Anak - anak SMA yang baru saja memperoleh predikat lulus sekolah merayakan dengan gembira. Bahkan ada yang berlebihan. Hal ini bisa dipastikan setiap tahun ada sebagian dari mereka yang melakukan aksi di luar batas adab, moral, dan agama.

Ya, saya mengatakan demikian karena sebagian mereka beraksi Corat coret baju di jalanan yang pastinya sangat menggangu pengguna jalan lain. Mereka juga sampai mengadakan pesta minum minuman keras.

Miris sekali hati ini melihatnya. Bagaimana perasaan orang tua dan guru - guru mereka yang dengan susah payah mendidiknya. Orang tua dan pihak sekolah pasti sudah menghimbau jauh - jauh hari untuk menghindari aksi corat-coret seragam sekolah atau trek - trekan kendaraan di jalan raya. Apalagi sampai pesta miras.

Para orang tua hanya bisa menangis dan malu dengan kelakuan anak - anak mereka. Para guru mengelus dada, bahkan memohon maaf , karena merasa tidak berhasil dalam mendidik anak-anak semasa di sekolah.

Para pengamat berkeliaran lidahnya menyalahkan pihak sekolah. Masyarakat juga sama, memandang hal yang demikian itu adalah kesalahan sekolah yang kurang ketat membuat aturan.

Sementara di sisi lain, ada anak - anak manis yang merayakan kelulusan sekolah mereka dengan hal yang positif. Seperti mengumpulkan pakaian sekolah mereka yang masih pantas, mengumpulkan uang , sembako, untuk disumbangkan kepada masyarakat sekitar sekolah yang membutuhkan.

Dua rasa yang berbeda, rasa manis dan pahit. Namun rasa pahitlah yang mendominasi.