Hujan Mengundang Rindu
Hujan Mengundang Rindu
Oleh : Zulfa Liswanti
Dari tadi siang, panas terik menemani bumi. Mata perih memandang langit. Suasana ruangan terasa panas. Kipas angin menyejukkan raga. Menunggu berakhirnya jam kerja. Bunga menikmati secangkir teh es. Segarnya menenangkan jiwa.
Dan hujan pun turun. Ingin sekali secepatnya sampai di kosan. Membeli makanan untuk kudapan malam. Saat hujan, rindu selalu tak bisa dibendung. Ingin rasanya berkumpul bersama ibu, ayah, nenek, kakek dan adik-adiknya. Mengobati rasa rindu, Bunga memutar lagu di hpnya.
Rindu takkan pernah pergi begitu saja. Selama hujan belum berhenti, rindu semakin menjadi-jadi. Terkenang masa kecil bermain air, menyambut air yang jatuh dari atap. Sambil bermain kejar-kejaran di halaman yang becek. Hujan selalu mengingatkan Bunga pada masa lalu. Terpatri di memori semua kisah. Menikmati jagung panggang dan goreng bakwan buatan ibu. Semoga saja bisa menikmati masakan ibu di kala cuti kerja tahun ini.
*
Tampunik, 27 Januari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang menginspirasi. Sukses selalu.
Rindu selalu datang pada saat yg spesial. Sabar yaa, Bunga. Semoga rindu segera terobati. Salam sukses, Ibu.
Prosais yang keren dan cadas. sehat selalu bunda Zulfa.