TIDURNYA ORANG ALIM (Hari ke-447)
Betapa luhur kedudukan orang yang berilmu. Para ulama terdahulu menghabiskan sebagian besar waktunya demi melestarikan ilmu, terutama ilmu syari’at Islam. Beliau-beliau mendedikasikan dan mengabdikan diri untuk melestarikan ilmu. Sehingga sejarah mencatatkan sebagai orang-orang alim yang mempengaruhi dunia Islam. Misalnya, Ibnu Jarir at-Thobari seorang mufasir (ahli tafsir) dan sejarahwan, Zamakhsyari seorang mufasir dan teolog, Imam Yahya bin Syarof ad-Din an-Nawawi seorang ahli hadits (muhaddits), Ibnu Taimiyah dan sebagainya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
نَوْمُ الْعَالِمِ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ الْجَاهِلِ
“Tidurnya orang alim lebih baik darpada ibadahnya orang bodoh”.
Saat Rasulullah hendak memasuki masjid, beliau melihat iblis berada di pintu masjid. Maka. Rasulullah menegurnya, " Wahai iblis, apa yang sedang kamu lakukan di sini?"
Iblis berkata, "Aku hendak masuk masjid dan merusak shalatnya orang itu. Tetapi, aku merasa takut terhadap orang yang sedang tidur di situ", sambil menunjuk seseorang yang sedang tertidur di masjid.
Rasulullah bertanya lagi, "Wahai iblis, mengapa engkau takut terhadap orang yang sedang tidur, padahal ia dalam posisi tidak sadar? Dan tidak takut kepada orang yang sedang shalat dan bermunajat kepada Allah?"
Iblis menjawab dengan licik, "Orang yang sedang shalat itu adalah orang yang bodoh (tidak tahu syarat hukumnya shalat, tidak tuma'ninah, dan tidak bisa shalat dengan khusyu). Untuk merusak shalatnya, bagiku sangat mudah. Sedangkan, orang yang sedang tidur itu adalah orang yang alim, maka jika aku merusak shalatnya orang bodoh itu, aku khawatir, dia akan membangunkan orang yang sedang tidur itu kemudian mengajari dan membenarkan shalatnya orang bodoh tadi!"
Itu sebabnya Rasulullah pernah bersabda, “Tidurnya orang alim itu lebih baik dari pada ibadahnya orang yang bodoh!”
Dari Ibnu Abbas radliyallâhu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Nabi Sulaiman pernah diberi pilihan antara memilih ilmu dan kekuasaan, lalu beliau memilih ilmu. Selanjutnya, Nabi Sulaiman diberi ilmu sekaligus kekuasaan.
Ketika Allah ta’ala menciptakan Adam ‘alaihissalam, Allah ta’ala mengajarkan ilmu pengetahuan tentang al-asma’ (nama-nama) seluruh ciptaan-Nya, dengan berbagai jenisnya, dan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda sebagai bekal bagi Adam untuk mengelola bumi.
Hal ini mencerminkan, betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia. Maka, seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang menghadirkan kemaslahatan bagi umat manusia, Allah ta’ala akan mengangkat derajatnya. Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadalah ayat 11:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujaadalah: 11).
Allah ta’ala juga memuji orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Firman Allah ta’ala dalam surah Ali Imran ayat 18:
شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, (demikian pula) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran: 18).
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa pergi menuntut ilmu maka Allah akan menunjukkannya jalan menuju surga. Sesungguhnya orang alim senantiasa dimintakan ampunan untuknya oleh makhluk yang berada di langit maupun di bumi, hingga dimintakan ampun oleh ikan-ikan di laut. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi."
Betapa agama Islam begitu memuliakan, mengutamakan, dan menghargai orang yang berilmu pengetahuan. Bahkan melebihi keutamaanya orang yang ahli ibadah tetapi bodoh. Jelaslah bahwa dalam agama Islam, menuntut ilmu dan mengembangkan budaya ilmiah itu termasuk bagian dari ibadah, juga merupakan tuntutan agama. Jadi tidak semata desakan kebutuhan zaman atau tuntutan dari institusi negara.
Itulah kunci mengapa dahulu pada masa kegemilangan peradaban Islam, banyak lahir ilmuwan-ilmuwan besar Muslim yang telah diakui dunia dalam banyak cabang keilmuan. Mereka menekuni disiplin keilmuan atas motif ajaran Islam, bukan tuntutan negara. Begitu peduli dan perhatiannya agama Islam akan pentingnya ilmu pengetahuan.
Banyak pula ayat Al-Qur'an yang memberi dorongan dan motivasi agar seseorang mencintai ilmu. Al-Qur'an juga mengajarkan umat manusia berdoa kepada Tuhannya agar senantiasa ditambahkan ilmu pengetahuan di antaranya surah Az-Zumar ayat 9:
اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ.
“(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-zumar: 9).
Banyaknya apresiasi, penghargaan dan dorongan yang bersumber baik dari Al-Qur'an ataupun Sunnah Nabi seharusnya membuat kaum muslim lebih giat dan tekun lagi dalam mempelajari suatu ilmu.
Kegiatan dan aktivitas belajar dan menuntut ilmu baik di lembaga pendidikan formal atau nonformal yang ditempuh oleh seorang Muslim orientasinya tidak melulu mengejar ijazah, gelar dan jabatan tertentu, tetapi perlu diinsyafi pula bahwa belajar itu merupakan kewajiban tiap muslim dalam upaya mentaati perintah agama.
Wallahu a’lam,
Semoga barakah, manfaat.
Bulungkulon, 23 Maret 2023 (Hari ke-447)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillaah, Barakallah
Berkah untuk semuanya
Selamat berpuasa ya Bu.
Barakallaah Bu Aisyah