ONTA MERAH YANG DIJANJIKAN NABI MUHAMMAD
MWC VII RIAU
ONTA MERAH YANG DIJANJIKAN NABI MUHAMMAD
Penulis : Zulparis,S.Pd.I (Guru SD Negeri 005 Koto Perambahan)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
Artinya “Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah. HR. Bukhari no. 2942 dan Muslim no. 2406, dari Sahl bin Sa’ad
Imam Al Bukhari rahimahullah membuat judul Bab dari hadits di atas, “Bab: Keutamaan seseorang memberi petunjuk pada orang lain untuk masuk Islam”. Dan Abu Daud membawakan hadits di atas pada “Bab: Keutamaan menyebarkan ilmu”.
Penulis ‘Aunul Ma’bud, mengatakan, “Unta merah adalah semulia-mulianya harta menurut mereka (para sahabat). ‘Aunul Ma’bud, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah Beirut, cetakan kedua, 1415 H, 4/206.
Di lain tempat, beliau rahimahullah mengatakan, “Unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabi ).” ‘Aunul Ma’bud, 10/69
Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah memberikan penjelasan yang cukup apik. Beliau rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah unta merah.Unta tersebut adalah harta teristimewa di kalangan orang Arab kala itu. Di sini Nabi menjadikan unta merah sebagai permisalan untuk mengungkapkan berharganya (mulianya) suatu perbuatan. Dan memang tidak ada harta yang lebih istimewa dari unta merah kala itu. Sebagaimana pernah dijelaskan bahwa permisalan suatu perkara akhirat dengan keuntungan dunia, ini hanyalah untuk mendekatkan pemahaman (agar mudah paham). Namun tentu saja balasan di akhirat itu lebih besar dari kenikmatan dunia yang ada.
Demikianlah maksud dari setiap gambaran yang biasa disebutkan dalam hadits. Dalam hadits ini terdapat pelajaran tentang keutamaan ilmu. Juga dalam hadits tersebut dijelaskan keutamaan seseorang yang mengajak pada kebaikan. Begitu pula hadits itu menjelaskan keutamaan menyebarkan sunnah (ajaran Islam) yang baik.” Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua, 1392, 15/178.
Dengan membaca hadits diatas penulis teringat akan sebuah buku yang diterjemahkan oleh Shiddiq al-Bonjowi yang kisahnya adalah sebagai berikut :
Setiap selesai sholat Jum'at tiap pekannya, seorang imam (masjid) dan anaknya (berumur 11 tahun) mempunyai jadwal rutin membagikan buku-buku . Diantaranya buku &at-Thoriq ilal Jannah& (jalan menuju surga). Mereka membagikan di daerahnya di pinggiran Kota Amsterdam.
Pada suatu hari, ketika kota sedang diguyur hujan yang sangat deras dengan suhu yang sangat dingin. Sang anak mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dinginnya.
Setelah selesai mempersiapkan diri., ia berkata kepada ayahnya: &Wahai ayahku, aku telah siap..!& ayahnya menjawab : &Siap untuk apa..???&,Si anak berkata: &Untuk membagikan Buku-buku (seperti biasanya)&, sang ayahpun berucap: &Anakku...suhu diluar sana sangat dingin.., belum lagi hujan lebat yang mengguyur&, sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan : &Akan tetapi ayah.., sungguh banyak orang yang berjalan diluar sana sedang menuju Neraka dibawah guyuran hujan...&
Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata: & Namun ayah takkan keluar dengan cuaca seperti ini&. Akhirnya si anak meminta izin untuk keluar sendirian...Sang ayah berpikir sejenak dan akhirnya iapun memberikan izin. Si anak mengambil beberapa Buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata: &terima kasih wahai ayahku...&.Dibawah guyuran hujan yang cukup deras., dan ditemani rasa dingin yang menggigit... Anak itupun membawa Buku-buku yang telah dibungkusnya rapi dengan kantong plastik ukuran sedang agar tidak basah terkena air hujan. Lalu ia membagikan buku kepada setiap orang yang ditemuinya...
Tidak hanya itu.., beberapa rumahpun ia hampiri demi tersebarnya buku-buku tersebut... Dua jam telah berlalu., tersisalah sebuah Buku ditangannya. Namun sudah tak terlihat lagi orang yang lewat di lorong itu... Akhirnya ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah diseberang jalan untuk menyerahkan Buku terakhir tersebut...
Sesampainya di depan rumah.., ia pun memencet bel, tapi tidak ada respon dari dalam. Ia ulangi beberapa kali, hasilnya tetap sama..! Ketika hendak beranjak pergi.., sepertinya ada yang menahan langkahnya. Dan ia mencoba sekali lagi dengan ketukan tangan kecilnya... Sebenarnya ia juga tidak mengerti kenapa ia begitu penasaran dengan rumah tersebut.
Pintupun terbuka perlahan.., disertai munculnya sesosok nenek yang tampak sangat sedih... Nenek itu berkata: &ada yang bisa saya bantu nak..?& Si anak berkata (dengan mata yang berkilau dan senyuman yang menerangi dunia): &Saya mohon maaf jika mengganggu nyonya.., akan tetapi saya ingin sekali menyampaikan satu berita.., bahwa sesungguhnya Allah sangat mencintai dan memperhatikan nyonya... dan saya ingin sekali menghadiahkan BUKU ini kepada nyonya., yang mana di dalamnya dijelaskan tentang Allah Ta'ala dan Kewajiban seorang hamba serta beberapa cara agar dapat memperoleh Keridhoan-Nya..!&
Satu pekan berlalu, seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah ia mempersilahkan jama’ah untuk berkonsultasi. Terdengar sayup-sayup dari shaf perempuan, seorang perempuan tua berkata: “Tidak ada seorang pun yang mengenal saya disini, dan tidak ada yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan yang lalu saya bukanlah seorang Muslimah, bahkan tidak pernah terbetik dalam pikiranku hal tersebut sedikitpun. Suamiku telah meninggal, dan dia meninggalkanku sebatang kara di bumi ini.”
Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu. “Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorang pun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sudah kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar olehku suara bel. Aku terdiam sejenak dan berpikir: “Paling sebentar lagi juga pergi.” Namun suara bel dan ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati: “Siapa gerangan yang sudi mengunjungiku, tidak akan ada yang mengetuk pintu rumahku.”
Kulepaskan tali yang sudah siap membantuku mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. Ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian.
Perkataan lembutnya telah mengetuk hatiku yang mati hingga bangkit kembali. Ia berkata: “Nyonya, saya datang untuk menyampaikan bahwa Allah Ta’ala sangat menyayangi dan memperhatikan nyonya.” Lalu dia memberikan buku ini, buku jalan menuju surga kepadaku.
Malaikat kecil itu datang kepadaku secara tiba-tiba, dan menghilang di balik guyuran hujan hari itu juga secara tiba-tiba. Setelah menutup pintu aku langsung membaca buku dari malaikat kecilku itu sampai selesai. Seketika kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi.
Sekarang lihatlah aku, diriku sangat bahagia karena aku telah mengenal Tuhanku yang sesungguhnya. Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku tersebut untuk berterimakasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat kecilku pada waktu yang tepat. Hingga aku terbebas dari kekalnya api neraka.”
Air mata semua orang mengalir tanpa terbendung, masjid bergemuruh dengan isak tangis dan pekikan takbir. Allahu akbar! Sang imam, ayah dari anak itu, beranjak menuju tempat di mana malaikat kecil itu duduk dan memeluknya erat, dan tangisnya pecah tak terbendung di hadapan para jamaah.
Sungguh mengharukan, mungkin tidak ada seorang ayah pun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut. Mari terus berbagi dan sebarkan kebaikan. Kita tidak pernah tahu berapa banyak orang yang mendapatkan hidayah dengan sedikit langkah yg kita lakukan. Jangan berputus asa dalam kehidupan. Kematian tidak akan memutus rantai derita ataupun bahagia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar