Zoelphan Sarema

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

"Selamat turu ketek di pohon"

Sebagai seorang guru, bisa dekat dengan siswa bukan suatu hal yang sulit. Dan sebagian besar aktivitas ku di luar jam sekolah, selalu ku habiskan untuk berbagi ilmu kepada siswa siswi ku. Banyak sekali kegiatan yang kami lakukan, mulai curhat langsung maupun melalui sosial media, latihan vokal bareng, jalan-jalan bareng,halaqoh bareng, dan masih banyak lagi.( Ingat, tapi ini gak cuman kami berdua)

Mungkin para pembaca bertanya, apa sih hubungannya dengan judul kolom saya ?

Begini ceritanya..

Namanya Izza tunnisak, sekarang beliau sudah kuliah di Universitas Andalas. Pertama kali ketemu waktu itu ketika dia kelas X dan mengikuti perkemahan yang saya dampingi. Mulai dari itu, kami mulai akrab dan banyak melakukan kegiatan bersama. Dia salah satu personil nasyid andalan saya, Tim nasyid Qisya qanira.

Waktu berlalu tanpa terasa, saat saya mulai memperhatikan history di WA nya sejak dia duduk dikelas XII semester 1.

Sebuah kalimat yang sangat aneh menurut saya, yang ia jadikan history di setiap akhir malamnya menggunakan sosial media ini.

"Selamat turu ketek di pohon"

Menurut saya kalau di tinjau dari segi makna, saya pun kurang memahami. Karena saya bukan orang jawa. Tanpa menghiraukan maknanya. Hampir tiap malam setiap kali ia update history, pasti kalimat itu yang menjadi penutup history nya.

Ini bukan sesuatu yang berlangsung sebentar.

Sampai dengan hari ini pun, sebelum saya menulis kolom ini. Saya lihat history terakhirnya nya tadi malam adalah "selamat turu ketek di pohon".

Terjadilah percakapan diantara kami.

Di luar sekolah sampai sekarang ia biasa memanggil saya dengan panggilan Abang.

Saya: "assalamualaikum za"

Izza : "walaikumsalam bg"

Saya: "Abang mau tanya, apa sih filosofi kalimat sakti Izza ni (selamat turu ketek di pohon)?"

Izza: "o..Izza ingatkan ape tadi.

Gini bang, Abang tau kan kalau di belakang rumah Izza tu banyak monyet, jadi setiap malam sebelum tidur, selalu aja monyet di belakang rumah tu bersuara, seperti ibu -ibu yang bernyanyi menina bobokan anaknya di dalam ayunan. Awalnya Izza risih juga, Karna tiap malam terganggu. Tapi semakin lama, semakin Izza rasakan sebuah ketenangan ketika mendengarkan suara itu. Nah dalam bahasa Jawa, monyet itu di sebut ketek. Dengan Izza buat history ini, kalau lagi ada masalah buat history ini sebelum tidur, bisa agak sedikit tenang. Terasa berada di kampung, dan ingat suasana ngumpul bareng keluarga. Jadi agak berkurang sedihnya. Meskipun banyak yang bilang yang Izza buat ni aneh. Tapi Izza rasa nyaman. Begitu bang."

Saya: "oo gitu. Ok. Terimakasih Izza. Selamat beraktifitas, jangan lupa jaga kesehatan karena jauh dari orang tua. Jaga iman dan jaga amal."

Izza: "siip bang."

Saya: "asalamualaikum"

Izza: "walaikumsalam bg"

Hikmah dari kisah diatas:

Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk membuat hidup mereka menjadi tenang dan nyaman. So, buat para pembaca yang lagi punya banyak masalah, jangan pusing. Selain ceritakan masalah nya ke Allah (bagi yang muslim), lakukanlah kegiatan positif atau sugesti yang bisa membuat anda tenang dan nyaman, meskipun hanya dengan menulis kan sebuah kalimat.

Selamat pagi dan selamat beraktifitas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ketek di pohon sama ketek si tubuh apa ada beda

05 Oct
Balas

Beda pak...ketek di pohon tu monyet.. ketek di tubuh tu..ketiak..hahaha

15 Dec

Ndang turu tek..ketek.. Smg mimpi ketek hanoman..

08 Oct
Balas



search

New Post