SIAPA ABDULLAH BIN ZUBAIR? IKUTI KISAHNYA! (Hari ke-411)
Seorang wanita mulia bernama Asma' putri Abu Bakar Ash-Shiddiq, telah melahirkan bayinya di Quba' ketika sedang hijrah dari Makkah ke Madinah menyusul teman-temannya seiman.
Bayinya laki-laki yang diberi nama Abdullah bin Zubair. Sebelum disusui, Abdullah bin Zubair dibawa menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ditahniq (dengan cara mengunyah buah kurma hingga lembut, lalu sedikit dari kunyahan itu diletakkan di langit-langit mulut bayi) dan didoakan oleh beliau.
Abdullah yang lahir dari pasangan mujahid dan mujahidah, tumbuh dan berkembang menjadi seorang pemuda perwira yang perkasa. Keperwiraannya di medan laga, ia buktikan ketika bersama mujahid-mujahid lainnya menggempur Afrika, membebaskan mereka dari kesesatan.
Waktu mengikuti ekspedisi tersebut, usianya baru menginjak 17 tahun. Namun begitulah kehebatan sistem tarbiyah Islamiyah yang bisa mencetak pemuda belia menjadi tokoh pejuang dalam menegakkan Islam.
Jumlah personil diantara dua pasukan peperangan tersebut jauh tidak seimbang. Pasukan Muslimin hanya 20.000 orang, sedangkan tentara musuh berjumlah 120.000 orang. Memang cukup membuat kaum Muslimin kerepotan melawan gelombang musuh yang demikian banyak, tetapi tidak membuat mereka gentar.
Bagi mereka, perang adalah mencari kematian sedangkan ruhnya bisa membumbung menuju surga. Melihat kondisi tersebut, Abdullah bin Zubair berpikir mencari rahasia kekuatan lawan. Akhirnya ia menemukan jawaban, bahwa inti kekuatan musuh tertumpu pada Raja Barbar yang menjadi panglima perang mereka.
Dengan penuh keberanian, Abdullah mencoba menembus pasukan musuh yang berlapis menuju ke arah panglima tersebut. Upayanya tidak sia-sia, ketika jarak antara dirinya dan Raja Barbar telah dekat, ia menebaskan pedangnya menghabisi nyawa panglima kaum musyrik itu.
Panji pasukan lawan direbut oleh teman-temannya dari tangan musuh. Dan ternyata, dugaan Abdullah tidak meleset, segera setelah itu semangat tempur pasukan musuh redup dan tak lama kemudian mereka bertekuk lutut di hadapan para mujahid yang gagah berani.
Abdullah juga seorang abid (ahli ibadah) yang khusyuk dan tawadhu, selain seorang jago perang. Mujahid pernah memberikan kesaksian bahwa apabila Ibnu Zubair sedang shalat, tubuhnya seperti batang pohon yang tidak bergeming karena khusyuknya menghadap Allah ta’ala.
Yahya bin Wahab juga bercerita apabila Abdullah bin Zubair sedang sujud, banyak burung-burung kecil bertengger di punggungnya.
Ibnu Zubair sangat tekun shalat malam dan berpuasa, disamping meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebanyak 33 hadits. Beliau piawai menunggang kuda, tangkas di medan laga, menyukai kata-kata indah, serta suaranya yang lantang.
Saat gejolak fitnah begitu kuat mencengkeram kaum muslimin, beliau sebenarnya tidak setuju pelimpahan kekuasaan dari Mu’awiyah kepada Yazid karena dianggap tidak Syar’i, namun banyak dari sahabat yang menyetujui keputusan Mu’awiyah tersebut dan membaiat Yazid bin Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhum ajma’in.
Meski tidak setuju, Abdullah bin Zubair juga tidak memprovokasi masa untuk memberontak pada penguasa. Setelah Yazid meninggal, banyak orang yang memberi dukungan kepada Abdullah bin Zubair. Akhirnya beliau menjadi khalifah dan kekuasaannya meliputi seluruh Hijaz, Makkah, Madinah dan sekitarnya.
Beliau memulai pemerintahannya dengan pembangunan Ka’bah dan memilih gubernur Madinah serta mengirim utusan-utusan ke Iraq. Pada saat kepemimpinannya, muncul pula pemberontak yang dipimpin Al-Mukhtar dengan 2000 pendukungnya. Saat itu tak ada khalifah yang berkuasa secara menyeluruh, baik di Syam maupun Kufah. Dan muncullah orang yang kuat, yaitu Marwan di Syam. Tahun 67 H Ibnu Zubair berhasil mengalahkan Al-Mukhtar yang dipimpin Mush’ab bin Zubair yang saat itu sebagai gubernur Basrah tahun 71 H, Mush’ab bin Zubair terbunuh oleh pihak Syam.
Kekuasaan Abdul Malik bin Marwan sangat luas, ketika di Kufah ia memerintahkan Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi membawa 3000 pasukan Syam untuk menundukkan Ibnu Zubair. Ia juga menulis surat kepada Ibnu Zubair yang isinya menjamin keamanannya bila ia tunduk pada kekuasaannya.
Ibnu Zubair menolak, terjadilah pertempuran dahsyat di Arafah yang dimenangkan Hajjaj bin Yusuf. Saat itu kedudukan pasukan Ibnu Zubair sudah lemah. Untuk kedua kalinya terjadi lagi pertumpahan darah di Makkah pada bulan Dzulhijah tahun 73 H dan gugurlah Ibnu Zubair. Tokoh yang tegas dalam kebenaran ini wafat pada usia 72 tahun, terbunuh oleh Hajjaj bin Yusuf.
Abdullah bin Zubair, senantiasa berupaya meniti jalan Islam yang lurus. Kita harus mencintai para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, merekalah generasi terbaik yang harus menjadi teladan dalam keimanan, kebaikan akhlak, serta menjadi inspirasi agar umat Islam tetap jaya di bawah panji-panji Islam. Allah melarang mencaci maki, menyakiti dan memandang remeh para sahabat.
Wallahu a’lam,
Semoga barakah, manfaat.
Bulungkulon, 15 Februari 2023 (Hari ke-411)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Teladan yang luar biasa. Terima kasih kisahnya, Bun.
Alhamdulillaah, sama sama Bu Ernasari, sehat dan sukses selalu ya
Ulasan yang menarik Bu... sehat dan sukses selalu
Aamiin Yaa Allah, barakallaah Bu Oria, sehat dan sukses ya Bu
Alhamdulillaah, Barakallaah
Berkah semuanya
Mantap surantap bunda. Selamat malam selamat beristirahat. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.
Alhamdulillah, sehat dan sukses selalu Pakdhe, Barakallah
Ulasan yang keren dan mencerahkan bu
Alhamdulillaah, terimakasih Bu Sofiawati, Barakallaah
Terima kasih sudah berbagi ilmu. Barokallah.
Alhamdulillaah, Barakallaahu lakuma Bu Aisyah, sehat dan sukses ya Bu
Ulasan yang sangat bermanfaat. Barokallah Bunda.
Barakallaahu lakuma dik Nanik, sehat dan sukses ya