ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH NABI ISMAIL ALAIHISSALAM (Hari ke-612)

KISAH NABI ISMAIL ALAIHISSALAM (Hari ke-612)

Nabi Isma’il ‘alaihissalam merupakan putra pertama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dari istrinya Siti Hajar. Nasab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait leluhur baik dari garis ibu maupun ayah, bermuara pada satu sumber yaitu Nabi Ismail ‘alaihissalam bin Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 54-55, menyatakan tentang kisah nabi Ismail ‘alaihissalam:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولا نَبِيًّا . وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا .

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk mengerjakan salat dan menunaikan zakat; dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya.” (QS. Maryam: 54–55).

Nabi Ismail ‘alaihissalam tinggal di Amaliq dan berkhotbah kepada orang-orang Al-Amaliq, Bani Jurhum dan Qabilah Yaman. Nama Nabi Ismail ‘alaihissalam disebutkan 12 kali dalam Al-Qur’an.

Nabi Ismail ‘alaihissalam dikenal sebagai anak yang shalih karena selalu menaati perintah Allah ta’ala. Dikatakan bahwa kelahiran Nabi Ismail adalah jawaban atas doa yang selalu dilantunkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kepada Allah ta’ala.

Setelah sepuluh tahun, saat menginjak usia 100 tahun, Allah ta’ala menganugerahkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dikaruniai seorang putra lagi, yaitu Nabi Ishaq ‘alaihissalam, melalui Siti Sarah. Dari keturunan Nabi Ismail inilah lahir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada 15 nabi lahir dari keturunan nabi Ishaq ‘alaihissalam, salah satunya adalah nabi Isa ‘alaihissalam. Inilah sebabnya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kemudian disebut sebagai Bapak Para Nabi.

Kelahiran Nabi Ismail ‘alaihissalam adalah buah kesabaran dari seorang ayah (Nabi Ibrahim ‘alaihissalam). Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan istrinya Siti Sarah belum dikaruniai seorang anak. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam terus berdoa kepada Allah ta;ala agar dikaruniai anak yang shalih dan taat.

Siti Sarah tahu apa yang ditunggu suaminya. Tetapi, dia tidak bisa memenuhi keinginan suaminya karena dia memiliki rahim yang mandul. Kemudian Siti Sarah datang dengan rencana untuk membawa nabi Ibrahim ‘alaihissalam lebih dekat dengan budaknya bernama Siti Hajar dan merencanakan untuk menikah.

Siti Sarah berharap melalui pernikahan ini Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dapat memiliki putra yang shalih dari pernikahannya dengan Siti Hajar. Siti Sarah mengungkapkan sebuah rencana kepada suaminya. Kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata: “Pertama kita harus bertanya kepada Siti Hajar apakah dia setuju atau tidak.” Kemudian Siti Sarah dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bertanya langsung kepada Siti Hajar dan Siti Hajar pun setuju.

Nabi Ibrahim dan Siti Hajar memiliki seorang anak yang kelak menjadi Nabi Ismail ‘alaihissalam. Kelahiran Nabi Ismail ‘alaihissalam merupakan jawaban atas doa yang selalu dilantunkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kepada Allah ta’ala.

Setelah kelahiran Ismail, Allah ta’ala menyuruh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pergi ke Mekah bersama Siti Hajar dan putranya. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam melakukan perjalanan ke Mekkah atas perintah Allah ta’ala. Beliau pindah bersama Siti Hajar dan putranya Nabi Ismail ‘alaihissalam. Perintah Allah ta’ala ini terjadi karena Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mengambil keputusan setelah melihat istri pertamanya cemburu dengan kebahagiaan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Siti Hajar.

Tanpa pikir panjang, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mematuhi perintah Allah ta’ala, membawa serta Siti Hajar dan Ismail melewati padang pasir dan berhenti di dekat tempat bangunan Ka’bah sekarang berdiri.

Setelah tiba di sana, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di tempat itu untuk kembali ke Syam.

Siti Hajar segera meraih baju Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan berkata: “Wahai Nabi Ibrahim, kemana kamu akan pergi? Apakah kamu akan meninggalkan kami di sebuah lembah yang tidak ada siapa-siapa dan tidak ada apa-apa di sini?” Siti Hajar mengulangi pertanyaannya, tetapi tidak ada kata yang keluar dari mulut Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Bahkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tidak menoleh untuk menjawab kata-kata istrinya.

Akhirnya Siti Hajar berkata: “Apakah Allah ta’ala memerintahkanmu sebelum semua ini?” Tiba-tiba Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menjawab: “Ya”. Dan Siti Hajar bisa menerima itu, dengan mengatakan: “Maka Allah ta’ala tidak akan meninggalkan kita.”

Peristiwa hijrah ke Mekah ini terjadi dengan mengendarai seekor unta dan setelah mencapai Mekah mereka mulai mencari tempat perlindungan. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mulai meninggalkan istri dan putranya di bawah pohon dauha. Sebenarnya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tidak berani meninggalkan istri dan putranya di tempat yang sangat sepi, tetapi itu semua karena perintah Allah ta’ala, maka Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tidak mau melanggarnya.

Sebelum Nabi Ibrahim ‘alaihissalam meninggalkan istri dan putranya, beliau berkata kepada istrinya: “Takutlah kepada Tuhan yang telah memutuskan kehendak-Nya. Percaya pada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dia memerintahkan ku untuk membawamu (Hajar) ke sini. Dialah yang memberikan keamanan pada tempat yang ditinggalkan ini. Tanpa perintah dan wahyu Allah, aku tidak tega meninggalkanmu bersama putraku tercinta. Percayalah, wahai Hajar, bahwa Allah ta’ala tidak akan meninggalkan kalian berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan berkahNya selalu turun untuk selama-lamanya, Insyaallah.”

Siti Hajar hanya membawa sebotol air minum dan beberapa buah kurma. Hati Siti Hajar merasakan kedamaian setelah pesan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Di tempat yang sepi ini, Siti Hajar mulai berdoa kepada Allah ta’ala agar selalu memberikan perlindungan agar dia bisa bertahan hidup di tempat yang kering dan sunyi ini.

Wallahu a’lam,

Sumber: buku Mutiara Kisah 25 Nabi dan Rasul karya M. Arief Hakim.

Semoga barakah, manfaat.

Bulungkulon, 4 September 2023 (Hari ke-612)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah ta'ala.

04 Sep
Balas

Berkah barakah semuanya.

04 Sep

Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan

04 Sep
Balas

Alhamdulillah Pak Trianto, Barakallaah.

05 Sep

Keren paparannya bunda, salam Literasi dan sehat selalu.

04 Sep
Balas

Aamiin Yaa Allah, Barakallah Bu Nurmariana, sukses selalu ya Bu.

04 Sep

Baarakallah... terima kasih, Bund... sukses

04 Sep
Balas

Barakallaahu lakuma Bu Sholihah, Aamiin Yaa Allah.

04 Sep

Kisah yang sangat memukau semoga kita bisa meneladani kesabaran ibu siti Hajar mengasuh putranya dengan penuh tawaqal dan sabar

04 Sep
Balas

Aamiin Yaa Allah, Barakallah Bu Murini, sukses selalu.

04 Sep

salam literasi....

04 Sep
Balas

Salam...

04 Sep

Kisah yang bermanfaat. Barokallah Mbak.

04 Sep
Balas

Alhamdulillah, Barakallaahu lakuma Dik Nanik, sukses selalu ya.

04 Sep



search

New Post