ZUYYINAH

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, itulah mottonya. Lahir di Kudus 9 Januari 1964. Sebagai anak pertama dari delapan bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
TINGKATAN PUASA (Hari ke-443)

TINGKATAN PUASA (Hari ke-443)

Rasulullah bersabda bahwa dengan berpuasa membuat kita sehat. Pada dasarnya, berpuasa akan menjadikan kita orang yang bertaqwa. Disamping itu, berpuasa juga membuat kita mendapatkan cashback berupa kesehatan, dengan catatan tergantung kualitas puasanya. Semakin baik kualitas puasa kita, tingkat kesehatan semakin tinggi.

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menerangkan tingkatan dalam berpuasa. Shaumul umum, shaumul ‎khusus, dan shaumul khususil khusus. Ketiganya bagaikan tingkatan tangga yang menarik orang berpuasa agar bisa mencapai tingkatan yang khususil khusus.

Pertama, Puasa Orang Awam (Puasa ‘Am).

أَمَّا صَوْمُ الْعُمُومِ: فَهُوَ كَفُّ الْبَطْنِ وَالْفَرْجِ عَنْ قَضَاءِ الشَّهْوَةِ

“Puasa umum adalah sekedar menahan perut dan mengekang nafsu syahwat.”

Puasa level pertama disebut sebagai shaumul umum atau puasanya orang awam. Level puasa ini adalah yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang atau sudah menjadi kebiasaan umum. Praktik puasa yang dilakukan di level ini sebatas menahan haus dan lapar serta hal-hal lain yang membatalkan puasa secara syariat.

Kedua, Puasanya Orang Khusus (Puasa Khawas).

وَأَمَّا صَوْمُ الْخُصُوصِ فَهُوَ كَفُّ السَّمْعِ وَالْبَصَرِ وَاللِّسَانِ وَالْيَدِ وَالرِّجْلِ وَسَائِرِ الْجَوَارِحِ عَنِ الْآثَامِ

“Puasa khusus untuk pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari perbuatan-perbuatan dosa.”

Puasa level kedua disebut sebagai shaumul khushus atau puasanya orang-orang spesial. Mereka berpuasa lebih dari sekadar untuk menahan haus, lapar dan hal-hal yang membatalkan. Mereka berpuasa juga untuk menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan segala anggota badannya dari perbuatan dosa dan maksiat. Mulutnya bukan saja menahan diri dari mengunyah, tapi juga menahan diri dari menggunjing, bergosip, apalagi memfitnah. Di level kedua ini adalah puasanya orang-orang shalih.

Ketiga, Puasa Orang Super Khusus (Puasa Khowasil Khowas).

وَأَمَّا صَوْمُ الْخُصُوْصِ الْخُصُوْصِ فَصَوْمِ الْقَلْبِ عَنِ الهِمَمِ الدَّنِيَّةِ وَالْأَفْكَارِ الدُّنْيَوِيَّةِ وَكَفُّهُ عَمَّا سِوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِالْكُلِّيَّةِ

“Puasa sangat khusus berpuasanya hati dari keinginan-keinginan yang rendah dan pikiran duniawi serta menahan hati dari segala tujuan selain Allah dengan totalitas.”

Ini level yang paling tinggi disebut shaumul khushusil khushus. Mereka tidak saja menahan diri dari maksiat, tapi juga menahan hatinya dari keraguan akan hal-hal keakhiratan. Menahan pikirannya dari masalah duniawiyah, serta menjaga diri dari berpikir kepada selain Allah. Standar batalnya puasa bagi mereka sangat tinggi, yaitu apabila terbersit di dalam hati dan pikirannya tentang selain Allah, seperti cenderung memikirkan harta dan kekayaan dunia.

Menurut kelompok ketiga ini puasa dapat terkurangi nilainya dan bahkan dianggap batal apabila di dalam hati tersirat keraguan, meski sedikit saja, atas kekuasaan Allah. Puasa kategori level ketiga ini adalah puasanya para nabi, shiddiqin dan muqarrabin.

Marilah introspeksi diri, sudah berada di tingkatan manakah puasa kita selama ini? Upaya Imam Al-Ghazali mengklasifikasi orang berpuasa ke dalam tiga level tersebut, tujuannya adalah agar kita yang setiap tahun berpuasa Ramadhan bisa menapaki tangga yang lebih tinggi dalam kualitas ibadah puasanya.

Sahabat Jabir berkata:

عَنْ جَابِرْ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ: إذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعُكَ وَبَصَرُكَ وَلِسَانُكَ عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَآثِمِ، وَدَعْ أَذَى الْخَادِمِ، وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ وَقَارٌ وَسَكِيْنَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ، وَلاَ تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَيَوْمَ صِيَامِكَ سَوَاءً(المصنف لابن أبي شيبة)

“Dari Jabir, ia berkata, apabila engkau berpuasa, maka pendengaranmu, penglihatanmu, ucapanmu juga berpuasa dari perbuatan bohong dosa, dan jangan menyakiti orang lain. Jadikan dirimu berwibawa tenang ketika engkau berpuasa, dan jangan sampai hari tidak puasamu dengan hari puasamu bernilai sama. (Musannaf Ibn Abi Shaibah).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَة قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ، فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ

“Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Bukanlah puasa itu dari makan dan minum, sesungguhnya puasa (yang sebenarnya) adalah dari perbuatan sia-sia dan perkataan kotor, dan jika seorang mencelamu atau mengajak bertengkar denganmu maka katakanlah: Sesungguhnya aku orang yang berpuasa, sesungguhnya aku orang yang berpuasa.” (HR. Ibn Khuzaimah).

Dengan demikian berpuasa bukan persoalan menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih jiwa, pikiran dengan cara meninggalkan perkara yang bisa mengotorinya, dan tetap berkegiatan positif agar melahirkan gelombang kebaikan yang menjadi contoh bagi keluarga maupun masyarakat.

Wallahu a’lam,

Semoga barakah, manfaat.

Bulungkulon, 19 Maret 2023 (Hari ke-443)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, Bunda. Puasa saya kayaknya masih ga beres ni hehe.... Makasih ilmunya, Bun

19 Mar
Balas

Alhamdulillah Bu Ernasari, Barakallaah, sukses selalu ya Bu

20 Mar

Alhamdulillaah, segala puji hanya bagi Allah ta'ala

19 Mar
Balas

Berkah untuk semuanya

19 Mar

Sudah di tingkatan berapakah puasa kita? Hemmm semoga bisa selalu memperbaiki diri

19 Mar
Balas

Aamiin Allahumma Aamiin, Barakallah Pak Ben

19 Mar

Sangat inspiratif, tks Bu Zuyyinah

19 Mar
Balas

Alhamdulillaah, Barakallah Pak Rochadi

19 Mar



search

New Post