Olimpiade kala itu

Tantangan Hari Ke-23

Berbicara olimpiade erat kaitannya dengan kompetisi. Belasan tahun yang lalu saya sudah pernah merasakan atmosfer olimpiade itu sendiri saat duduk di kelas V SD. Kala itu saya mewakili SDN Pajar Bulan (SDN 13 Tanjung Batu, Red) sekaligus Kecamatan Tanjung Batu untuk berlaga dalam kompetisi olimpiade tingkat kabupaten. Olimpiade IPS dan PPKn menjadi mata pelajaran yang menjadi amanat yang harus saya tuntaskan dengan baik.

Alhamdulillah saya berhasil menjadi juara III olimpiade IPS dan PPKn tingkat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Lain halnya ketika menjadi guru, ternyata aku kembali dipertemukan dengan olimpiade. Olimpiade guru itu berbeda dengan olimpiade saat menjadi siswa dulu.

Saya dipertemukan dengan Olimpiade Guru Nasional (OGN) pertama kali pada tahun 2016. Nostalgia setelah belasan tahun, olimpiade yang namanya sama dengan saat saya menjadi siswa dulu, akan tetapi dengan suasana dan atmosfer yang berbeda. Kali ini saya mewakili Kecamatan Parittiga untuk OGN di Kabupaten Bangka Barat. Alhamdulillah saya menjadi juara I OGN tingkat Kabupaten Bangka Barat. Dengan demikian saya mewakili Bangka Barat untuk berlaga di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan tetapi di tingkat propinsi saya belum berhasil.

Olimpiade guru kembali saya lakoni tahun 2019 yang lalu, dan Alhamdulillah saya kembali menjadi juara I tingkat Kabupaten Bangka Barat. Dengan itu pula saya kembali berkompetisi di tingkat propinsi, akan tetapi hanya menjadi finalis saja dan belum berhasil melangkah ke tingkat Nasional.

Melalui secuil cerita perjalanan hidup di atas, saya berkesimpulan bahwa keberhasilan dan kegagalan itu datang silih berganti. Terpenting, berhasil tak jumawa dan gagal tak harus tumbang. Berkompetisi atau tidak, long life education itu pasti.

Jebu Laut, 23 Maret 2020

Zevri Mulyansyah, S.Pd (Guru Kelas SDN 14 Parittiga Kab. Bangka Barat)

#TantanganGurusiana