Jika kita memiliki kelompok yang kooperatif dan berkelakuan baik, dapat menghadiahi peserta didik dengan memberi mereka latihan praktik aturan kita. Bisa kita membuat file dan menggunakan media LCD untuk menanyakan hal-hal berikut:

Jika kalian kembali ke kelas dari libur sekolah, kalian akan:

Bertanya terus-menerus pada sang guru apakah beliau kangen pada kalian.

Menunjukkan kepada setiap orang luka-luka atau obat-obatan kalian.

Mengambil tugas kalian dari map tugas sususlan.

Mencium guru kalian dan berteriak, Saya kangeeeen banget sama ibu!

Jika kalian terlambat tiba di kelas, kalian akan:

Membuat keributan sehingga setiap orang memperhatikan kalian.

Terengah-engah dan berpura-pura seolah kalian habis lari sepuluh kilometer ke sekolah.

Menjegal teman kalian ketika kalian lewat.

Duduk di bangku kalian dan mulai kerja.

Benda-benda apa yang kalian harus bawa setiap hari ke kelas?

Permen, permen karet, CD player, laba-laba, dan bermacam serangga, bunder, kartun barby

Satu buah pensil atau pulpen, dan buku pelajaran

Boneka, kucing kalian, sepasang kaus kaki bau dan dua kaleng minuman

Satu buah buku mewarnai, buku komik, dan catatan buat sahabat.

Peserta didik menikmati latihan ini dan semua tertawa, dan ini sangat bagus karena dapat mengusir ketegangan dan menciptakan rasa kebersamaan yang cepat di antara peserta didik kita. Kelompok-kelompok yang tertawa bersama dapat dengan cepat membangun ikatan, dan mereka cenderung untuk dapat bekerja sama lebih cepat dan efisien.

Bagikanlah lembaran tiap-tiap peserta didik di hari yang sama dengan hari dimana kita membagikan lembaran selamat datang, sehingga mereka memiliki tempat untuk menyimpan lembaran-lembaran dan lembar kerja lainnya yang mungkin dibagikan. Lembar halaman yang kosong memberi isyarat pada peserta didik, jadi bersiaplah untuk menjawab pertanyaan seperti, Bolehkah kami menghias kertas ini, Bu? Ini adalah salah satu dari hal-hal kecil yang mereka ingin coba lakukan untuk menggelincirkan kereta sang guru.

Jika kita sulit untuk mentolerir perilaku yang kurang dewasa atau agak nakal ini, maka sebaiknya kita tegaskan kepada para peserta didik bahwa mereka tidak boleh menuliskan apapun di kertas mereka, kecuali nama mereka.

Kita bisa memperbolehkan peserta didik untuk menghias lembaran mereka dengan apa saja kecuali hal-hal cabul symbol gang, atau penghinaan rasial,. Perlu dijelaskan bahwa tujuan utama dari tugas ini adalah bukan untuk memamerkan bakat dan kepercayaan politik mereka. Maksud dari adanya tugas ini adalah sebagai alat pengorganisasian; untuk mempermudah kita berkomunikasi dengan peserta didik, menghemat waktu setiap orang dan membantu mereka dalam menyimpan lembar-lembar kerja yang penting.

Jika kemudian peserta didik menggunakan folder mereka untuk memajang pernyataan-pernyataan hatinya atau gambar-gambar yang provokatif (izinkan saja) selama gambar atau tulisannya tidak menghina atau mengintimidasi lainnya.

Misalnya, jika mereka menggambar daun ganja. Daripada menciptakan perlawanan seperti yang mereka harap, kita katakan saja, Oh, kalian suka tanaman ya. Tahukah kalian kegunaan tumbuhan ini? Mungkin nanti kalian ingin belajar botani di kampus ya.

Kemudian segera saja melanjutkan kegiatan belajar. Dengan demikian mereka tiada kesempatan lagi untuk menciptakan suasana konfrontasi. Bisa juga mungkin mereka akan berpikir apakah gurunya bodoh atau sedang berkelakar. Atau, mereka menangkap pesannya bahwa kitalah yang ingin bertarung di dalam kelas dan tidak akan mengizinkan mereka menarik kita ke dalam perdebatan yang tak penting agar dapat mengganggu pembelajaran.

Jika ada peserta didik yang ingin memprovokasi, kami keluar kelas dan berbincang dengan cepat. Jika perlu, kita menjadwalkan pertemuan setelah jam sekolah.

Dengan demikian kelas akan lebih kondusif, pembelajaran kian elegan dan mempesona tanpa pertentangan yang berarti. Tebayang kan Sahabat? Bagaimana indah dan sejuknya suasana kelas yang tercipta?