ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERJALANAN DAKWAH NABI ILYAS (Hari ke-663)

PERJALANAN DAKWAH NABI ILYAS (Hari ke-663)

Nabi Ilyas ‘alaihissalam pertama diutus diperkirakan tahun 870 sebelum masehi dan periode sejarahnya diperkirakan 910-850 SM. Nabi Ilyas diutus di daerah Ba’labak sebelah barat Damaskus di mana penduduknya yaitu kaum Bani Israil menyembah berhala. Nama kota Ba’labak atau disebut juga dengan Ba’albek berasal dari nama berhala yang disembah kaum Bani Israil. Berhala tersebut bernama Ba’la, yang merupakan patung yang terbuat dengan emas.

Dalam tafsir Ibnu Katsir telah diriwayatkan mengenai silsilah keluarga dari Nabi Ilyas ‘alaihissalam. Berawal dari kisah Nabi Harun yang merupakan leluhur dari Nabi Ilyas ‘alaihissalam. Harun diangkat menjadi Nabi oleh Allah ta’ala pada masa Nabi Musa ‘alaihissalam.

Apabila dilihat dari silsilah garis keturunannya, Nabi Harun ‘alaihissalam adalah kakak kandung dari Nabi Musa. Dalam Al-Qur’an kisah-kisah Nabi Harun ‘alaihissalam sering disebut dengan kisah Nabi Musa ‘alaihissalam karena ditempatkan pada daerah dan masa yang sama dengan Nabi Musa ‘alaihissalam. Sebelum Harun diangkat menjadi nabi, Nabi Musa ‘alaihissalam memohon kepada Allah ta’ala untuk mengutus Harun menjadi nabi untuk melawan raja yang sedang berkuasa saat itu yaitu Fir’aun.

Kemudian Harun diangkat menjadi nabi oleh Allah ta’ala dan ia memiliki kemampuan dalam berbahasa dan merangkai kata yang dinilai layak untuk mendampingi Nabi Musa ‘alaihissalam untuk menyebarkan ajaran Allah ta’ala. Pada waktu itu, Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihinassalam sedang menyelamatkan kaumnya dan keluar dari wilayah Mesir dari Fir’aun.

Firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surah Al-An'am ayat 84:

وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوْحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهٖ دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ وَاَيُّوْبَ وَيُوْسُفَ وَمُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۗوَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَۙ

“Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya’kub kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk, dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik,” (QS. Al-An'am: 84).

Perjuangan para Nabi yang menghadapi kaum Bani Israil setelah Nabi Harun ‘alaihissalam berlanjut kepada keturunannya yaitu Nabi Ilyas ‘alaihissalam. Nabi Ilyas ‘alaihissalam merupakan keturunan keluarga dari Nabi Harun ‘alaihissalam yang bernama Ibnu Yasin bin Fanhash bin Al-Izar bin Harun.

Dalam Al-Qur’an surah Ash-Shaffat ayat 123-132 membuktikan bahwa Ilyas termasuk ke dalam Rasul Allah. Nabi Ilyas diutus di daerah Ba’labak sebelah Barat Damaskus yang penduduknya yaitu kaum Bani Israil menyembah berhala. Nabi Ilyas ‘alaihissalam diutus oleh Allah ta’ala untuk memerintahkan kepada kaum Bani Israil untuk meninggalkan berhala.

Raja dan kaum Bani Israil pada waktu itu menolak ajakan Nabi Ilyas ‘alaihissalam karena mereka lebih percaya kepada berhala dan menantang kepada Allah ta’ala. Kaum Bani Israil bersekongkol agar dapat mengusir Nabi Ilyas ‘alaihissalam dengan melempari batu dan diancam akan dihabisi. Nabi Ilyas ‘alaihissalam terpaksa meninggalkan perkampungan itu dan bersembunyi di gua. Selama berada di dalam gua, Allah ta’ala memberikan bantuan berupa burung gagak yang membawa makanan untuk dimakan oleh Nabi Ilyas ‘alaihissalam.

Bencana kekeringan melanda kaum Bani Israil di Kota Ba’labak yang telah merenggut nyawa dari penduduk satu demi satu. Bencana kekeringan telah membuat kekacauan di kota Ba’labak, binatang ternakpun ikut menjadi korban. Kaum Bani Israil meyakini bahwa bencana ini merupakan bencana yang ditimpakan Ba’al, karena Nabi Ilyas ‘alaihissalam telah berdakwah di kota tersebut. Bani Israil bersama raja sepakat untuk mencari Nabi Ilyas ‘alaihissalam dan mengusirnya dari kota Ba’labak.

Wallahu a’lam,

Sumber: Al-Qur’an dan terjemahnya Departemen Agama RI 1992.

Semoga barakah, manfaat.

Bulungkulon, 25 Oktober 2023 (Hari ke-663)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren menewen ulasan kisahnya Mbakyu. Sukses selalu

25 Oct
Balas

Aamiin Yaa Allah, Barakallah Dik, sehat sekeluarga dan sukses selalu.

25 Oct

Makasih ulasannya, Bunda. Jadi belajar ttg kisah nabi2 lagi. Sukses selalu, Bun

26 Oct
Balas

Aamiin Yaa Allah, sama sama Bu Ernasari.

26 Oct

Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah ta'ala.

25 Oct
Balas

Berkah barakah semuanya.

25 Oct

Informatif dan mencerahkan bunda.Salam sehat dan bahagia selalu.Terima kasih telah setia SKSS dan berbagi kebaikan.

25 Oct
Balas

Aamiin Yaa Allah, Barakallah Pakde, sukses selalu.

25 Oct

Mantap ulasannya, bu. Salam sukses selalu!

25 Oct
Balas

Aamiin Yaa Allah, Barakallaah Bu Sakdiyah.

25 Oct



search

New Post