ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
MUSEUM JENANG PERTAMA DI INDONESIA (Hari ke-265)

MUSEUM JENANG PERTAMA DI INDONESIA (Hari ke-265)

Di tahun 2022 ini kami bersama keluarga rumah dan keluarga sekolah sudah tiga kali mendatangi museum Jenang Kudus yang bealamat di Jl. Sunan Muria No.33, Glantengan, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59313. Pertama hari Rabu 2 Maret 2022, bersama keluarga dari NTT dan Jogjakarta. Kedua pada bulan Mei 2022 bersama keluarga Kudus. Dan ketiga pada hari Sabtu 11 Juni 2022 bersama keluarga SD 3 Bulungkulon.

Selain dikenal sebagai kota Kretek, Kudus juga menjadi kota jenang, dan tanah kelahiran jenang. Untuk mengetahui perjalanan jenang Kudus, pabrik jenang Mubarok Food mendirikan Museum Jenang.

Museum Jenang Kudus menjadi museum jenang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Museum Jenang Mubarok Food menegaskan bahwa Kudus menjadi kota penghasil jenang terbesar di Jawa Tengah. Di dalam Museum Jenang Kudus ini disajikan berbagai kisah Kudus tempo dulu.

Interior di museum jenang ini didominasi oleh kayu, yang dominan berwarna cokelat. Pengunjung pun seolah diajak berkelana kembali ke masa lampau. Dimulai dari awal adanya pembuatan jenang hingga perjalanan jenang Kudus dari masa ke masa.

Tak hanya tentang jenang saja, pengunjung akan terpesona karena diajak juga melihat Kudus secara keseluruhan lewat museum ini. Mulai dari Bupati Kudus tempo dulu sampai sekarang, hingga tokoh-tokoh ulama, budayawan tempo dulu hingga sekarang.

Museum Jenang diawal menceritakan tentang perjalan jenang Khas Kudus. H Mabruri dan istrinya Hj Alawiyah menjadi langkah awal jenang ini diproduksi. Makanan berbahan dasar tepung beras ketan ini pertama dijual di Pasar Bubar Menara pada tahun 1930. Awalnya belum ada merk, kemudian seiring jalannya waktu akhirnya berlabel Sinar 33.

Tetapi, kini nama Sinar 33 tak lagi digunakan dan berganti menjadi Mubarok Food. Makanan kenyal dengan rasa legit ini pun sudah melejit menjadi oleh-oleh khas Kudus, bahkan dikenal hingga mancanegara.

Museum yang berada di Jalan Sunan Muria Kudus, Desa Glantengan, Kecamatan Kota ini menjelaskan dengan detail jenang Kudus lewat diorama. Dilengkapi dengan miniatur-miniatur cantik, museum ini mampu menggambarkan proses pembuatan jenang, perlengkapan yang digunakan dari masa ke masa, maupun jenis kemasan yang digunakan.

Di bawah miniatur juga dilengkapi penjelasan singkat yang membantu pengunjung lebih mengerti makna diorama tersebut. Di dinding juga ada foto-foto para generasi jenang Mubarok sebagai bentuk penghormatan. Dari generasi pertama Mabruri-Alawiyah (1910-1940), generasi kedua Shochib Mabruri-Istifaiyah (1940-1992), dan foto generasi ketiga Muhammad Hilmy-Nujumullaily (1992-sekarang).

Pembangunan museum ini tidak lepas dari falsafah hidup yang telah diajarkan oleh Sunan Kudus Raden Ja’far Shodiq. Falsafah tersebut kemudian disebut sebagai Gusjigang. Artinya, Gus itu bagus, Ji berarti pintar mengaji dan Gang yang berarti pintar berdagang.

Falsafah itu mengajarkan bahwa sebagai manusia harus bagus akhlaknya, lalu mencari ilmu melalui mengaji, serta memiliki jiwa sebagai pedagang. Melalui landmark bangunan, bentuk karya tulisan, tulisan sejarah, hingga foto-foto falsafah itu divisualisasikan.

Museum yang berada di lantai 2 museum Jenang Mubarok Food ini menggambarkan suasana di wilayah Kabupaten Kudus. Ada sebuah rumah adat khas Kudus, komplek Masjid Menara, makam Sunan Kudus yang tersusun rapi di dalam maket dan sebuah kitab Alquran besar di sampingnya. Semuanya tergambar lengkap beserta sejarahnya.

Selain diorama-diorama tertata apik, museum yang dibuka pada tahun 2017 lalu ini juga menyediakan fasilitas berupa baju adat Kudus yang bisa digunakan pengunjung untuk berswafoto.

Ayo sobat, datanglah ke Kota Santri, berkunjung ke museum jenang, yang berlokasi tidak jauh dari Alun-alun Kudus, hanya berjarak sekitar 650 meter. Cukup mengeluarkan biaya Rp10.000,- per orang kepada petugas Pemda Kudus, untuk tiket naik ke lantai dua, pengunjung sudah puas mengelilingi museum.

Wallahu a’lam,

Semoga barakah, manfaat.

Kudus, 22 September 2022 (Hari ke-265)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Engkau Yaa Allah

22 Sep
Balas

Barakallaah semuanya

22 Sep

Mantul kudus kota jenang dan kretek Bu Zuyyinah.

22 Sep
Balas

Alhamdulillaah, kota Santri kota Wali juga, Terimakasih Pak Nasrul Ngarif, Barakallaah

22 Sep

Sepertinya menarik apalagi saya suka jenang. Semoga sehat selalu Bunda

23 Sep
Balas



search

New Post