Colekan Mesra
Satu bulan setelah Marni menikah, banyak perubahan yang terjadi padanya. Dia yang mulanya tidak pintar memasak, kini harus terjun ke dapur, memasak untuk suami dan bapak mertuanya. Marni memang tinggal bersama bapak mertua yang merupakan petani.
Setiap kali ada yang bekerja di sawah, membersihkan rumput, atau menanam padi, Marni mendapat tugas memasak untuk dibawa ke sawah. Sebenarnya Marni tidak percaya diri juga untuk memasak, tetapi mulai saat itu tekadnya sangat kuat untuk dapat memasak bagi keluarga.
Kemarin sore, bapak mertua Marni pulang dari sawah membawa singkong yang memang ditanam di pinggiran pematang. Singkongnya cukup besar. Mardi suami Marni sudah banyak bercerita, bahwa bapak suka makanan berbahan dasar singkong.
“Wah, Bapak bawa singkong ya?” tanya Marni pada Bapak mertuanya.
“Ehm … ini pasti tambah kerjaan,” bisik Marni dalam hati.
“Ya ini saya bawa biar besuk pekerja sawah dapat menikmati panenan,” ucap Bapak mertua dengan girang.
“Bapak mau dibuatkan apa?”
“Terserah kamu saja, aku terima jadi.”
“Ya nanti Marni buatkan getuk saja ya Pak. Jika masih sisa singkongnya, nanti biar diberikan ke tetangga,” jawab Marni pada Bapak mertuanya yang tidak banyak omong pada menantunya.
Pak Karyo, mertua Marni memang pendiam. Tidak banyak protes pada masakan yang disajikan Marni.
Marni hari ini sebenarnya capai sekali, tetapi karena sudah berjanji pada Bapak mertuanya, akhirnya memaksakan diri tengah malam mulai memasak singkong tadi.
“Bu, masak kok malam-malam to. Apa gak ada hari lain sih?” tanya suaminya penasaran.
“Tadi Bapak minta dibuatkan makanan untuk tukang yang bekerja di sawah. Aku belum sempat membuatnya, jadi malam ini harus kuselesaikan, Mas.”
“Oalah….”
“Sini saya bantu mengupas dan memotongnya, nanti tinggal dikukus. Kelapanya sudah diparut belum?”
“Ya belumlah Mas. Aku juga baru bangun tidur ini. Takut besuk kesiangan jadi aku harus selesaikan malam ini.”
“Sini saya parutkan sekalian, capai nanti kamu.”
Berdua mereka bekerja membuat getuk demi bapak.
Esok pagi, Bapak dengan gembira melihat getuk sudah tersedia di meja makan.
“Oh sudah jadi ya getuknya. Enak kelihatannya,” kata PaK Karyo penasaran.
“Iya Pak. Silakan dicoba. Singkongnya juga bagus kok,” jawab Marni setelah membereskan dapur.
“Nanti sisa singkong dibuat lemet ya. Nanti saya ambilkan daun pisang di sawah,” kata Pak Karyo penuh semangat.
“Ya Pak, tetapi setelah saya pulang kerja. Ini saya sudah kesiangan.”
“Dapat PR ya Mar?” tanya suaminya dengan senyuman khas.
“Iyalah. Nanti kan PR-nya dibantu sampeyan to Mas, jadi gak capai sendiri.”
“Gampang. Cuma marut saja kok, kecil.”
“Bener ya, awas jika nanti malah ketiduran!” jawab Marni sambil mencolek lengan suaminya.
“Aduh… !”
Colekan mesra pengantin baru.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar