PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATAN KELINCAHAN MELALUI AKTIVITAS BERMAIN HALANG RINTANG
LAPORAN HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATAN KELINCAHAN MELALUI AKTIVITAS BERMAIN HALANG RINTANG ANAK TK CORDOVA INDONESIA
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2022/2023
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelincahan pada anak di TK Corodova Indonesia melalui aktivitas bermain halang rintang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dilakukan dalam dua siklus dengan tiga kali pertemuan, dan pada setiap pertemuan menunjukkan tahapan perkembangan proses pembelajaran kelincahan melalui aktivitas bermain halang rintang. Subyek penelitian adalah anak didik yang berjumlah 15 anak. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila mencapai 85%. Hasil data kegiatan dalam peningkatan kelincahan gerak pada kondisi awal anak yang mampu (BSH) hanya 2 anak atau 13,33% dari 15 anak dan yang belum mampu (BB dan MB) sejurnlah 13 anak atau 86,67%. Pada siklus I, anak yang mampu (BSH dan BSB) tentang kelincahan gerak sejumlah 10 anak atau 66,67% dan yang belum mampu (BB dan MB) sejumlah 5 anak atau 33,33%. Selanjutnya pada siklus II, anak yang mampu (BSH dan BSB) sejumlah 14 anak atau 93,33% dan yang belum mampu 1 anak atau 6,67%. Melihat hasil tersebut peneliti memutuskan untuk perbaikan berhenti pada siklus II.
Kata kunci: kelincahan, aktivitas bermain, halang rintang
PENDAHULUAN
Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk dari program pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan anak usia dini bagi anak berusia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pasal 28 ayat 3, yang menyatakan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) merupakan taman pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, yang bertujuan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi, baik psikis maupun fisik Pendidik di Taman kanak-kanak berusaha membantu meletakkan dasar dan mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak yaitu kognitif, sosial emosional, bahasa, fisik motorik, nilai-nilai agama dan moral yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Seperti yang dikemukakan Husein (Sumantri, 2005:3) anak usia dini berada pada masa lima tahun pertama yang disebut The Golden Years yang merupakan masa emas perkembangan anak. Anak-anak pada masa ini memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan serta mengoptimalkan segala aspek-aspek perkembangannya. Dari berbagai aspek-aspek perkembangan yang ada salah satunya adalah aspek motorik. Menurut Hurlock (Endang Rini, 2007:14) perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.
Aspek perkembangan motorik yang penting untuk dikembangkan adalah motorik kasar. Motorik kasar memacu kemampuan anak saat beraktivitas dengan otot-otot besarnya, seperti lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif (Endang Rini, 2007:68). Seperti yang telah diuraikan bahwa motorik kasar merupakan aktivitas yang melibatkan gerakan otot-otot besar. Menurut Bouchard dkk (Wira Indra Satya, 2008:17) komponen motorik yang berpengaruh terhadap tujuan mencapai kebugaran jasmani dibagi dalam 4 faktor utama terdiri dari kelincahan, keseimbangan, koordinasi dan kecepatan gerak. Kemampuan-kemampuan ini dapat dikembangkan melalui kegiatan kegiatan seperti bermain, sepak bola, tangkap bola, lari estafet, lari halang rintang dan berbagai macam kegiatan lainnya.
Dari berbagai kemampuan diatas salah satu kemampuan yang penting adalah kelincahan. Kelincahan merupakan suatu kemampuan untuk merubah arah dengan cepat dan efektif sambil bergerak atau berlari hampir dengan kecepatan penuh (James A. Baley, 1986:61). Sejalan dengan pemikiran tersebut Sukadiyanto (2010:85) menyatakan bahwa kelincahan merupakan perpaduan dari unsur kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi. Pada anak usia dini kemampuan kelincahan ini perlu dikembangkan secara optimal, dikarenakan kemampuan ini akan mempengaruhi perkembangan kemampuan-kemampuan lain pada tahap selanjutnya.
Dari hasil pengamatan awal yang dilakukan peneliti diperoleh bahwa aspek kelincahan anak di TK Cordova Indonesia masih belum optimal. Dari 15 anak ada 13 anak yang masih terlihat mengalami kesulitan apabila melakukan gerakan-gerakan mengubah arah gerak tubuh dalam waktu yang relatif singkat. Kegiatan pembelajaran yang telah tertera dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah menjadi kesepakatan bersama oleh para pendidik khususnya untuk mengembangkan kelincahan kurang diminati oleh anak. Selama ini aktivitas motorik kasar anak khususnya kelincahan anak lebih banyak dilakukan secara terintegrasi dengan kemampuan dasar lainnya. Anak cenderung bosan dengan kegiatan pembelajaran yang disusun untuk mengembangkan kelincahan karena kegiatan pembelajaran tersebut belum bervariasi.
Bentuk kegiatan pembelajaran tersebut adalah berlari pada jarak 30 meter tanpa ada variasi permainan didalamnya. Disisi lain kegiatan bermain di Taman Kanak-kanak masih belum optimal dalam penggunaannya dan hanya sebagai kegiatan tambahan, sehingga belum ada program kegiatan yang terstruktur. Selain itu, guru dalam memberikan contoh dalam kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya optimal, sehingga anak anak dalam melakukan kegiatan tersebut mengalami kesulitan. Oleh karena itu untuk mengembangkan kelincahan perlu adanya suatu kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak dengan keterlibatan guru secara optimal. Salah satu bentuk kegiatan untuk mengembangkan kelincahan adalah dengan aktivitas bermain halang rintang. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk permainan.
Menurut Mochamad Djumidar (2004:38) halang rintang merupakan kegiatan jasmani yang berbentuk gerak lari atau berlari melalui rintangan. Aktivitas bermain halang rintang akan mendorong kebutuhan anak secara aktif berinteraksi dan terlibat dengan lingkungan fisiknya. Aktivitas bermain halang rintang juga dapat meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan kelentukan (Mochamad Djumidar, 2004:38). Melalui aktivitas bermain halang rintang anak berkesempatan untuk memperkaya gerakan-gerakannya seperti berbagai gerakan dengan tangan, kaki, kepala, atau bagian tubuh lain yang melibatkan otot besar maupun otot kecil anak sehingga memungkinkan anak secara penuh mengembangkan kemampuan fisik motoriknya khususnya dalam hal ini kelincahan anak.
Dari penjelasan sebagaimana latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang muncul diantaranya :
1. Kelincahan anak yang belum berkembang dengan baik.
2. Penggunaan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan kelincahan anak yang belum bervariasi.
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas dapat disimpulkan rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kelincahan melalui aktivitas bermain halang rintang anak TK Cordova Indonesia Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimana peningkatan kelincahan melalui aktivitas bermain halang rintang anak TK Cordova Indonesia Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023?
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran kelincahan melalui aktivitas bermain halang rintang anak TK Cordova Indonesia Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023.
2. Mengetahui peningkatan kelincahan melalui aktivitas bermain halang rintang anak TK Cordova Indonesia Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023.
KAJIAN PUSTAKA
1. Kelincahan Anak Usia 4-5 Tahun
Anak usia 5-6 tahun merupakan masa peka yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang dapat memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat (Tim Penyusun Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, 2010 :1).
Menurut Bouchard dkk (Wira Indra Satya, 2008:17) komponen motorik yang berpengaruh terhadap tujuan mencapai kebugaran jasmani dibagi dalam 4 faktor utama terdiri dari kelincahan, keseimbangan, koordinasi dan kecepatan. Salah satu komponen motorik yang penting untuk dikembangkan adalah kelincahan, karena setiap kegiatan baik yang bersifat permainan, perlombaan selalu memerlukan unsur kelincahan didalamnya. Kelincahan merupakan salah satu unsur yang sangat diperlukan pada semua aktivitas jasmani. Menurut Mochamad Sajoto (1995: 55) kelincahan adalah kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain, yaitu suatu kemampuan untuk merubah posisi badan secara tepat dan cepat.
Berdasarkan uraian di atas bahwa kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dari posisi tubuh maupun melewati lawan tanpa harus kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Bentuk kelincahan dalam motorik kasar adalah melalui aktivitas berjalan, berlari, meloncat. Secara garis besar kelincahan dibedakan menjadi beberapa jenis. Menurut Moh. Gilang (2006:59) kelincahan dibedakan menjadi: a) kelincahan umum, dan b) kelincahan khusus. Kelincahan umum adalah kelincahan seseorang untuk menghadapi olahraga pada umumnya dan menghadapi situasi hidup dengan lingkungan (Moh. Gilang, 2006:59). Menurut Moh. Gilang (2006:59) kelincahan khusus adalah kelincahan seseorang untuk melakukan cabang olahraga khusus yang dalam cabang olahraga lain tidak diperlukan (akrobat, loncat indah, bola voli, dan softball). Salah satu bentuk kelincahan khusus adalah pada bola voli hal ini terlihat ketika pemain mampu melakukan passing atas atapun bawah, atau melakukan smash. Sedangkan dalam permainan sepak bola terlihat ketika pemain mampu melakukan mengubah arah dari posisi tubuh pada saat membawa bola maupun saat melewati lawan.
Menurut Bompa (1999:368) kecepatan ditunjukan dari perbandingan antara jarak dan waktu. Sejalan dengan pemikiran tersebut Wira Indra Satya (2006:15) kecepatan merupakan kemampuan anggota-anggota tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berturut-turut dan berkesinambungan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Selanjutnya Sukadiyanto (2010:207) fleksibilitas mengandung pengertian yaitu luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sejalan dengan pemikiran tersebut Richard (2013:50) menjelaskan bahwa fleksibilitas adalah rangkaian gerakan dalam sebuah sendi. Unsur fleksibilitas sangatlah penting dalam pembelajaran motorik karena fleksibilitas merupakan faktor kemampuan gerakan badan yang dilakukan oleh seseorang (Richard, 2013:50).
2. Permainan Halang Rintang
Aktivitas bergerak (moving) dan bersuara (noise) menjadi sarana dalam proses pembelajaran yang efektif bagi anak. Kelincahan diperlukan pada perkembangan anak dan dapat dikembangkan melalui kegiatan yang bersifat permainan. Anak usia dini khususnya anak usia TK masih menyukai kegiatan bermain. Menurut Vygotsky (Mayke, 2001:10) bermain bersifat menyeluruh, dalam pengertian selain untuk perkembangan kognisinya bermain juga mempunyai peran penting bagi perkembangan sosial dan emosi anak. Bermain bagi anak merupakan salah satu cara untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan. Dapat dianalogikan bahwa bermain dapat menjadi sebuah praktik dari teori sosialisasi dengan lingkungan anak. Melalui bermain anak akan mempelajari gerak, baik gerak kasar ataupun gerak halus. Bermain juga dapat menyeimbangkan motorik kasar seperti melalui kegiatan berlari, melompat atau duduk, serta juga mampu menyeimbangkan motorik halus anak. Selain itu dengan bermain, anak akan merasa senang, rasa senang inilah yang akan menstimulasi syaraf-syaraf otak anak untuk saling berhubungan.
Menurut Samsudin (2007:21) agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, anak TK memerlukan aktivitas fisik yang cukup dalam berbagai bentuk bermain yang bersifat memacu penggunaan otor-otot besar, permainan yang sederhana, mencoba-coba, mengembangkan kerja sama, menggunakan sarana bermain dengan ukuran besar yang bervariasi. Selanjutnya menurut Bettleheim (Mayke, 2001:60) permainan dan olah raga adalah kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratan-persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan. Menurut Mayke (2010:60) olah raga selalu berupa kontes fisik sedangkan permainan bisa berupa kontes fisik atau juga kontes mental. Pada umumnya kontes yang dilakukan oleh anak-anak umumnya tergolong pada permainan. Permainan yang dapat meningkatkan kelincahan salah satunya adalah permainan halang rintang.
Menurut Mochamad Djumidar (2004:38) halang rintang merupakan kegiatan jasmani yang berbentuk gerak lari atau berlari melalui rintangan. Sejalan dengan pemikiran tersebut Carr (2003:105) menjelaskan bahwa halang rintang berasal dari lari cross-country, dan halang rintang merupakan kombinasi dari lari jarak jauh, lari gawang, lari gawang,dan water jump. Dalam KBBI lari halang rintang merupakan lomba lari dengan berbagai rintangan (Tim, 1990). Selanjutnya permainan halang rintang merupakan pengalaman langsung yang efektif dilakukan anak usia dini dengan atau tanpa alat permainan yang dapat menghasilkan pengertian atau informasi, memberi kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak (Sujiono, Yuliani : 2010).
Permainan halang rintang ini dapat menggunakan berbagai macam media sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Contoh media yang dapat digunakan dalam permainan halang rintang ini adalah tali, kardus, simpai, balok, bola, dan berbagai media lain yang ada dilingkungan anak-anak. Melalui kegiatan permainan halang rintang ini anak-anak dapat terstimulasi aspek perkembangan motorik kasar terutama dalam hal ini kelincahan. Karena melalui permainan, pembelajaran yang diberikan oleh pendidik akan jauh lebih bermakna bagi anak. Anak akan merasa senang melakukan permainan halang rintang karena dunia mereka adalah dunia bermain, sehingga kemampuan kelincahan anak yang belum berkembang dapat distimulasi agar dapat berkembang dengan optimal.
Permainan halang rintang melalui kotak atau boxs berupa kegiatan berlari pada jarak tertentu melewati rintangan berupa kotak atau boxs yang telah disusun oleh guru. Selanjutnya adalah permainan halang rintang melalui bangku swedia. Permainan halang rintang melalui bangku swedia juga memiliki konsep bermain yang sama dengan permainan halang rintang melalui balok-balok dan kotak atau boxs, perbedaannya hanyalah media yang digunakan yaitu bangku swedia. Permainan halang rintang dengan media bangku swedia biasanya dilakukan oleh anak-anak pada tingat sekolah dasar. Berikutnya, permainan halang rintang melalui gawang-gawang atau lebih dikenal lari gawang. Lari gawang juga memiliki konsep yang hampir sama dengan permainan halang rintang melalui balok-balok dan permainan halang rintang lainnya perbedaannya adalah pada media yang digunakan yaitu gawang-gawang. Permainan halang rintang melewati gawang biasanya dilakukan oleh anak-anak pada tingkat sekolah dasar.
Permainan halang rintang dapat berbentuk 1) lari rintangan melalui tali, 2) lari rintangan melalui balok-balok, 3) lari rintangan melalui bola-bola yang tersusun, 4) lari rintangan melalui kotak atau boxs, 5) lari rintangan melalui bangku Swedia, 6) lari rintangan melalui gawang-gawang. Permainan halang rintang ini memiliki manfaat bagi peningkatan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan kelentukan serta psikologis anak.
Adapun langkah-langkah dalam permainan halang rintang secara umum adalah : 1) mengajarkan pada anak untuk mendekati semua rintangan sehingga kontak antara kaki dan rintangan terjadi pada sudut yang tepat (Carr, 2003:106), 2) menambah kecepatan lari ke arah rintangan (Carr, 2003:110), 3) anak harus melewati semua rintangan yang disediakan dengan tetap memacu kecepatan (Mochamad Djumidar, 2004:50).
Pendidik mengajarkan pada anak untuk mendekati semua rintangan, ini dimaksudkan sebagai pengenalan anak terhadap media-media yang digunakan dalam permainan halang rintang, tata cara permainan halang rintang sehingga nantinya anak-anak paham tentang cara dan benda-benda apa saja yang harus dihindari. Pemain hendaknya selalu menambahkan kecepatan lari ke arah rintangan, hal ini dimaksudkan agar anak mampu menyelesaikan permainan halang rintang dengan cepat, selain itu juga melatih keberanian anak akan hal-hal baru disekeliling anak. Anak harus melewati rintangan yang disediakan dengan tetap memacu kecepatan, ini dimaksudkan pemain harus selalu mengontrol kecepatannya agar cepat menyelesaikan permainan halang rintang tersebut.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kelincahan anak yaitu dengan adanya suatu kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Salah satunya adalah dengan melalui aktivitas bermain halang rintang, karena dalam permainan ini kemampuan motorik yang menunjang terhadap pelaksanaan permainan yang dapat dikembangkan salah satunya adalah kelincahan. Oleh karena itu kegiatan ini sangat cocok digunakan untuk mengembangkan kelincahan. Permainan halang rintang merpakan bentuk aktivitas dengan melibatkan gerak berlari melalui rintangan. Melalui permainan ini diharapkan dapat menjadi kegiatan variatif dalam mendukung perkembangan motorik kasar khususnya kelincahan anak di TK Corodova Indonesia .
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini berangkat dari permasalahan di TK Cordova Indonesia Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023 dimana kelicahan gerak anak belum berkembang secara optimal. Dengan demikian diperlukan upaya untuk meningkatkan kelicahan gerak adalah dengan aktivitas bermain halang rintang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kelicahan gerak siswa kelompok TK Cordova Indonesia Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023. Penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah tindakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dimana tindakan tersebut dianggap sebagai cara yang tepat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam siklus I diperoleh data siswa yang belum berkembang (BB) sejumlah 1 siswa atau 6,67%, siswa yang mulai berkembang (MB) sejumlah 4 siswa atau 26,67%, yang berkembang sesuai harapan (BSH) sejumlah 8 siswa atau 53,33%, yang berkembang baik sekali (BSB) sebanyak 2 siswa atau 13,33%. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang sudah tuntas baru 66,67% atau 10 siswa dari jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 15 sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama belum sesuai dengan kriteria persentase ketuntasan dalam belajar sebesar 85% dari jumlah seluruh siswa, maka pelaksanaan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II.
Pada pelaksanaan siklus II diperoleh data anak yang mulai berkembang (MB) sebanyak 1 anak atau 6,67%, anak yang berkembang sesuai dengan harapan (BSH) 3 anak atau 20% dan yang berkembang sangat baik (BSB) 11 anak atau 73,33%, sehingga angka kriteria persentase kentuntasan dalam belajar siswa adalah sebesar 93,33%. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang sudah tuntas sebesar 93,33% atau 14 siswa dari jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 15 sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama belum sesuai dengan kriteria persentase ketuntasan dalam belajar sebesar 85% dari jumlah seluruh siswa, maka berdasarkan hasil tersebut di atas, sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan, sehingga peneliti memutuskan untuk perbaikan pembelajaran dihentikan pada siklus II
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis mengenai peningkatan kelincahan gerak melalui permainan halang rintang di TK Cordova Indonesia dapat disimpulkan bahwa:
Langkah pembelajaran pada aktivitas bermian halang rintang adalah guru menyiapkan desain aktivitas bermain halang rintang terdiri dari permainan halang rintang dengan modifikasi zigzag run, shuttle run, dan boomerang run. Langkah bermain halang rintang dengan modifikasi zigzag run yaitu anak berlari secara zigzag melewati rintangan. Selanjutnya, bermain halang rintang dengan modifikasi shuttle run dapat dilakukan dengan langkah-langkah (1) anak berlari bolak-balik dengan melewati rintangan, (2) anak berlari bolak-balik secara zigzag dengan melewati rintangan. Bermain halang rintang dengan modifikasi boomerang run dilakukan dengan berlari dari satu titik ke titik yang lain secara melingkar. Pada siklus I dilakukan secara individu sedangkan pada siklus II dilakukan secara kompetisi serta pemberian reward. Penelitian ini dihentikan pada siklus kedua karena pada siklus ini sudah terlihat peningkatan kelincahan pada anak dan terjadi perubahan dalam proses pembelajaran motorik kasar di kelompok B2 TK Datu Beru.
Hasil data kegiatan dalam peningkatan kelincahan gerak pada kondisi awal anak yang mampu (BSH) hanya 2 anak atau 13,33% dari 15 anak dan yang belum mampu (BB dan MB) sejurnlah 13 anak atau 86,67%. Pada siklus I, anak yang mampu (BSH dan BSB) tentang kelincahan gerak sejumlah 10 anak atau 66,67% dan yang belum mampu (BB dan MB) sejumlah 5 anak atau 33,33%. Selanjutnya pada siklus II, anak yang mampu (BSH dan BSB) sejumlah 14 anak atau 93,33% dan yang belum mampu 1 anak atau 6,67%. Melihat hasil tersebut peneliti memutuskan untuk perbaikan berhenti pada siklus II.
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian, berikut merupakan saran-saran sebagai upaya dalam meningkatkan kelincahan gerak pada anak.
1. Bagi Guru atau Praktisi TK
1. Dalam pembelajaran motorik kasar khususnya untuk meningkatkan kelincahan aktivitas bermain halang rintang dapat diterapkan.
2. Bagi lembaga penyelenggaraan program TK/PAUD
a. Sekolah dapat memfasilitasi pembelajaran yang mendukung untuk peningkatan kelincahan gerak anak.
b. Sekolah hendaknya menyelenggarakan pelatihan dan kemampuan bagi para pendidik dalam pembelajaran untuk meningkatkan kelincahan gerak anak.
c. Sekolah dapat menerapkan kegiatan melipat dengan menggunakan kertas koran bekas sebagai alternatif kegiatan untuk peningkatan kelincahan gerak anak secara optimal.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Penerapan aktivitas bermain halang rintang dapat dipakai sebagai referensi bagi penelitian terkait dengan aspek-aspek perkembangan anak.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar