ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
NABI MUHAMMAD MENDAPATKAN WAHYU PERTAMA (Hari ke-697)

NABI MUHAMMAD MENDAPATKAN WAHYU PERTAMA (Hari ke-697)

Peristiwa turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dimulai ketika Rasulullah mengkhawatirkan keruntuhan moral di kota Mekkah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam merenungi dan menyadari banyak keadaan kaumnya yang terbelenggu dengan keyakinan syirik, sehingga beliau melakukan uzlah (mengasingkah diri), di Gua Hira di Jabal Nur, berbekal air dan roti gandum. Selama bulan Ramadhan, beliau menghabiskan waktu untuk merenung dan beribadah di gua Hira.

Tanda-tanda kenabian di usia 40 tahun tersebut salah satunya ditandai dengan adanya sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنِّي لَأَعْرِفُ حَجَرًا بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ إِنِّي لَأَعْرِفُهُ الْآنَ

“Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus (menjadi Nabi). Dan aku masih mengenalkan sampai sekarang” (HR. Muslim no. 2277).

Tanda lainnya adalah mimpi-mimpi beliau semakin jelas, yang disebut dengan ru’ya ash shalihah atau ru’ya ash shadiqah (mimpi yang benar dalam tidur). Dan ini merupakan salah satu tanda kenabian. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ

“Mimpi yang benar adalah salah satu dari 46 tanda kenabian” (HR. Muslim no. 2263).

Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan, “Al Baihaqi mengisahkan bahwa masa ru’ya ash shalihah berlangsung selama 6 bulan. Berdasarkan hal ini, maka permulaan kenabian dengan adanya ru’ya ash shalihah terjadi pada bulan kelahiran beliau yaitu Rabi’ul Awwal, setelah beliau genap 40 tahun. Sedangkan wahyu dalam kondisi terjaga terjadi pada bulan Ramadhan” (Fathul Bari, 1/27).

Sebelum menjadi Rasul, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah ta’ala seperti wajahnya terlihat bersinar dan bersih. Hal ini merupakan kebesaran Allah ta’ala sebagai pertanda akan datangnya nabi terakhir dengan kedudukan tertinggi sampai akhir zaman.

Nabi memilih gua Hira tepatnya di samping Jabal Nur dan ber-tahannuts, yaitu ibadah di malam hari dalam beberapa waktu. Kemudian beliau kembali kepada keluarganya menemui Khadijah untuk mempersiapkan bekal untuk ber-tahannuts kembali.

Sampai akhirnya malaikat Jibril datang pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum Hijriyah, menyampaikan wahyu pertama dari Allah ta’ala yaitu surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Malaikat Jibril berkata: “Bacalah!” Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan:

Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!” Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!”. Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”.

Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)” (HR. Bukhari no. 6982, Muslim no. 160).

Setibanya di rumah, selesai membaca ayat tersebut, Rasulullah merasa demam. Beliau menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada Khadijah, istrinya.

Dukungan utama Khadijah terlihat saat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu pertama di Gua Hira. Saat itu Khadijah menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ketakutan, seperti diceritakan Aisyah putri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَرْجُفُ فُؤَادُهُ، فَدَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ بِنْتِ خُوَيْلِدٍ رضى الله عنها فَقَالَ ‏"‏ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي ‏"‏‏.‏ فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ، فَقَالَ لِخَدِيجَةَ وَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ ‏"‏ لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي ‏"‏‏.‏ فَقَالَتْ خَدِيجَةُ كَلاَّ وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ‏

"Beliaupun pulang dalam kondisi gemetar dan bergegas hingga masuk ke rumah Khadijah. Kemudian Nabi berkata kepadanya: Selimuti aku, selimuti aku. Maka Khadijah pun menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya. Kemudian Nabi bertanya: 'wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku ini?'. Lalu Nabi menceritakan kejadian yang beliau alami kemudian mengatakan, “aku amat khawatir terhadap diriku”. Maka Khadijah mengatakan, “sekali-kali janganlah takut! Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahim, pemikul beban orang lain yang susah, pemberi orang yang miskin, penjamu tamu serta penolong orang yang menegakkan kebenaran." (HR. Bukhari).

Saat itu Khadijah mendatangi pamannya Waraqah bin Naufal yang bisa bahasa Ibrani. Waraqah diceritakan sebagai orang tua yang kehilangan penglihatan, namun dipercaya Khadijah. Kisah ini dituliskan dalam hadist seperti diceritakan Siti Aisyah.

فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى ابْنَ عَمِّ خَدِيجَةَ ـ وَكَانَ امْرَأً تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعِبْرَانِيَّ، فَيَكْتُبُ مِنَ الإِنْجِيلِ بِالْعِبْرَانِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ، وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ ـ فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ يَا ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنَ ابْنِ أَخِيكَ‏.‏ فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَبَرَ مَا رَأَى‏.‏ فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى صلى الله عليه وسلم يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا، لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ‏.‏ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ ‏"‏‏.‏ قَالَ نَعَمْ، لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلاَّ عُودِيَ، وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا‏.‏ ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ‏

"Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi menemui Waraqah bin Naufal, ia adalah saudara dari ayahnya Khadijah. Waraqah telah memeluk agama Nasrani sejak zaman jahiliyah. Ia pandai menulis Al Kitab dalam bahasa Arab. Maka disalinnya Kitab Injil dalam bahasa Arab seberapa yang dikehendaki Allah untuk dapat ditulis. Namun usianya ketika itu telah lanjut dan matanya telah buta. Khadijah berkata kepada Waraqah, "Wahai paman, dengarkan kabar dari anak saudaramu ini". Waraqah berkata, "Wahai anak saudaraku, apa yang terjadi atas dirimu?". Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya. Waraqah berkata, "(Jibril) ini adalah Namus yang pernah diutus Allah kepada Nabi Musa. Duhai, semoga saya masih hidup ketika kamu diusir oleh kaummu". Nabi bertanya, "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah menjawab, "Ya, betul. Tidak ada seorang pun yang diberi wahyu seperti engkau kecuali pasti dimusuhi orang. Jika aku masih mendapati hari itu niscaya aku akan menolongmu sekuat-kuatnya". Tidak berapa lama kemudian Waraqah meninggal dunia." (HR. Bukhari).

Suatu hari, mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkaca-kaca seraya bersabda kepada para sahabatnya: “Allah tidak pernah memberikanku wanita yang lebih mulia daripada Khadijah. Di saat manusia tidak percaya, dia sendiri yang percaya. Ketika semua orang mendustakan diriku, dia sendiri yang menerimaku. Ketika manusia berlarian dariku, ia mendukungku, baik ketika ada maupun tiada. Dan Allah mengaruniaiku putra-putri bukan dari yang lain, melainkan darinya.”

Dalam kitab Al-Busyra Khadijah diceritakan menggunakan seluruh kekayaannya untuk penyebaran Islam. Hingga beliau menjadi jatuh miskin. Hingga suatu hari beliau tidak memiliki selembar kain kafan untuk dirinya jika beliau meninggal.

Beliau meminta sorban yang dipakai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk digunakan sebagai kafan. Tetapi sebelum sorban tersebut digunakan, Khadijah menerima sorban yang dikirim oleh malaikat Jibril. Kelak ada lima orang yang menggunakan kain kafan istimewa tersebut yaitu Siti Khadijah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Siti Fatimah, Ali bin Abi Thalib, dan Hasan cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kisah sedih pasangan ini terangkum dalam amul huzni (tahun kesedihan) pada kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kehilangan pamannya Abu Thalib dan Khadijah karena menghadap Allah subhanahu wa ta’ala. Keduanya adalah pendukung utama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam saat pertama kali menerima wahyu dari Allah ta’ala hingga berpulang.

Khadijah yang lahir pada 555 M, berpulang pada 11 Ramadhan tahun ketiga sebelum hijrah. Momen tersebut kira-kira sama dengan 22 November 619 M. Menjelang wafat, Khadijah kembali menegaskan kesetiaan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kebenaran atas wahyu Allah subhanahu wa ta’ala. Khadijah dikisahkan meninggal di pangkuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wallahu a’lam,

Semoga barakah, manfaat.

Kudus, 28 November 2023 (Hari ke-697)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sungguh banyak info dan ilmu yang didapatkan di sini, Bu. Membaca sampai selesai lumayan..

28 Nov
Balas

Alhamdulillah, Barakallah Pak Rasyid, sehat dan sukses selalu.

29 Nov

Sungguh banyak info dan ilmu yang didapatkan di sini, Bu. Membaca sampai selesai lumayan..

28 Nov
Balas

Sungguh banyak info dan ilmu yang didapatkan di sini, Bu. Membaca sampai selesai lumayan..

28 Nov
Balas

Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah ta'ala.

28 Nov
Balas

Berkah barakah untuk semuanya.

28 Nov

Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan

28 Nov
Balas

Alhamdulillah,Barakallah Pak Tri, sukses selalu.

29 Nov

Baarakallah. Terima kasih Bund.

28 Nov
Balas

Alhamdulillah, sama sama Bu Sholihah, Barakallaahu lakuma. Aamiin.

29 Nov

Kisah yang penuh hikmah. Barokallah Mbak.

28 Nov
Balas

Alhamdulillah, Barakallaahu lakuma Dik Nanik, sukses selalu ya.

28 Nov



search

New Post