rifalku Paijo."

"Uh oouugh.. " Claudia sangat tersiksa tidak bisa berbuat apa-apa. Albert makin menjadi emosi melihat Claudia buang muka tiap kali Albert menyentuh wajahnya.

"Diam kamu! Hari ini juga aku akan menghabisi kamu, akan kunikmati tubuhmu sebelum Paijo menyentuhmu, hahahaha... "

Paijo dan teman-temannya sudah berada di depan gudang itu mereka menyebar, dan para preman itu mendengar ada suara, mereka sigap dan mencari dari mana suara itu berasal. Satu persatu Paijo memukul preman tersebut, dan preman lainnya pun membalasnya akhirnya terjadilah perkelahian antara beberapa preman dengan teman-teman Paijo.

Di saat mereka sedang berkelahi, Paijo langsung menyelinap masuk, dan ia pun mendengar suara Claudia yang berusaha keras meminta pertolongan. Ia langsung mengikuti suara Claudia, sampai ditempat tersebut Paijo sangat terkejut melihat perlakuan Albert yang sangat tidak bermoral yang sedang mencoba memeluk Claudia dan menciumi wajahnya dengan penuh nafsu.

Paijo sangat geram melihatnya sontak saja dia menendang Albert sampai ia terjatuh mental, Albert sangat terkejut di depannya sudah ada Paijo dan menghantam wajahnya babak belur, Paijo segera menolong Claudia dan membuka ikatannya. Dan mereka berpelukan, sayangnya Albert tidak mau diam melihat mereka berpelukan, ia dengan susah payah mengambil kayu dan menghantam Paijo dari belakang, dan langsung terjatuh pingsan.

"Jo, ayo bangun Jo... Toloooong... Tolooong...!" Claudia sangat panik melihat Paijo pingsan di depannya. Teman-teman nya mendengar suara Claudia langsung berlarian menuju tempat tersebut, dan melihat Claudia sedang dipeluk dari belakang dan lehernya seperti mau di cekik oleh Albert. Bondan sangat marah "Albert lepaskan Claudia jangan ganggu dia!"

"Jangan mendekat! Claudia milikku, kalau kau mendekat aku akan mencekiknya." Ancam Albert yang sudah terpojokkan teman-teman sekolahnya sudah mengetahui kejahatannya. Dan tak lama kemudian polisi berdatangan bersama David. Rupanya David tadi turun di kantor polisi melaporkan apa yang sedang terjadi.

"Jangan bergerak, lepaskan gadis itu!" Ucap salah satu polisi dengan tegas. Namun Albert tidak mau menyerah dia berusaha mau kabur, lalu dia keluarkan pisau belatinya untuk mengancam mereka akan membunuh Claudia, kalau menghalanginya keluar dari tempat itu.

Disaat beberapa polisi itu sedang menyergap Albert, Paijo yang sempat pingsan terbangun juga, posisi dia berada di belakang Albert. Dengan mudahnya ia bekukkan kaki Albert dan langsung terjatuh, polisi langsung menangkapnya. Bondan dan teman-teman nya menolong Paijo yang kesakitan efek pukulan kayu besar Albert di bahu Paijo. Dan David juga membantu Claudia keluar dari gudang itu.

Polisi berhasil meringkus beberapa preman dan Albert dibawanya ke kantor polisi. Dan Paijo dibawa ke rumah sakit. Ia nampak kesakitan, selama di perjalanan menuju rumah sakit, di dalam mobil ambulans Paijo ditemani Claudia yang sedang menangis dan memegang tangan Paijo. Tiba-tiba Paijo sadar dan menatap Claudia tangannya bergerak meremaa jari jemari Claudia yang lembut lalu ia tersenyum. Membuat Claudia terkejut senang melihat pujaannya tersenyum.

"I love you." Bisik Paijo dengan suara yang parau dan matanya begitu nanar tubuhnya yang masih lemah lunglai.

"I love you too much." Jawab Claudia dan menciumi tangan Paijo.

"Maafkan aku selama ini sering mengabaikanmu." Paijo berusaha meminta maaf, namun fisiknya masih belum kuat ia pingsan kembali. Claudia sangat panik, untungnya sudah sampai di delam rumah sakit. Paijo dibawa ke UGD untuk diberikan tindakan. Claudia menunggu diluar bersama teman-teman nya.

Umi dan abinya Paijo akhirnya tiba juga di rumah sakit, mereka nampak sangat panik mendengar putra sulungnya dibawa ke rumah sakit.

Tak lama kemudian Paijo diperbolehkan pindah ke ruang perawatan, Claudia yang mengurus semuanya. Dia bertanggung jawab sudah melibatkan Paijo dalam permasalahannya dengan Albert, dan sebagai ungkapan terimakasih pada Paijo yang sudah menolongnya, dia yang membiayai semua pengobatannya. Itupun seizin grandma nya yang sangat baik hati.

Setelah diceritakan kronologis kejadiannya pada grandma nya, ia pun merasa bersalah terlalu sibuk dengan bisnisnya di Jogja. Tak lama kemudian grandma nya juga tiba di rumah sakit dan bertemu dengan umi dan abinya Paijo. Ternyata mereka saling kenal, pernah kerja sama sewaktu abinya Paijo belum bangkrut.

Kondisi Paijo sudah membaik, Claudia selalu ada di sampingnya, setelah pulang dari sekolahnya. Bergantian dengan abinya, karena tak memungkinkan uminya berada di rumah sakit, ia belum bisa menjaga putranya, ia masih berada dikursi rodanya. Hanya tiga hari Paijo dirawat setelah itu dia pulih dan beristirahat di rumahnya.

Hubungan asmara antara Paijo dan Claudia semakin dekat, bak Romeo dan Juliet tak mau terpisahkan. Bondan sangat bahagia melihat Claudia bahagia bisa dekat dan selalu tersenyum bahagia bersama pujaan hatinya Paijo.

Permasalahan hidup Paijo menjadikannya bertumbuh dan berproses menuju pendewasaan yang lebih matang, hingga ia harus berjuang untuk pembuktian pada kedua orang tuanya bahwa ia mampu menghadapi polemik hidupnya dan kuat tidak terjerumus dalam sebuah pelarian permasalahan yang ia miliki. Selain itu ia justru bisa melawannya dengan banyak belajar hingga ia berprestasi dan menjadi lebih baik lagi. Dan bonusnya yang ia cintai Claudia menjadi miliknya.

Tamat

Cilegon, 25 Maret 2023

#Tagur hari ke 181

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

25 Mar
Balas

Makasih pak, salam literasi

01 Apr



search

New Post