zuni

Guru SLB Maarif Muntilan Magelang Jawa Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web

BLT yang Tak Sempat Mampir

“Mbak, aku kok ra entuk BLT to. Padahal wingi karo Pak Dukuh wes dijaluki KTP-ne j,” kata Mbak Marni tiba-tiba mengagetkan Yu Sumi yang berjalan ke kolam dengan membawa seember pakaian untuk dicuci.

“La kok saget Mbak?”

“Ya kuwi embuh Pak Dukuh ki pilih-pilih yake. Sing disenengi sing diwenehi BLT,” ujar Mbak Marni geram.

“Ya muga-muga mawon ngenjing angsal lintu ingkang kathah Mbak.”

“Hayo. Jan payah kok Pak Dukuh ki. Aku tetep arep protes kok sesuk nek ketemu,” lanjut Mbak Marni yang merasa terdholimi atas kebijakan Pak dukuhnya.

“Napa njenengan pun angsal bantuan kados PKH napa liyane saking pemerintah?”

“Ya ora j. Rung tau entuk apa-apa. Ning neng KK aku melu adhiku. Apa merga kuwi ya nganti aku ora entuk. Dianggep wong mampu yake,” jelas Mbak Marni panjang lebar mencoba menganalisa kebijakan dukuhnya.

Rupanya Mbak Marni masih geram dengan Pak Dukuhnya.

“Jare aku arep entuk satus seka apa ngono. Ha nek ming satus we aku wegah. Kana nek arep dienggo dhewe,” kilah Mbak Marni berapi-api.

Yu Sumi bingung harus menanggapi bagaimana keluhan tetangganya.

“Sing sabar Mbak. Mungkin dereng rezekine njenengan.”

“Wes pokoe aku arep protes karo Pak Dukuh, kok. Ben teko wani!”

“Mangga Mbak,” Yu Sumi mengakhiri percakapan itu dengan minta pamit pada Mbak marni yang sedang marah.

“Nggih.”

Marni seorang wanita yang sudah berusia enam puluh tahun, tetapi belum menikah. Dulunya sih katanya sempat pedekate dengan seorang pria beristri yang masih ada garis saudara dengannya. Hubungan itu pun tak berlanjut. Pria yang disukainya sudah mempunyai cucu beberapa orang, tetapi wajahnya memang baby face. Jadi usia puluhan pun masih terlihat muda saja.

Marni kadang juga mampir ke toko kayu tempat bekerja Pardi, pria yang diidolakannya. Wajah Marni memang biasa sekali, tidak cantik untuk ukuran orang umum. Dalam sejarahnya, ketika masih anak-anak, pernah tercebur ke kolam. Alhamdulillah nyawanya masih terselamatkan. Hingga dewasanya penampilan dan cara berpikirnya seperti agak kurang waras. Satu kelebihannya yang sering terlihat yaitu, selalu taat beribadah. Usai salat berjamaah di musala, segera diambilnya Al-Qur’an. Setiap selesai jamaah salat lima waktu, dia pun menyempatkan membaca kitab suci itu beberapa lembar.

Kini Mbak Marni meneruskan usaha ibunya sebagai penjual makanan kecil. Pada masa seperti sekarang ini, ketika wabah corona belum juga usai, dia juga kerepotan mencari nafkah. Semua sektor kehidupan telah lumpuh.

Bantuan sembako dari komunitas pengusaha di sekitar rumahnya telah diberikan beberapa hari yang lalu. Dia juga berharap tetap mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa BLT ini.

Kondisi sekarang memang memprihatinkan. Tidak kaya tidak miskin semua sama saja. Corona telah melumpuhkan segi kehidupan di dunia. Makhluk Allah yang satu ini luar biasa. Mampu mengubah segala tatanan kehidupan di semua lapisan. Kita sedang berperang bukan pada manusia, tetapi melawan makhluk Allah yang tidak terlihat tetapi maha dahsyat. Mungkinkah ini peringatan dari-Nya?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kreatif tulisannya... semoga kita dapat melalui semua ujian ini

02 May
Balas

aamiin semoga corona juga segera hilang, kita mampu melewati ujian ini dengan sabar, ikhlas dan dapat mengambil hikmahnya.

02 May



search

New Post