PENYESALAN TIADA AKHIR
Tono dan Siti merupakan pasangan suami istri yang bekerja di suatu perusahaan, keduanya sangat berambisi untuk mengejar impian-impiannya menjadi kaya raya. Dalam keseharian mereka hanya fokus untuk bekerja dan bekerja. Pasangan ini telah mempunyai seorang putri yang tidak mereka diinginkan, karena cacat. Dimana kedua kakinya lumpuh. Kesehariannya si anak hanya bersama pembantu. Tidur, bermain dan makan sama pemantu. Sebenarnya Ia sangat merindukan belaian papa mamanya, namun ia tidak bisa untuk mengungkapkannya dengan kata-kata, hanya bisa meredam dalam hati .
Suatu hari si anak sakit, badannya panas tinggi. Namun papa mamanya menyerahkan kepada pembantu untuk membawa ke puskesmas terdekat. Semakin hari kondisi si anak semakin bertambah parah. Sehingga pembantu menyarankan kepada orang tua untuk membawanya berobat ke dokter. Dengan rasa terpaksa pasangan itu membawa si anak ke rumah sakit. Ternyata si anak mengalami gangguan kejiwaan, dimana ia tidak mau diajak bicara oleh siapapun. Mulailah rasa penyesalan dari orang tua dan mulai berfikir bahwa selama ini anaknya sering memanggilnya tapi tidak dihiraukan karena sibuk bekerja, dan bekerja. Sekarang terjadi kebalikannnya bahwa si anak tidak bisa diajak bicara. Sudah beberapa hari si anak ditangani dokter, namun tidak kunjung sembuh. Penyesalan dan kecemasan orang tua semakin bertambah.
Pada subuh hari, pasangan ini melaksanakan shalat subuh yang dilanjutkan membaca Al-Qur’an dekat si anak, akhirnya si anak terbangun karena melihat dan mendengarkan sesuatu yang selama ini tak pernah dilakukan oleh orang tuanya. Waktu itu juga langsung keluar suara si anak dan mengatakan “ papa, mama maafkan saya, yang selama ini hanya merepotkan mama dan papa. Saya akan pergi dan tidak akan merepotkan mama dan papa lagi…”. Belum sempat orang tuanya menjawab permintaan maaf, si anak sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Akhirnya pasangan itu menjerit memanggil-manggil anaknya, dan tak percaya bahwa anaknya sudah tiada. Di saat itu juga kedua orang tuanya menyesal dan merasa bersalah yang sangat mendalam, lalu ia berteriak sekuat-kuatnya tanpa sadar. Menurut dokter pasangan ini mendapat sakit kejiwaan yang sulit untuk disembuhkan. Inilah yang dinamakan penyesalan tiada akhir, akibat ulah tangan sendiri, yang menyia-nyiakan anak sendiri yang seharusnya dijaga dan disayangi sebagai amanah dari Allah SWT.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar