Zulmasri Kampai

Zulmasri lahir di desa Padang Panjang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, 11 Januari 1971. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Andalas Padang, lalu hi...

Selengkapnya
Navigasi Web
DAHONO

DAHONO

Namanya Dahono. Nama yang tidak terlalu panjang, tetapi juga bukan yang terpendek. Beberapa nama siswa saya malah ada yang namanya hanya terdiri dari 4 huruf, misalnya Andi, Riah, atau Agus.

Sebagaimana siswa lainnya, Dahono juga menjalani kegiatan belajarnya. Berangkat pagi (terkadang telat), lalu pulang pada saatnya (beberapa kali pernah bolos). Di kelasnya (kelas IX) ia malah dipercaya temannya sebagai ketua kelas.

Alhamdulillah, selama belajar dengan saya, ia tidak pernah berbuat yang aneh. Tingkat kenakalannya seperti baju yang dikeluarkan atau terlambat hadir di kelas, masih bisa saya tolerir.

Beberapa kali saya mendapat laporan dari guru-guru lainnya, yang mengatakan ia termasuk anak yang nakal. Entahlah, dengan saya dan menurut saya, kenakalannya masih wajar.

Tahun lalu ia menamatkan bangku SMP. Hasil ujian nasional yang dicapainya pun termasuk tidak mengecewakan. Tiga hari yang lalu saya bertemu dengannya.***

Mungkin tak ada yang istimewa darinya. Tapi setahun yang lalu, saat Ujian Nasional diumumkan, saya sempat terpana. Di saat siswa lainnya berteriak kegirangan karena dinyatakan lulus, di saat teman-temannya merayakan kelulusan dengan mulai melakukan aksi coret-coretan di baju, Dahono tidak kelihatan. Namun saat saya mulai berjalan dari kelas menuju kantor, saya terpana di depan mushola sekolah. Saya bertemu Dahono. Ia sedang membersihkan mushola, menyapu dan mengepel lantainya.

Sendirian. Disaksikan beberapa teman dan orang tua siswa lainnya.

Keterpanaan saya tidaklah lama, berubah menjadi tanda tanya. Gerangan apakah kesalahan yang telah dilakukannya, sehingga ia harus ‘dihukum’ membersihkan mushola?

Keingintahuan saya pun kemudian terjawab. “Dia membayar nazarnya, Pak,” jawab beberapa siswa yang saya tanya. “Apabila lulus ujian, kegiatan pertama yang akan dilakukannya adalah membersihkan mushola.”

Dari jawaban temannya itu saya hanya geleng-geleng kepala. Kelulusan yang diterimanya tidak dirayakan langsung dengan lonjakan kegirangan, atau aksi corat-coret baju, melainkan membersihkan rumah Allah dan kemudian sujud menghambakan diri sebagai ungkapan terima kasih.

Bagi saya, kejadian yang sederhana itu tetap membekas di hati. Apalagi pada saat hasil UN untuk SMP yang akan diumumkan. Dahono telah menjadi sosok lain. Ia telah mengajarkan kepada saya bagaimana menghadapi sebuah kemenangan, sebuah keberhasilan. Suatu kejadian sederhana, tapi langka, karena itu baru sekali terjadi selama saya menjalani profesi sebagai guru.***

Andai saja banyak siswa bisa berpikir positif dan kreatif, bisa dibayangkan wajah Indonesia di depan mata seperti apa. Kalau saja banyak yang melakukan hal terbaik, bersyukur dengan cara yang benar, tentulah kian sumringah wajah negeri ini.

Namun begitulah. Momen kelulusan masih banyak yang disalahtafsirkan sebagai ungkapan dari kemenangan atau keberhasilan. Padahal dalam agama Islam misalnya, contoh mengungkapkan kebahagiaan atas sebuah kemenangan atau keberhasilan sudah jelas. Idul Fitri dan Idul Adha adalah dua momen kemenangan dalam agama Islam. Kemenangan atau ungkapan keberhasilan di kedua hari raya itu diiringi dengan lantunan takbir, dilanjutkan dengan salat.

Bila saja, anak-anak Indonesia diberi pemahaman akan hal ini, tentulah kita tidak melihat aksi ugal-ugalan para siswa yang merayakan kemenangan atau keberhasilan UN di jalan raya. Tentu kita tidak mendapatkan para siswa dengan penuh coreng-moreng beraksi dengan motor, balapan dan mengganggu pengguna jalan lainnya.

Bagaimana menurut pembaca?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa Dahono. Telah memiliki karakter kuat di masa mudanya. Menjadi bekal kelak di masa dewasa.

24 Jun
Balas

Benar Pak Yudha. Saya sendiri kalau sdh seperti ini malah hrs belajar lagi

24 Jun

Balance. Itulah kesan sy pd Dahono. Tidak berlebihan mengungkapkan kebahagiaan saat berbahagia. Pun tidak akan tersungkur dlm kesedihan saat bersedih. Adanya pilihan sikap positif. Luar biasa. Langka mendapati anak yg bisa menentukan sikap seperti dia.

24 Jun
Balas

Yg luar biasa bagi saya adalah anak kls 9 SMP sudah bisa menentukan langkah terbaik bagi dirinya. Seusai mbersihkan mushola dan sujud syukur, ia tak ikut aksi corat coret, melainkan menemui para guru, salaman dan mengucapkan terima kasih telah dibimbing

24 Jun

Wow. Cerdas spiritualnya dahono yg mendominasi...bangga

24 Jun
Balas

Benar Bu dan itu akan selalu teringat sebagai bagian dari aktivitas keguruan saya

25 Jun

Sekecil Dahono sudah mampu berjanji kepada Allah dan menepatinya. Pemuda sholeh calon surga.

24 Jun
Balas

Aamiin

25 Jun

Dahono telah belajar menjadi orang yang tahu arti menepati janji.

26 Jun
Balas

Catatan lama yang saya kopi paste dan muat di blog ini

24 Jun
Balas



search

New Post