Zulparis,S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU INSFIRATIF

GURU INSFIRATIF

GURU INSPIRATIF

Penulis : Zulparis,S.Pd.I (Guru SD Negeri 005 Koto Perambahan)

Disebuah Pondok Pesantren yang jauh dari ibu kota Provinsi, terdapat seorang guru yang sangat inspiratif dia bernama Umar Hadi dengan kunya (panggilan lain) Abu Huzhifah

Pondok Pesantren yang dimaksud adalah Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Kampar yang berdiri tahun 2011, pada awalnya pondok ini adalah pondok yang menompang di rumah salah seorang warga Koto Perambahan yaitu Ibu Sida Rahimahallah (mudah-mudahan Alloh merahmatinya)

Poto Dulu Sekarang

Ketika pengurus Yayasan yang saat itu dinakodai oleh bapak Misalim, S.Pd, tentu tidak terlepas dari keberadaan sosok seorang guru sebab tanpa sosok seorang guru sebuah pondok tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Maka dengan cekatan para pengurus yayasan menjaring para guru ini mulai dari tamatan lokal, nasional dan internasional, ketika itu pondok membutuhkan 2 orang guru tetap dan tiga guru bantu, hasil dari penjaringan yang dilakukan yayasan saat itu dapat guru pada saat itu sebagai berikut :

Zulparis,S.Pd.I, alumni IAIN Sultah Syarif Qosim Pekanbaru

Drs. Syarkawi alumni IAIN Sultah Syarif Qosim Pekanbaru

Rubaina alumni PP Darun Nahdho Bangkinang

Inda Rahma alumni PP Ad-Dar Salafiyyah Bukit Sembilan

Umar Hadi alumni PP Bina Madani Bogor

Dari kelima guru di atas semuanya memiliki kisah masing masing yang bisa kita jadikan inspiratif yang patut kita tulis, namun pada edisi ini kita ingin menuangan kisah inspiratif Ustad. Umar Hadi.

Ustad Umar Hadi adalah anak ke empat dari lima bersaudara, beliau lahir di Kulon Progo tanggal 17 September 1992, pendidikannya adalah :

Sekolah Dasar Negeri Madigondo Wetan selama enam tahun

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yaitu di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Gedong selama tiga tahun

Kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Bina Madani Bogor selama tiga tahun

Pendidikan ustad Umar Hadi bukanlah S.1, bukan S.2 atau S.3 tapi kerena beliau mau belajar secara otodidak beliau bisa menyamai guru-guru yang S.1 di Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Kampar.

Kemudian melalui komunikasi HP dengan Abu Sa’ad (salah seorang guru Pondok Pesantren Ummu Sulaim Pekanbaru), akhirnya Umar Hadi mendarat di bandara SSK Pekanbaru, ketika itu dia dijemput oleh ustad Zulparis, ustad Irfan Razali dan yang punya mobil Agustar.

Pengalaman unik yang kami temukan ketika menjemput Umar Hadi adalah ketika kami membawa beliau makan, mengingat beliau orang jawa maka kami membawanya makan di rumah makan orang Jawa, ternyata beliau ngak begitu suka dengan yang manis-manis, beliau lebih suka yang pedas-pedas.

Sesampainya di lokasi Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Kampar, orang-orang kampung menyambutnya dengan hangat, layaknya mereka mendapat anak baru, guru baru, dan tetangga baru.

Sebagai orang baru di daerah Desa Koto Perambahan, kami dengan Umar Hadi pergi mengunjungi salah seorang Buya (Kiyai kalau di Jawa) di Pondok Pesantren ad-Dar Salafiyyah di daerah Bukit Sembilan yaitu Buya Zamzami Nas hafidzohullahu ta’ala yang mana beliau adalah mudir/kepala Pondok Pesantren ad-Dar Salafiyyah, mereka berbincang-bincang dengan akrabnya sekali-kali dengan bahasa Arab

Ketika tahun ajaran dimulai tepatnya bulan Juli 2011, maka semua pendidik dan tenaga kependidikan mulai menjalankan tugasnya masing-masing. Umar Hadi adalah guru Hifzhul Qur’an (Menghafal Qur’an) bagi santri ikhwan (laki-laki) dan Indah Rahma sebagai guru akhwat (perempuan).

Dengan semangat lillahi ta’ala Umar Hadi rela meninggalkan kampungnya untuk menebar ilmu di negeri orang, beliau fokuskan fikirandan tenaganya untuk membina Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Kampar, pertamakali beliau lantunkan suara emasnya melalui imam shalat Maghrib, semua yang mendengar dibuat kagum olehnya begitulah hari-hari yang dilalui oleh Umar Hadi, setiap beliau tampil menjadi imam maka orang akan berdecak kagum mendengarkannya.

Sebagai seorang pemuda yang baik tentu ia berkeinginan untuk menyempurnakan agamanya yaitu dengan menikah sebab menikah itu adalah setengah dari agama, maka dengan pertimbangan yang matang dan bermusyawarah dengan ayah angkatnya (Zulparis) disepakatilah beliau untuk menikah, dan sebagai calon istrinya seoarang gadis yang bernama Inda Rahma guru santri akhwat (perempuan) yang sama-sama bertugas di Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Kampar

Perundingan adatpun di lakukan, Syara’ (agama)pun dijalankan, Nazor, khitbah dan akad nikah. Ketika nazor (melihat) umar melihat calon istrinya Inda Rahma yang dilihat adalah wajah dan telapak tangan, ketika nazor ini ada kejadian yang menegangkan keringat Umar keluar tidak seperti biasanya, jantungnya bertdetak kencang dari biasanya, kenapa ? karena inilah pertamakali melihat wajah cantik yang tersembunyi dibalik cadar, yaitu gadis beragama yaitu Inda Rahma.

Setelah di sepakati dengan ninik mamak sebagai pemegang adat di kampung tersebut, maka ditetapkanlah hari pernikahan antara Umar Hadi dan Inda Rahma. (bersambung Insya Allah)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post