Zusal Risfahni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Hikmah Taqdir

Kehidupan dan kematian, kesengsaraan dan kesenangan, kemudahan dan kesulitan merupakan dua hal yang selalu berpasangan. Hal ini semua, tentulah sudah merupakan ketentuan Allah. Manusia tinggal menjalaninya.

Persoalan-persoalan hidup yang dialami manusia di dunia ini, penuh dinamika. Manusia sebagai makhluk yang diberikan akal, pasti bisa mengatasi persoalan-persoalan yang menimpa dirinya. Akal memang berfungsi mengatasi persoalan hidup yang dialami manusia.

Persoalan hidup yang diberikan kepada manusia adalah untuk menempa dirinya lebih baik dan lebih baik lagi. Manusia yang menyadari, bahwa persoalan hidup yang diberikan Allah, adalah untuk kebaikan diri manusia itu sendiri asal itu diambil hikmahnya.

Sebelum ajal menjemput, perjuangan hidup yang dilalui manusia, jika dijalani dengan bijak, semuanya ada hikmahnya. Semua kebaikan dan keburukan, datangnya dari Allah. Dibalik itu semua ada tujuan yang diberikan oleh Allah. Seseorang yang memiliki sikap sabar saat ditimpa musibah, akan Allah datangkan kebaikan sesudahnya. Inilah yang dikatakan taqdir.

Taqdir ada yang baik dan ada yang buruk. Jika taqdir itu baik, maka manusia harus mensyukurinya. Namun jika taqdir itu buruk, maka sikap yang harus dimiliki oleh manusia adalah menjalaninya dengan sabar dan ikhlas. Ada hikmah dibalik keburukan yang diberikan oleh Allah.

Sebagai contoh, seorang ibu, ditaqdirkan oleh Allah memiliki seorang anak yang cacat fisiknya. Si ibu memiliki sikap sabar dan ikhlas menerima si anak sebagai titipan Allah dan mengambil hikmahnya. Ibu tersebut memiliki sikap optimis dengan mencari potensi terbaik dari diri si anak yang harus digali dan dikembangkannya. Maka Allah berikan solusi dari kesabaran dan keikhlasan kepada Ibu tersebut, yaitu anaknya memiliki potensi baik dibidang hafalan ayat al-qur'an. Maka ibu tersebut selalu rajin mengasah hafalan ayat demi ayat anaknya. Akhir dari perjuangan ibu, adalah dengan diraihnya gelar hafizh al-qur'an 30 juz oleh anaknya yang cacat. Musibah berbuah manis bagi si ibu. Beliau dapat pergi kemana saja di dunia ini berkat hafalan qur'an anaknya. Fisik cacat menjadi kebanggaan, tidak hanya bagi si ibu, namun semua orang yang ada di wilayah tersebut.

Keburukan yang diberikan Allah, asal kita sikapi dengan bijaksana, tidak mengurangi dan menghalangi seseorang untuk maju dan bermutu. Ada potensi yang dapat digali dan dikembangkan asal diterima dengan ikhlas dan sabar.

Manusia harus mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap ujian dan musibah yang diberikan oleh Allah kepadanya, dengan memiliki sikap sabar dan ikhlas. Lalui ujian dan cobaan tersebut dengan memiliki sikap optimis, ikhtiar dan tawakkal. Inilah yang harus dijadikan benteng oleh manusia dalam menjalani kehidupan yang sudah ditaqdirkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Taqdir akan selalu mendatangkan kebaikan, baik taqdir yang baik, maupun taqdir yang buruk. Jika taqdir dihadapi dan disikapi dengan mengambil hikmah dan pelajaran, maka kebahagiaan hidup yang sesungguhnya, dapat diraih di dunia maupun di akhirat.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap buk

18 Mar
Balas

Syukran atas apresiasinya Fat.

19 Mar
Balas



search

New Post