MUKJIZAT NABI ZAKARIA ALAIHISSALAM (Hari ke-682)
Setiap Nabi dan Rasul Allah dianugerahi dengan mukjizat untuk menunjukkan bahwa beliau adalah orang istimewa yang dipilih oleh Allah ta’ala untuk menerima wahyu dan menyebarkannya kepada kaum-kaum yang ingkar dan dzalim terhadap Allah subhanahu wa ta’ala.
Mukjizat berasal dari kata “mukjiz” yang memiliki arti melemahkan atau mengalahkan. Mukjizat adalah kejadian atau peristiwa luar biasa hingga sulit dijangkau oleh akal manusia yang terjadi pada diri Nabi dan Rasul Allah.
Mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Zakaria ‘alaihissalam yaitu:
Pertama, Nabi Zakaria ‘alaihissalam dan istrinya membaktikan diri mereka semasa hidupnya untuk mengurus dan menjaga Baitul Maqdis. Baitul Maqdis merupakan tempat ibadah peninggalan dari Nabi Sulaiman ‘alaihissalam yang juga digunakan oleh Nabi Zakaria ‘alaihissalam untuk tempat berdakwah.
Kedua, nabi Zakaria ‘alaihissalam mendapatkan keturunan dari Allah subhanahu wa ta’ala seorang anak laki-laki yang shalih bernama Yahya meskipun usia Nabi Zakaria ‘alaihissalam saat itu sudah sangat tua (sekitar 100 tahun) dan istrinya adalah seorang yang mandul.
Nabi Zakaria ‘alaihissalam diberikan mukjizat oleh Allah ta’ala sebagai bukti kebenaran kenabiannya dan untuk menguatkan imannya serta iman pengikutnya yang shalih.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah ta’ala memberikan mukjizat kepada Nabi Zakaria ‘alaihissalam dengan memperbaharui masa subur istrinya yang telah lanjut usia. Sehingga beliau dapat memiliki seorang anak meskipun pada usia yang sangat matang, padahal sebelumnya Nabi Zakaria ‘alaihissalam berserta sang Istri sempat ragu akan memiliki keturunan.
Mukjizat ini juga merupakan bukti kekuasaan Allah ta’ala atas segala sesuatu, termasuk atas hukum alam yang telah ditentukan-Nya. Nabi Zakaria ‘alaihissalam memohon kepada Allah ta’ala untuk memberinya keturunan, meskipun dia dan istrinya telah lanjut usia dan tidak memiliki anak.
Allah ta’ala kemudian memberinya mukjizat dengan memperbaharui masa subur istrinya, sehingga beloau dapat memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Yahya.
Mukjizat ini juga merupakan karunia dan bukti kebenaran kenabian Nabi Zakaria ‘alaihissalam, serta menguatkan imannya dan iman umat yang mempercayai dan mengikuti ajarannya.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 40:
قَالَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَاَتِيْ عَاقِرٌ ۗ قَالَ كَذٰلِكَ اللّٰهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ
“Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedangkan aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?” (Allah) berfirman, “Demikianlah, Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ali Imran: 40).
Ketiga, Mendapat Tanda Kehamilan Istri. Mukjizat selanjutnya Nabi Zakaria ‘alaihissalam diberikan tanda atau mendapatkan kabar ketika istrinya hamil. kisahnya adalah pada suatu hari nabi Zakaria ‘alaihissalam meminta kepada Allah ta’ala agar diberi tahu terkait tanda-tanda jika istrinya hamil.
Hal ini dikarenakan nabi Zakaria ‘alaihissalam sangat menginginkan keturunan yang kelak dapat menggantikan perjuangan dalam berdakwah.
Sehingga Allah ta’ala memberitahu kelak ketika istrinya hamil maka akan ada tanda pada diri nabi Zakaria ‘alaihissalam “tidak dapat berbicara selama tiga hari kecuali hanya dengan isyarat”.
Sehingga pada waktunya datang nabi ketentuan Allah SWT terjadi dan nabi Zakaria menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya baik diwaktu pagi dan petang.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 41:
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗ قَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ اِلَّا رَمْزًا ۗ وَاذْكُرْ رَّبَّكَ كَثِيْرًا وَّسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْاِبْكَارِ
“Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda (kehamilan istriku).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu adalah engkau tidak (dapat) berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imran: 41).
Keempat, Bersembunyi di Dalam Pohon. Dalam perjalanan dakwah Nabi Zakaria ‘alaihissalam di masa raja Herodus yang konon ingin menikahi keponakannya sendiri. Padahal dalam ajaran nabi Zakaria ‘alaihissalam pada masa itu tidak diperbolehkan sehingga menolaklah nabi Zakaria ‘alaihissalam tidak mengiyakan jika pernikahan tersebut berlangsung.
Karena nabi Zakaria ‘alaihissalam tidak menyetujui dan menentang keinginan sang Raja, tidak menunggu lama Raja memerintahkan prajuritnya untuk menangkap nabi Zakaria ‘alaihissalam.
Seketika itu Nabi Zakaria ‘alaihissalam berlari kedalam hutan dan mendapatkan kalam dari Allah ta’ala untuk bersembunyi didalam pohon.
Atas izin dan kuasa Allah ta’ala nabi Zakaria ‘alaihissalam masuk kedalam pohon tersebut, dan sangat disayangkan salah satu prajurit Raja mengetahuinya. Sehingga Raja memerintahkan untuk memotong pohon tersebut hingga tumbang untuk menangkap Nabi Zakaria ‘alaihissalam.
Dengan kuasa Allah ta’ala ternyata nabi Zakaria ‘alaihissalam sudah diangkat ke surga dan lolos dari kepungan prajurit raja Herodus.
Kelima, Mukjizat Pena Berjalan di air Melawan Arus. Pada masa itu ada sebuah sayembara yang menentukan untuk merawat Maryam jika memenangkan sayembara tersebut.
Sayembaranya adalah “mengapungkan pena pada sungai yang telah ditunjuk” dalam pelaksanaan kompetisi tersebut. Semua yang mengikutinya melemparkan pena ke sungai akan tetapi semua pena tersebut tenggelam dan yang tersisa adalah pena nabi Zakaria ‘alaihissalam.
Yang lebih menakjubkan adalah pena tersebut bukan hanya mengapung akan tetapi pena berjalan melawan arus aliran air sungai.
Semua mata tertuju pada pena Nabi Zakaria ‘alaihissalam dan secara resmi nabi Zakaria ‘alaihissalam diberikan amanah untuk merawat Maryam. Maryam tidak memiliki ayah yang dititipkan kepada beliau.
Dari kisah Nabi Zakaria ‘alaihissalam terdapat banyak hikmah dan suri tauladan yang dapat diambil. Salah satu pelajaran yang dapat dipetik adalah Allah subhanahu wa ta’ala adalah Maha Mendengar doa hambaNya.
Nabi Zakaria ‘alaihissalam telah memberi contoh dan menunjukkan cara berdoa yang penuh ketulusan dan kelembutan serta berbaik sangka kepada Allah ta’ala bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mendengar semua doa hambanya dan akan mengabulkannya. Nabi Zakaria ‘alaihissalam juga mencontohkan sikap amanah yaitu menjaga dan merawat Maryam dengan tulus meskipun bukan putra kandung sendiri.
Wallahu a’lam,
Semoga barakah, manfaat.
Kudus, 13 November 2023 (Hari ke-682)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah ta'ala.
Berkah barakah untuk semuanya.
Kisah menarik, dan inspiratif. Keren bu
Alhamdulillah, Barakallah Pak Rochadi, sukses selalu.
Mantap
Alhamdulillah Pak Sandi, Barakallah.
Aamiin