Sebab Bahagia Berkawan Dengan Duka
Tak seperti biasanya, suara jam dinding lebih gaduh terdengar. Sayup-sayup bersamaan suaranya, ku dengar panggilan mamak memintaku bangun lebih cepat.
" Iya 5 menit lagi!"
Kurasa jawaban pamungkas itu sudah tak berlaku. Sebab, mamak makin getol memintaku segara bangun. Tak biasanya mamak memintaku bangun lebih cepat saat hari libur.
Ternyata, hari ini pamanku menikah. Dengan malas kugerakkan badanku untuk melangkah ke kamar mandi, bergegas agar tak tertinggal. Pernah dengar sebuah pepatah? Kurasa kau sudah tak asing mendengarnya bahwa, "Perayaan menikah yang kedua akan lebih biasa", Ya cukup akurat.
Ku tengok persiapan yang lain, sungguh biasa sibuknya. Jika kusebut luar biasa, maka akan terdengar klise. Selain itu, ada hal lain yang lebih mengganjal. Bahagia selalu diiringi duka.
Duka yang tak terbendung dari anak pamanku, setengah hatinya memang tak tela memiliki ratu yang baru. Sebab ibu memang takkan terganti apapun bentuknya.
Kami segera melaju ke tempat janji suci itu diikararkan. Sampai lupa bahwa hujan yang deras akan berpesta di tengah jalan (banjir). Jalan tertutup dari dua arah, sebab mereka terlalu senang berpesta pora menikmati rerumputan serta aspal.
Akhirnya, kami mencari jalan yang tak gaduh dan damai tanpa lantunan. Perlu waktu 30 menit untuk sampai disana. Sesampainya, kami membawa bingkisan dan berbasir seperti prajurit semut dengan beberapa hantaran. Ku tengok dan pastikan sanak saudaraku aman, terlebih anak pamanku.
Tatapan dan raut wajahnya menyimbunyikan haru. Berusaha menampik rasa sedih dan kesal di hati. Sakit, itu yang aku rasakan. Ikrar itu berjalan dengan khidmat, sesekali kutengok lagi raut wajah mereka berempat. Tersenyum, dengan lirikan mata yang kutahu artinya. Selesai mengucap ikrar, pamanku befoto dengan anak (baru) serta darah dagingnya.
Tak terasa rintik hujan dimataku ikut jatuh, melihat sepupunya yang paling kecil menahan tangis dan berakhir dengan melarikan diri ke sudut ruangan. Aku, mamak, dan yang lain segera ikut berlari untuk menengkan. Kamipunn tersedu, sebab paham betul sedih yang dirasa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu salam kenal sehat n sukses sllu
Terima kasih bu, salam kenal juga