KALENDER MILADIYAH DAN HIJRIYAH (Hari ke-731)
Mengetahui tanggal dan hari merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Penanggalan dapat memberikan pertanda atau pengingat pada hal-hal yang istimewa, besar, dan sakral.
Manusia menggunakan penanggalan untuk mengetahui hari dan tanggal kelahiran, perayaan hari besar agama, maupun waktu-waktu istimewa lainnya.
Tanggal dan hari aktif kantor dan sekolah, tanggal dan hari libur kantor dan sekolah menganut aturan penanggalan kalender miladiyah (masehi). Hari-hari besar suatu agama dengan penanggalan tersendiri akan dicantumkan dalam kalender miladiyah sebagai penanda libur atau cuti bersama agar serempak.
Dalam Islam menggunakan kalender hijriyah untuk menentukan hari-hari besar atau menandai pergantian bulan. Bagaimana sistem penanggalan kalender miladiyah dan kalender hijriah?
Istilah kalender dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai daftar hari dan bulan dalam setahun, penanggalan, almanak, takwim, jadwal kegiatan di suatu perguruan atau lembaga. Kalender menjadi penanda tanggal dan hari-hari penting.
Fungsi utama kalender adalah sebagai pengingat waktu. Kalender menjadi penanda waktu seperti tanggal berbagai kegiatan. Biasanya, di kalender cetak, pemiliknya akan menandai kegiatannya dengan tanda lingkaran atau simbol lainnya di tanggal yang telah ditentukan.
Dengan melihat kalender yang telah diisi agenda kegiatannya, maka harapan seseorang tidak akan membuat janji dalam waktu yang sama atau menambah agenda lainnya di waktu yang sama.
Kalender juga dapat dijadikan sebagai peluang promosi, selain menjadi pengingat waktu. Caranya dengan mencetak kalender yang ditulis pula nama jasa atau produk dalam desain kalender. Sehingga, seseorang yang memiliki kalender tersebut dapat mengetahui jasa atau produk yang ditawarkan.
Adanya kalender di meja kerja atau meja belajar, akan memberikan kesan penggunanya memiliki ketepatan waktu, menjadi pengingat agenda, dan memperindah meja.
Kalender Miladiyah (masehi) dihitung sesuai dengan perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi). Maka, tahun masehi juga disebut sebagai tahun syamsiah atau tahun matahari. Hitungan satu hari didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan bumi untuk melakukan rotasi (perputaran bumi pada porosnya).
Jumlah waktu yang diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari selama satu tahun. Satu tahun revolusi sama dengan 365,25 hari, atau 365 hari. Yang tersisa 0,25 hari selama empat tahun ditambahkan ke dalam bulan Februari yang hanya terdiri dari 28 hari. Maka di bulan Februari pada setiap 4 tahun sekali memiliki 29 hari atau disebut tahun kabisat (tahun yang dapat dibagi empat). Misalnya 2020, 2024, di bulan Februari memiliki 29 hari.
Rincian jumlah hari selama 12 bulan pada kalender Miladiyah adalah: Januari 31 hari, Februari 28 atau 29 hari, Maret 31 hari, April 30 hari, Mei 31 hari, Juni 30 hari, Juli 31 hari, Agustus 31 hari, September 30 hari, Oktober 31 hari, November 30 hari, Desember 31 hari.
Kalender Miladiyah ditemukan pertama kali oleh seorang astronom Romawi pada tahun 1582, digunakan di benua Eropa. Arab Saudi pun mulai menggunakan kalender Miladiyah pada 2016, setelah sebelumnya selalu menggunakan kalender Hijriyah.
Kalender Hijriyah dihitung berdasarkan lamanya waktu bulan mengitari bumi (revolusi). Maka, kalender hijriyah disebut juga kalender komariah atau kalender bulan.
Bulan membutuhkan waktu kurang lebih 29,5 hari untuk melakukan revolosi mengelilingi bumi. Maka, tahun Hijriyah terdiri dari 354 hari. Dalam perhitungan penanggalannya dilakukan pembulatan. Sehingga, dalam kalender Hijriyah, jumlah hari di setiap bulan selang-seling di antara angka 29 dan 30, kecuali bulan Dzulhijjah.
Dalam kalender hijriyah juga mengenal adanya tahun kabisat, yang jumlah harinya 355 hari. Maka, hari-hari besar Islam selalu bergeser lebih awal di tahun hijriyah biasa dan 12 hari pada tahun kabisat Hijriyah.
Selama 30 tahun, terdapat 11 tahun kabisat, yaitu tahun ke-2, ke-5, ke-6, ke-10, ke-13, ke-16, ke-18, ke-21, ke-24, ke-26, dan tahun ke-29. Rincian jumlah hari dalam satu bulan dalam kalender hijriyah adalah: Muharram 29 hari, Safar 30 hari, Rabiul Awwal 29 hari, Rabiul Akhir 30 hari, Jumadil Awwal 29 hari, Jumadil Akhir 30 hari, Rajab 29 hari, Sya’ban 30 hari, Ramadhan 30 hari, Syawal 30 hari, Dzulqaidah 29 hari, Dzulhijjah 29 atau 30 hari.
Firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surah Ar-Rahman ayat 5:
اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍۙ
“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan”. (QS. Ar-Rahman: 5).
Kalender Miladiyah dan Hijriyah memiliki perhitungan yang berbeda. Karena itulah hari raya umat Islam biasanya tak pernah berada di tanggal yang sama pada kalender Masehi.
Masalah penanggalan muncul ketika masa Khalifah Umar bin Khattab. Terjadilah perkumpulan untuk membahas sistem penanggalan dengan sahabat-sahabat yang bertugas di pusat pemerintahan untuk berunding mencari solusi.
Sejak awal, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah dari Makkah ke Madinah juga tidak ada tahun dalam penanggalannya. Termasuk ketika masa kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah hingga empat tahun pertama kepemimpinan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab.
Dalam pertemuan tersebut, Umar bin Khattab menyampaikan kegelisahannya mengenai sejumlah surat dan dokumen penting lainnya yang sulit dalam pencatatannya. Surat-surat gubernur pada masa itu kurang tersistem karena setiap wilayah menggunakan kalender lokal yang tentunya berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Maka, diperlukan adanya satu penanggalan yang sama dan digunakan di setiap wilayah.
Berbagai usulan perhitungan penanggalan kalender Islam di antaranya: akan menggunakan tahun kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau masa pengangkatan sebagai Rasul atau ketika Al-Quran turun, atau ketika kemenangan kaum muslimin dalam peperangan. Akhirnya disepakati bahwa penentuan awal kalender Hijriyah dimulai dari peristiwa hijrah. Maka, kalender dalam Islam dikenal dengan sebutan kalender Hijriyah.
Penanggalan awal kalender Miladiyah berdasakan kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam. Penanggalan kalender Hijriyah berdasarkan hijrahnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah.
Angka penanggalan kalender Hiriyah menggunakan angka atau ejaan Arab. Angka penanggalan kalender Miladiyah menggunakan angka alfabet.
Dalam menentukan awal hari, kalender Miladiyah dimulai pada pukul 00.00 dini hari waktu setempat. Pada kalender Hijriyah, perhitungan awal hari didasarkan pada terbenamnya matahari.
Wallahu a’lam,
Semoga barakah, manfaat.
Kudus, 1 Januari 2024 (Hari ke-731)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya Mbakyu. Sukses selalu
Aamiin Yaa Allah, Barakallah Dik.
Mantap ulasannya. Makasih, Bunda
Alhamdulillah, sama sama Bu Ernasari, Barakallah.
Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah ta'ala.
Berkah barakah semuanya
Luar biasa menginspirasi bunda
Alhamdulillah Pak Tri, Barakallah.
Sangat bermanfaat bun
Alhamdulillah Bu Murini, sukses selalu.
Luar biasa ulasannya, Bun. Salam sehat dan sukses selalu!
Luar biasa ulasannya, Bun. Salam sehat dan sukses selalu!
Alhamdulillah Bu Sakdiyah, Barakallah.
Mantap sekali ulasannya Bund, Ssehat dan sukses selalu.
Aamiin Yaa Allah, Barakallah Bu Umi