MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK (Hari ke-772)
Museum Masjid Agung Demak terletak di dalam kompleks Masjid Agung Demak, di sebelah barat alun-alun Demak, tepatnya berada di sebelah utara serambi Masjid Agung Demak. Museum ini selalu dipadati pengunjung dari berbagai daerah di tanah air, karena lokasinya yang strategis.
Lokasi Museum Masjid Agung Demak berada di Kauman Bintoro, kecamatan Demak, Kabupaten Demak, provinsi Jawa Tengah.
Bagi para pengunjung atau para peziarah di makam para sultan Demak, selain berdoa dan berkunjung ke Masjid Agung Demak, mereka juga menyempatkan waktu untuk berkunjung di Museum Masjid Agung Demak.
Museum Masjid Agung Demak merupakan museum khusus yang didirikan untuk menjaga peninggalan dari Masjid Agung Demak. Museum ini untuk menyimpan peninggalan para wali dan kerajaan Islam terdahulu yang bersejarah. Banyak peninggalan sejarah tentang Islam di Kabupaten Demak dan pulau Jawa di masa para walisongo disimpan di Museum Masjid Agung Demak. Pengelolaan museum ini dipegang oleh Masjid Agung Demak.
Peninggalan Masjid Agung Demak yang menjadi koleksi museum ini berjumlah 60. Beberapa di antaranya adalah miniatur Masjid Agung Demak, sepotong kayu dari saka tatal Sunan Kalijaga sebagai saka guru/ tiang penyangga utama bangunan masjid yang asli, pintu bledeg Ki Ageng Selo (dulunya menjadi pintu utama Masjid Agung Demak) (Ki Ageng Selo murid dari Sunan Kalijaga), makam Raden Fatah, Gentong Kong (untuk minum) di depan serambi pada masa kesultanan, gentong masa Dinasti Ming, kentongan, bedug zaman Belanda dan bedug Karya Sunan Kalijaga, ada juga AlQur’an yang ditulis tangan sunan Bonang, nama raja-raja Demak, juga nama-nama Bupati Demak beserta masa kepemimpinannya.
Di museum ada juga pintu makam Kasultanan dan serambi Majapahit, foto-foto Bupati dan Adipati Demak, Lampu Romyong (lampu masjid pada jaman dahulu), kap lampu pemberian Hamengku Buwono. Ada juga batu bata yang ditemukan pada saat rekonstruksi, alap-alap sumber nyawa senjata milik sunan Kudus, dan prasasti tahun pembuatan sumur serta koleksi gambar foto masjid dari masa ke masa.
Hal yang unik dari museum ini adalah adanya saka guru sebagai penyangga masjid, salah satu saka guru tersebut merupakan buatan Sunan Kalijaga. Saka guru tersebut dibuat dari serpihan-serpihan kayu yang dipadatkan yang kemudian dikenal sebagai saka tatal. Saka tatal mengandung makna simbolis sebagai bentuk kedekatan Sunan Kalijaga dengan rakyat kecil.
Saka guru yang disimpan dalam kotak kaca itu berjumlah empat tiang berbahan kayu jati. Tiga di antaranya berukuran setinggi tujuh meter. Masing-masing saka guru tersebut disusun oleh empat anggota Walisongo pada zamannya, yaitu Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga dengan saka tatalnya.
Yang berada di dalam museum adalah saka guru yang asli bagian bawah setelah direnovasi pada tahun 1982. Jadi yang tujuh meter ke bawah (di dalam Masjid Agung Demak) sudah diganti. Yang 10 meter ke atasnya saat ini masih asli di dalam Masjid Agung Demak
Wallaahu a’lam
Semoga barakah manfaat
Kudus, 11 Februari 2024 (Hari ke-772)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih, Bu atas informasinya. Bagi yang belum pergi, ini sangat berguna.
Alhamdulillah Pak Rasyid, Barakallah
Mantap ulasannya. Smg saya bisa ke sana suatu saat. Sukses selalu, Bun
Alhamdulillah Bu Ernasari, sehat sehat ya, bisa berkunjung ke Demak dekat Kudus.
Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah ta'ala.
Berkah barakah semuanya.
Paparan yang menginspirasi Bunda. Salam literasi dan sehat selalu.
Aamiin Yaa Allah, Barakallah Bu Nurmariana, sukses selalu.
Wisata religi yang bagus..
Alhamdulillah Pak Rochadi, Barakallah.