Hantu Masuk Pondok (Part 4)
Tampaknya aku membuat kacau di waktu yang salah. Teriakanku membuat para santri terpaksa harus berhenti mendengkur.
"Mana hantunya ?" Tanya Mayang penasaran.
"Diii saaa na" Nafasku masih tersengal-sengal karena berlari menaiki anak tangga.
Mayang mencari disekitarnya. "Disana mana?"
Tanganku menunjuk ke lantai bawah. "Disana di ruangan laundry"
"Yang bener?" Sahut sahabatku Hikmah.
"Jangan-jangan Mbah Surti balik lagi karena kangen sama pondok." Lanjut Mayang
"Ngaco aja sih. Orang meninggal itu ya sudah beda alam sama kita. Gak ada tuh, dia balik lagi ke sini tau gak. Ada juga jin yang nakut-nakutin." Tegasku
"Nah kamu tahu. Ngapain lari tadi?" Cecar Hikmah padaku.
"Aku kaget saja, itu kan ruangan kosong." Aku coba membela diri. Padahal sebenarnya memang takut sih.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Ustadzah Zainab muncul diantara kerumunan para santri.
"Katanya Karin ada hantu di ruangan laundry Ustadzah." Salah satu santri menyahut diantara kerumunan.
"Bener Karin?"
"Tadi saya dengar ada tangisan dari dalam ruangan laundry Ustadzah. Setelah itu tiba-tiba ada sosok tinggi putih keluar dari sana."
"Perhatikan untuk semua santri. Kalau kalian masih takut dengan hantu, keimanan kalian masih dipertanyakan. Al Qur'an yang kalian hafalkan berarti belum masuk ke dalam dada. Faham?"
"Faham Ustadzah!" Jawab santri serentak.
* * *
Aku masih penasaran dengan apa yang aku lihat tadi malam. Tidak mungkin aku salah melihat dan salah mendengar. Akan kupastikan lagi nanti malam. Harus ada saksi yang pergi bersamaku. Mungkin Mayang dan Hikmah bisa diajak kerjasama.
"Mayang, Hikmah. Sini!"
"Kenapa Rin?"
"Aku punya misi rahasia."
"Yang benar? Misi apa?" Tanya Hikmah antusias.
"Nanti malam aku mau mergokin hantu itu. Tapi aku perlu bantuan kalian. Mau gak?"
"Aku gak mau ah. Aku mah takut say hai sama hantu. Ihhhhh" Mayang tidak setuju dengan ideku.
"Aku mah ayo. Apaan sih Mayang, gak ingat pesan Ustadzah. Hantu itu bisa kalah bahkan hanya dengan Ta'awuz asal diucapkan dari hati yang yakin." Jelas Hikmah.
"Wihh tumben kamu cerdas." Ledekku dengan wajah terpukau.
" Baiklah aku ikut." Mayang tampak pasrah.
* * *
Kami mengendap keluar kamar di jam 2 dini hari. Tepat di jam yang sama kemunculan hantu itu kemarin malam. Hikmah dan Mayang turut serta bersamaku.
Aku penasaran, kenapa kemunculan hantu itu tepat saat Mbah Surti meninggal dunia. Apa ini cuma kebetulan? Atau memang ada kaitannya dengan kematian Mbah Surti.
Bersambung...
Berau, 30 Mei 2021
#BelajarMenulis
#TantanganGurusiana
#TagurHariKe-09
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar