Lomba Menulis Bulan Oktober 2022 ( MEMBANGUN PERADABAN MELALUI PERPUSTAKAAN )

Saat ini kita berada di era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan luarbiasa dibidang digitalisasi. Namun peranan perpustakaan tidak akan tergantikan sebagai pilar penting dalam membangun literasi, sama halnya juga dengan membangun peradaban.

Perpustakaan merupakan “jantungnya” pelaksanaan pendidikan pada sebuah lembaga, yang merupakan sebagai pusat sumber belajar, pusat sumber informasi dan pusat bacaan, juga pusat berkarya. Perpustakaan mempunyai peran sebagai tempat membina minat dan bakat siswa, menuju proses belajar sepanjang hayat (Long Life Education)

Di era digital ini masyarakat Indonesia sudah semakin pintar menggunakan teknologi digital, hanya cukup membuka handphone smart nya, mereka bisa mengetahui banyak informasi dan dunia serasa berada dalam genggamannya. Literasi digital mampu mendongkrak masyarakat menjadi lebih cerdas dan melek dengan teknologi saat ini.

Namun tidak menutup kemungkinan perpustakaan masih tetap bisa mengambil peran yang sangat penting dalam peradaban literasi, ini merupakan tantangan bagi para pustakawan yang siap membangun peradaban yang luarbiasa terhadap animo minat baca masyarakat dalam memanfaatkan perpustakaan yang ada.

Untuk itu, dalam rangka menggaungkan perpustakaan yang hampir terlupakan oleh masayarakat, Perpustakaan Nasional dan Daerah sedang menggalakkan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, untuk membangun peradaban masyarakat yang literat, sehingga mampu membangun masyarakat yang cerdas, berkualitas, dan bermartabat.

Dalam hal ini, penulis ingin berbagi pengalaman terkait dengan kiat-kiat sukses menumbuhkan minat baca peserta didik di perpustakaan sekolah. Pertama, Pustakawan harus memfasilitasi ruangan yang bersih, rapih, dan indah, juga melengkapi dengan DDC atau klasifikasi buku bacaan yang terpampang dengan jelas, sehingga pengunjung merasa nyaman tidak kesulitan dalam mencari buku.

Pustakawan berusaha semaksimal mungkin untuk menghias dan menata ruangan dengan poster-poster dan slogan-slogan literasi yang sangat menarik dan bermanfaat. Selain itu, bisa memajang beberapa karya seni yang diciptakan oleh peserta didik, untuk mengapresiasi hasil karyanya. Buatlah perpustakaan yang senyaman mungkin dan mampu menggugah hati pengunjung untuk berlama-lama berada di perpustakaan.

Kedua, ada program pemberian Reward Duta Literasi kepada peminjam buku terbanyak selama satu semester. Program ini memotivasi Peserta didik untuk menumbuhkan kesadaran dalam literasi dengan harapan peserta didik memiliki minat baca dan sering mengunjungi perpustakaan sekolah.

Ketiga, program pemberian reward perkelas, yaitu kelas mana yang pengunjungnya terbanyak dalam satu semester akan mendapatkan Reward Kelas Literasi Terbaik. Program ini tentunya berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang memberikan tugas belajar di perpustakaan. Untuk membangun peradaban melalui perpustakaan sekolah, harus melibatkan semua civitas sekolah, sehingga terwujudnya sekolah literasi.

Keempat, memberikan tantangan kepada peserta didik untuk menciptakan karya berupa puisi, cerpen, artikel, dan lainnya, yang layak akan dipajang pada mading, sehingga ada kebanggaan tersendiri karyanya diapresiasi dan banyak yang membaca. Harapannya dapat menginspirasi peserta didik lainnya untuk berkarya.

Selain itu, untuk menumbuhkan semangat dalam minat baca peserta didik, diadakannya kelas literasi. Dimana setiap hari tertentu setiap kelas terjadwal untuk berkreasi dengan ide-idenya untuk menampilkan literasinya dengan berpuisi, story telling, bercerita, stand up komedi, atau bedah cerita yang mereka miliki.

Itulah kiat-kiat menumbuhkan minat baca peserta didik, namun dari semua itu ada hal yang paling penting disini adalah disupport dengan pustakawan yang ramah, sabar, inovatif, dan profesional. Seorang pustakawan harus menjadi pribadi yang tulus melayani dan membantu peserta didik atau pengunjung dalam kegiatan meminjam buku di perpustakaan.

Sebagus apapun ruangannya, sehebat apapun programnya jika tanpa ada dukungan dari pustakawan yang hebat, literasi di perpustakaan tersebut tidak akan berjalan lancar. Untuk itu SDM pustakawan juga perlu diperhatikan, karena akan mempengaruhi kenyamanan para pengunjung.

Demikian peradaban yang sudah kami bangun untuk membangkitkan peserta didik dalam berliterasi. Harapannya dengan adanya literasi ini peserta didik mampu memiliki pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang menjadikannya lebih cerdas, sukses dalam mewujudkan cita-citanya dan menjadi kebanggaan keluarga, sekolah, masyarakat dan bangsa.

BIODATA PENULIS

Hj. Zakiyah, S.Pd., M.Pd., [email protected]. Saya adalah ASN Guru Bahasa Inggris di SMKN 2 Cilegon, dan saya juga Dosen Bahasa Inggris di UNIVAL Cilegon, dan selain mengajar saya juga mempunyai usaha Fashion Batik dan Jasa Tata Rias Wajah (MUA) juga MC. Saya mempunyai empat putri dan tinggal di jl. Haji Agus Salim Link. Delingseng No 40 Kelurahan Kebonsari Kecamatan Citangkil Kota Cilegon Kode Post 42442. WA: 0877-7102-4178. IG: misskia_collection. FB: MissKia Zakiyah. Hobi dan minat saya selama ini adalah dunia bisnis, tapi sekarang saya lagi gemar menulis yang awalnya hanya sebatas tulisan untuk promosi bisnis saya yaitu berupa copywriting dan storytelling, akhirnya kini meningkat menjadi tulisan fiksi yaitu cerpen, dan sekarang alhamdulillah sudah menulis beberapa artikel dan menghasilkan satu buku Antologi Ragam Model Pembelajaran. Semoga saya bisa menjadi penulis hebat. Moto Hidup saya “ Nikmati hidup dengan selalu bersyukur dan penuh semangat dan jangan lupa untuk selalu bahagia”

Cilegon, 14 Oktober 2022

#Tagur hari ke 21