Aku Bukannya Takut Pada Hujan
Aku bukannya takut pada hujan
Aku tahu turunnya adalah keberkahan
Jiwaku hanya nelangsa
Pada melodi sepi yang ia bawa
Aku bukannya takut pada hujan
Aku tahu ia adalah rahmat
Hanya saja rintiknya memanggil kembali memori
Yang tidur dalam kubangan luka masa lalu
Aku bukannya takut pada hujan
Aku hanya tak sabar menunggu ia berhenti bersenandung sepi
Membasahi kembali luka yang menganga
Perih dalam setiap helaan nafas
Aku bukannya takut pada hujan
Aku tahu rintiknya tak akan menyakitiku
Aku hanya takut
pada apa yang datang bersamanya
Sosok laksana kilauan kilat,
Yang datang tak secerah rupanya,
Jika ia bersikap ramah padaku,
Aku tak bisa memilih,
Antara tersakiti atau binasa,,
Berau, 16 Juni 2021 | 14:48
#tantangangurusiana
#tagur26
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terimakasih pak Dede Saroni. Salam literasi
Keren Ibu. Aku bukannya takut pada hujan, sebab hujan menghadirkan kenangan kita yang menjadi landasan cinta kita sekarang. Sukses selalu ya Bu. Salam sehat selalu.
Hujan memang identik dengan kenangan. Terimakasih bu Anni.
Indah dan menarik puisinya ibu guru. Penuh nuansa reflektif. Salam kenal dan salam literasi
Terimakasih pak. Salam kenal dan salam literasi