Aku adalah anak bungsu dari enam bersaudara, Bapak dan Emak adalah petani di desaku. Setiap pagi mereka pergi kesawah. Aku Dan saudara perempuanku beda umurku dua tahun. Umurku sembilan tahun. Kakak tertuaku, kedua dan ketiga semua merantau ke kota. Sudah lama mereka tidak pulang kerumah.

Setiap hari sepulang sekolah aku memancing ikan untuk lauk kami makan.Aku memancing pinggir disungai.ikan yang kudapat rata-rata ikan beringit iakn yang mempunyai jangut dan duri .Na un rasanya gurih kalo sudah dimasak emak.Di goreng kemudian di haluskan bersama garam dan terasi.dicampur dengan irisan empelam..makanya dengan nasi hangat yabg dinasak ditungku kayu bakar.

Pernah suatu hari aku memancing tidak mendaoatkan ikan, Aku kemabali lagi kerumah dan mengambil serok ikan sejenis perangkap ikan yang terbuat dari tali yang di jalin seperti pukat namun Ada pegannganya....Dengan membawa serok aku berjaln ke gorong-gorong di ujung desa yang kanan kiri jalan masih banyak pohon besar. Ditengah gorrong itulah unum mengalirkan air dari sungaikesawah.

Kata orang desaku, gorong-gorong itu seram ada penunggunya. Aku fikir karena airnya dalam gorong-gorong itu pasti banyak ikan yang berkumpul.Dengan perasan berdebar ..aku pun menceburkan diri kedakam gorong sambil membawa serok. Tubuhkupun langsung tenggelam ternyata me ma ng sangat dalm. Dengan berpegamgan pada besi gorong-gorong aku pun menyusur kedasar gorong sambil menyerokkan serok ikan. Kemudian secepatnya ku berenag kepermukaan gorong...Hat ik sangat gembira serok ku berisi ikan lais..ikan yang sangat lezat dan sedikit duri nya...aku pun tambah semangat menyelam lagi...dan lagi..setiap kepermukaan serokku pasti Ada ikan lais..aku lupa dengan ketakutanku tentang penunggu gorong-boring.

Wadah ikan ku hampir terisi penuh oleh ikan lais akupun memutuskan untuk pulang..hari sudah menjelang sore.Pasti emak sudah pulang dari sawah dan senang dengan pendapatannku ini gumamku.

Tanjung Agung, 13 Pebruari 2021

Tagur ke - 19