Zulmasri Kampai

Zulmasri lahir di desa Padang Panjang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, 11 Januari 1971. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Andalas Padang, lalu hi...

Selengkapnya
Navigasi Web
J e n u h

J e n u h

Pernah merasa jenuh?

Rasa jenuh biasanya muncul akibat rutinitas yg dilakukan secara berulang.

Di tempat bekerja, seorang rekan berkeluh kesah. “Saya jenuh,” ujarnya.

Ia kemudian bercerita lebih jauh, betapa hari-hari dilalui dg amat membosankan.

Sebenarnya ia seorang guru yg baik. Sepuluh tahun diabdikan dirinya untuk mendidik dan membina anak-anak di desa terpencil, di sebuah SMP yg berdiri tahun 1998 di daerah pebukitan.

Ia tinggal dekat sekolah. Pagi berangkat, mengecek guru yg tidak hadir, masuk kelas dan memberi tugas kepada anak-anak yg gurunya tidak/belum hadir, dst. Apalagi di saat musim hujan sekarang, adakalanya ia menghadapi anak-anak sendirian.

Memang diakui, untuk mencapai sekolah, guru-guru yg lain harus naik motor 20 km atau lebih, melewati jalanan menanjak, berliku, dan kadang licin. Kalau hujan sudah turun pagi hari, dapat dipastikan banyak guru yg tidak berangkat.

“Saya jenuh,” ucapnya berulang-ulang.

Saya teringat cerpen “Yang Berkelebat di Balik Etalase” karya Bre Redana.Yang membikin individu terkucil dan kesepian bukan hanya keacuhan sebuah masyarakat, kereta bawah tanah yg dingin, dan mulut-mulut yg terkunci rapat di balik tubuh yg mengkerut di balik overcoat. Jurang antara kata dan tindakan lebih tragis dibanding sebab-musabab apa pun yg bisa membuat manusìa terkucil dari masyarakatnya, bahkan terkucil dari dirinya sendiri.

“Saya tidak merasa terkucil dan kesepian,” bantahnya.

Saya hanya tersenyum sambil meraih kumpulan puisi yg pernah saya tulis. Saya pilih sebuah puisi dan menyerahkan padanya.

Catatan yang Tak Pernah Selesai

dan akhirnya adalah kejenuhanrutinitas kerja yang itu ke itu saja(sementara kau masih bertanya tentang tangistentang hujan, embun, dan cahaya bulan di riak danau)meski kutahuhari-hari begitu banyak berubah

tak pernah kubermimpi dan berharap darimumeski kumengerti, kau bukan yg dulu lagipolusi membuatmu mabuk, dan jam hanyalahdetakan waktu yg tak pernah selesai(masihkah kau setia menyimpan surat-suratyg pernah kukirimkan?)walau kutahu, kau tak pernah butuh itu

menjalani hari-hari panjang, tak pernahkuingin damba yg muluktentang cinta atau rumah tangga ygkelak kita bangunsebab kita percaya cuacayg senantiasa berubahdan di antara kenyataan yg kita temukantiada satu pun yg dapat mengobati lukadi sepanjang rasa jenuh dari rutinitas kerja

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Solutif untuk menepis jenuhnya pak. Saya terinspirasi.

01 Jul
Balas

Jenuh itu jika yang kita rencanakan tdk sejalan dg realitanya, atau kesulitan menggabung idealisme dan pelaksanaannya. Itu versi jenuh saya..he he

01 Jul
Balas

Siip, bisa juga. Yang penting, saat jenuh datang harus ada obat yang cesplang. Bukan tablet atau pil tentunya. He he

01 Jul

perlu rekreasi Pak, he..he

01 Jul
Balas

Nah, ini salah satu solusi terbaik

01 Jul

Jangan jenuh dong. Saya menunggu karya pak Zul berikutnya.

01 Jul
Balas

Puisinya kereen Pak.

01 Jul
Balas

Boleh pesan bu. He he

01 Jul

Terima kasih Kang, pasti banyak solusi saat jenuh menghampiri

01 Jul
Balas



search

New Post