Luka yang Membekas
Luka yang Membekas
Oleh : Zulfa Liswanti
Setiap insan punya harapan dan cita-cita. Ingin bahagia sepanjang hidupnya. Walaupun sebagian manusia memang beruntung. Memiliki kehidupan serba wah dan bisa memenuhi semua keinginan. Pergi ke mana saja ada sopir pribadi. Namun tak semua orang bisa meraih impiannya.
Namun bahagia pada dasarnya bukan karena harta. Semua tergantung bagaimana kita menyikapi keadaan dan bisa menerima takdir, setelah usaha dan doa kita lakukan.
Namun hati iba ketika dapat cacian ataupun tak mendapatkan perhatian, meripakan hal yang lumrah. Hidup ini takkan selamanya di atas. Semua akan silih berganti. Mendidik lidah di semua keadaan mungkin lebih baik. Mensyukuri apapun bentuk nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Terkadang luka yang membekas, seharusnya menjadi motivasi. Jangan sampai berujung patah semangat. Pilu yang dialami jangan menjadi penghalang untuk bangkit. Sekalipun membekas di hati, semua itu untuk melatih diri agar tidak sombong maupun balas dendam. Nasib yang mungkin sudah berubah, sudah menggapai bintang, tak wajar untuk berbuat semena-mena.
*
Tampunik, 28 Februari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luka itu sakit, tapi bukan penghalang langkah untuk meraih impian. Tulisan yang inspiratif Bunda Zulfa. Salam sehat, sukses selalu.
Terima kasih Bu Fransisca. Salam sehat dan sukses selalu.
Inspiratif sekali Bu Zulfa. Salam sukses
Benar bu... Membaca ini membuat saya berurai air mata... Jadi teringat kisah makian orang hebat sama saya... Benar2 tidak mencerminkan seniornya dan wibawanya sebagai ibu hajah. Jadi sedih... Lidah memang tidak bertulang. Tp tajam menyayat hati.
Terima kasih Bu Indah. Salam sehat dan sukses selalu.