Reno kostia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk membentuk manusia yangberiman dan bertakwa kepada Allah swt. tidak terlepas dari pendidikan agama islam, di dalam al-Quran juga disampaikan wahwa. “…niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, dan Allah maha Teliti apa yang kamu kerjakan,” (QS al-Mujadillah :11) untuk itu perlu diadakan pembaharuan dalam bidang Pendidikan Agama Islam salahsatunya dalam hal mengajarkan materi-materi Pendidikan Agama Islam kepada para pesrta didik.

Pada Kurikulum 2013 pembelajaran itu berpusat kepada peserta didik bukan kepada guru, guru hanya sebagai fasilitator, menurut Munif Chatib dalam bukunya Gurunya Manusia adalah. “seprang fasilitator harus yakin bahwa sebelumnya para siswa punya bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar, tugas fasilitator itu meminta siswa untuk membangun pengalaman-pengalaman tersebut saat dia belajar bersamanya.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sering dianggap tidak menarik bagi peserta didik karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan materi-materi Pen didikan Agama islam itu tidak nyata contohnya malaikat, hari akhir dll. Untuk menghadapi masalah di atas perlu diterapkanya model pembelajaran PAI yang tepat, salah satunya model pembelajaran Kooperatife tipe Talking Stick.

Model pembelajaran kooperatife tipe Talking stick diharapkan dapat menarik minat peserta dididk dalam menghafal materi pembelajaran dan dapat meningkatkan rasa percaya didri peserta didik ketika menyampaikan pendapat di depan teman-temannya.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk merancang sebuah makalah tentang proses pembelajaran menggunakan model kooperatife tipe Talking Stick yang dipadukan dengan lagu-lagu sehingga terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. Berdasarkan hal ini penulis mengangkat judul makalah tentang “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatife tipe Tlking Stick untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas IV Tentang Iman Kepada Malaiakt Allah di SDN 31 Muaro Kabupaten Sijunjung.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini yaitu:

1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pemebelajran Pendidikan Agama Islam yang merupakan akibat dari pembelajaran yang monoton dan tidak menarik

2. Kurangnya motivasi peserta didik untuk mrnghafal materi pembelajaran dengan cara konvensional dan membosankan

3. Keterbatasan ilmu dan pengalaman pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang menyanangkan

C. Desain pemecahan masalah

Berdasarkan masalah di atas penulis memilih solusinya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe talking stck yang dapat menciptakn suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik karena mereka akan dibgi berkelompok ditambah permainan menggunakan tongkat.

D. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam hal memilih metode-metode yang akan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama dalam bidang pendidikan agama islam

E. Manfaat

Adapun manfaat dari model pembelajaran yang penulis rancang ini adalah :

1. Bagi Guru

· Memberikan kemudahan dalam dalam menyampaikan materi pembelajaran

· Menciptakan suasan belajar yang menyenangkan

· Meningkatkan pengalaman

2. Bagi Siswa

· Memudahkan siswa melakukan penyesuian social

· Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri

· Meningkatkan kesedian menggunakan ide-ide orang lain yang dirasakan lebih baik

· Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

· Meningkatkan wawasan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran yang digunakan

Model pembelajaran yang penulis gunakan adalah model pembelajaran cooperative tipe talking stick, model ini penulis anggap cocok dengan kurikulum 2013 yang mana pembelajaran perpusat pada peserta didik.

1. Model Pembelajaran Kooperatif (cooperatife learning)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick

Model Pembelajaran Talking Stick artinya model pembelajaran menggunakan tongkat. Metode pembelajaran dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat harus menjawab pertnyanaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pembelajaran terlebih dahulu. Tongkat berbicara maksudnya tongkat akan pindah ke orang lain apabila orang tersebut ingin bicara atau menanggapinya, dengan cara ini tongkat akan berpindah dari satu orang ke yang lainnya jika orang tersebut ingin meneluarkan pendapatnya. Apabila semuanya mendapatkan giliran berbicara tongkat itu lalu dikembalikan lagi pada guru

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara yang diberikan secara bergiliran.

B. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe talking stick

1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok

2. Guru menyiapkan tongkat yang pajangnya kira-kira 20 cm

3. Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, keudian memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pembelajaran tersebut

4. Setelah kelompok membaca materi pembelajaran yang diberikan guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup dan menyimpannya

5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah seorang anggota kelompok, setelah itu guru meberikan pertnyaan yang sudah disiapkan

6. Peserta didik yang menerima tongkat tadi diminta untuk memilih salah satu temannya untuk menerima tongkat berikutnya, sampai semua peserta didik telah mendapatkan kesempatan untuk berbicara baik itu menjawab pertanyaan maupun memberikan pertanyaan ataupun menanggapi.

BAB III

DESAIN MEDIA MEMBELAJARAN

A. IDE DASAR

Penulis menyadari bahwa untuk mengajarkan materi yang sifatnya hafalan tidak mudah, materi yang akan dihafalkan tersebut harus di ucapkan secara berulang-ulang, dan harus didengar se sering mungkin. Model pembelajaran Talking Stick ini penulis anggap cocok untuk materi yang sifatnya hafalan karena sambil bermain peserta didik akan sering mengucapkan dan mendengar materi tersebut tanpa ada terasa mereka sudah mengahafalnya.

B. PROSES PEMBUATAN

Guru menyiapkan meteri pembelajaran agar bisa dibaca peserta didik dalam kelopok masing-masing, kemudian guru juga harus mempersiapkan tongkat yang panjangnya sekitar 20 cm yang terbuat dari kayu yang dabalut dengan kertas warna agar lebih menarik bagi peserta didik.

C. SOFWER YANG DIGUNAKAN

Agar lebih menarik penulis menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk power poin

D. KOMPETENSI INTI / KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Inti

KI-1

Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI-2

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KI-3

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanyakan

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat

bermain.

KI-4

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.5

Meyakini keberadaan Malaikat-malaikat Allah Swt.

2.4

Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para malaikat Allah Swt.

yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari.

3.2

Mengerti makna iman kepada Malaikat-malaikat Allah berdasarkan pengamatan

terhadap dirinya dan alam sekitar.

4.2

Melakukan pengamatan diri dan alam sekitar sebagai implementasi makna imankepada malaikat-malaikat Allah.

E. INDIKATOR

1.5.1

Meyakini keberadaan Malaikat-malaikat Allah Swt.

2.4.1

Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para malaikat Allah Swt. yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari.

3.2.1

Mengerti makna iman kepada Malaikat-malaikat Allah

3.2.2

Menyebutkan nama- nama malaikat dan tugas-tugasnya

4.2.1

Menunjukan sikap yang mencerminkan keimanan kepada malaikat Allah

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Memahami makna beriman kepada Malaikat Allah.

b. Menyebutkan nama-nama dan tugas-tugas Malaikat Allah.

c. Menerima keberadaan malaikat.

d. Menunjukkan sikap yang mencerminan keimanan kepada Malaikat Allah

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Gambaran lengkap dari model pembelajaran ini dapat dilihat dari langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dikelas. Langkah-langkah ini adalah untuk 2 x pertemuan.Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Pertemuan 1 (pertama)

1. Siswa membagi-bagikan teks yang bertuliskan materi pembelajaran tentang iman kepada malaikat

2. Mendengarkan dan menyanyikan lagu malaikat Allah SWT dengan mengikuti bunyi rekaman dari laptop

3. Guru menyampaikan substansi materi pelajaran melalui penjelasan dengan menggunakan metode ceramah serta diikuti dengan Tanya jawab tentang materi yang belum dipahami

4. Siswa dibagi berkelompok kemudian guru mulai meberikan tongkat kepada salah seorang peserta didik, peserta didik yang mendapatkan tongkat harus menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

5. selesai menjawab peserta didik memberikan tongkat tersebut kepada kelompok lain, dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, contoh pertanyaannya , malaikat yang bertugas mencabut nyawa adalah. sampai semua siswa mendapatkan giliran.

Pertemuan ke 2

6. Guru mengulang kembali materi yang dianggap sulit.

7. Guru membagi siswa berkelompok dan memulai permainan dengan talking stik

8. Guru memberikan tongkat kepada salah seorang peserta didik, sekarang dengan persi yang berbeda siswa boleh memberikan pertanyaan tentang materi iman nama-nama malaikat dan tugasnya, dan meminta kelompok lain untuk menjawab dengan memberikan tongkat tersebut.

9. dilakukan sampai seluruh siswa mendapatkan kesempatan untuk bersuara, baik itu memberikan pertanyaan maupun jawaban

10. guru memberikan penguatan tentang materi

H. EVALUASI

Evaluasi merupakan hal penting yang harus dilakukan guru karena dengan evaluasi guru bisa mengetahui sejauh mana materi pembelajaran itu sudah diserap peserta didik. Evaluasi bisa dilakukan dalam bentuk lisan, tulisan, dan juga berkelompok.

Pada materi pembelajaran iman kepada Malaikat Allah ini penulis mengadakan bentuk tes lisan dan tulisan

1. Tes lisan

untuk tes lisan penulis mengambil penilaian dari pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model Talking Stick. yaitu peserta didik yang menjawab pertanyaan diberikan bobot nilai sesuai bobot jawabannya.

Rubrik penilaian lisan

No

Nama

No soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

POPY WARDANI

2

ALIFIA MIFTAHUL JANNAH

3

M ZIKRI RAMADHAN

4

RANDIKA PRATAMA

5

RENDI FEBRIANSYAH

6

ABDUL RAZAK

7

AFANDI TEDI D

8

AFIFA KAMILA

9

AGIB SANJAYA

10

ARISMA YULIANI

11

ATHIA MAGFIRA W

12

AULIA MARSINTA

13

AUSA HANZOLAN

14

AYU ASRI

15

BINTANG ERAWAN

16

DWI NURUL ZOLIFA

17

IRVAN RAMADHAN

18

M RADITYA GAYAS

19

NABILA AFRILIANA

20

PUTRI ANDINI

21

RAGIL WINOTO

22

RISKA MULTI A

23

SHANDI AMELIA P

24

SYUKRAN FADILLA

25

SYAKIP ALIFANDRO S

26

VIVI PERMATA S

27

ZIKRA RAMADHAN

28

NURHALIMAH

29

ALUNG TABITA

30

M FADLI ABEL

31

M YOFIT ALFAYET

32

SISTI FADILLA

33

IPITRI

2. Tes tulisan/tertulis

Tes tertulis dilakukan ketika akhir pembelajaran, dengan soal sebagai berikut :

1. Malaikat diciptakan oleh Allah dari ….

2. Iman kepada Malaikat termasuk rukun iman yang ke ….

3. Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu adalah …

4. Malaikat Israfil bertugas ….

5. Mencabut nyawa dilakukan oleh malaikat ….

6. Kita harus berhati-hati dalam bertindak karena kita selalu diawasi oleh dua malaikat yang bertugas mencatat amalan kita yaitu ….

7. Tugas malaikat Malik adalah ….

8. Malaiakat yang selalu menjaga syurganya Allah adalah …

9. Di alam kubur kita diadatangi dua malaikat yaitu …

10. Hikmah beriman kepada malaikat adalah ….

Rubrik penilaian ters tertulis

No

Nama

No soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

POPY WARDANI

2

ALIFIA MIFTAHUL JANNAH

3

M ZIKRI RAMADHAN

4

RANDIKA PRATAMA

5

RENDI FEBRIANSYAH

6

ABDUL RAZAK

7

AFANDI TEDI D

8

AFIFA KAMILA

9

AGIB SANJAYA

10

ARISMA YULIANI

11

ATHIA MAGFIRA W

12

AULIA MARSINTA

13

AUSA HANZOLAN

14

AYU ASRI

15

BINTANG ERAWAN

16

DWI NURUL ZOLIFA

17

IRVAN RAMADHAN

18

M RADITYA GAYAS

19

NABILA AFRILIANA

20

PUTRI ANDINI

21

RAGIL WINOTO

22

RISKA MULTI A

23

SHANDI AMELIA P

24

SYUKRAN FADILLA

25

SYAKIP ALIFANDRO S

26

VIVI PERMATA S

27

ZIKRA RAMADHAN

28

NURHALIMAH

29

ALUNG TABITA

30

M FADLI ABEL

31

M YOFIT ALFAYET

32

SISTI FADILLA

33

IPITRI

I. REVERENSI

Alquranul karim,Pustaka al-kautsar, 2009

Chatib Munif, Gurunya Manusia, Bandung,mizan media utama,2012

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe talking stickuntuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT ini sangat baik sekali dilakukan, untuk menuju proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAKEM ).

Model pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif model dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, sesungguhnya merupakan upaya untuk lebih meningkatkan peran pendidikan agama di sekolah dalam rangka membentuk peserta didik.

Letak pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam didasarkan pada alasan-alasan pokok sebagai berikut:

Pertama, Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik serta memiliki akhlak mulia dalam kehidupannya sehari-hari. Sejauh ini para guru berpandangan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang harus dihafal, sehingga pelajaran Pendidikan Agama Islam cukup disampaikan dengan ceramah sehingga pembelajaran di kelas selalu berpusat pada guru. Dengan model make – a match ini diharapkan siswa bukan sekedar objek akan tetapi mampu berperan sebagai subjek, dengan dorongan dari guru mereka diharapkan mampu menjadikan pelajaran dalam bentuk yang menyenangkan, jadi siswa tidak merasa terpaksa untuk menghafal, akan tetapi mereka mengalami aktifitas yang mengasyikkan dan akhirnya menjadi tertarik untuk melakukannya.

Kedua, Melalui Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT ini diharapkan siswa dibawa ke dalam nuansa pembelajaran yang di dalamnya dapat memberi pengalaman yang berarti melalui proses pembelajaran yang terpadu sehingga dari proses tersebut diharapkan mereka dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.

Ketiga, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP harus memenuhi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut harus dikembangkan secara terpadu dalam setiap bidang kajian agama, seperti akidah, syariah dan akhlak. Jadi dengan melalui Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match ini yang dibangun dengan berbagai macam metode, guru Agama Islam dapat memilih bagian mana yang cocok untuk aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan pihak-pihak yang terkait terutama guru Pendidikan Agama Islam juga dapat menerapkan model yang telah pemakah uraikan diatas. Mudah-mudahan melalui penerapan model ini diharapkan dapat membantu para guru agama dalam mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia yang benar-benar mempunyai kualitas keberagamaan yang kuat yang dihiasi dengan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Pemakalah sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat pemakalah harapkan dari semua pihak, karena minimnya ilmu pemakalah dan juga kurangnya literatur yang pemakalah dapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV.Misaka Galiza, 2003.

Permendiknas No. 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, November 2006.

Sabri Ahmad, Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, Padang: Prima Copy Center, tth.

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk membentuk manusia yangberiman dan bertakwa kepada Allah swt. tidak terlepas dari pendidikan agama islam, di dalam al-Quran juga disampaikan wahwa. “…niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, dan Allah maha Teliti apa yang kamu kerjakan,” (QS al-Mujadillah :11) untuk itu perlu diadakan pembaharuan dalam bidang Pendidikan Agama Islam salahsatunya dalam hal mengajarkan materi-materi Pendidikan Agama Islam kepada para pesrta didik.

Pada Kurikulum 2013 pembelajaran itu berpusat kepada peserta didik bukan kepada guru, guru hanya sebagai fasilitator, menurut Munif Chatib dalam bukunya Gurunya Manusia adalah. “seprang fasilitator harus yakin bahwa sebelumnya para siswa punya bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar, tugas fasilitator itu meminta siswa untuk membangun pengalaman-pengalaman tersebut saat dia belajar bersamanya.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sering dianggap tidak menarik bagi peserta didik karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan materi-materi Pen didikan Agama islam itu tidak nyata contohnya malaikat, hari akhir dll. Untuk menghadapi masalah di atas perlu diterapkanya model pembelajaran PAI yang tepat, salah satunya model pembelajaran Kooperatife tipe Talking Stick.

Model pembelajaran kooperatife tipe Talking stick diharapkan dapat menarik minat peserta dididk dalam menghafal materi pembelajaran dan dapat meningkatkan rasa percaya didri peserta didik ketika menyampaikan pendapat di depan teman-temannya.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk merancang sebuah makalah tentang proses pembelajaran menggunakan model kooperatife tipe Talking Stick yang dipadukan dengan lagu-lagu sehingga terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. Berdasarkan hal ini penulis mengangkat judul makalah tentang “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatife tipe Tlking Stick untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas IV Tentang Iman Kepada Malaiakt Allah di SDN 31 Muaro Kabupaten Sijunjung.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini yaitu:

1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pemebelajran Pendidikan Agama Islam yang merupakan akibat dari pembelajaran yang monoton dan tidak menarik

2. Kurangnya motivasi peserta didik untuk mrnghafal materi pembelajaran dengan cara konvensional dan membosankan

3. Keterbatasan ilmu dan pengalaman pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang menyanangkan

C. Desain pemecahan masalah

Berdasarkan masalah di atas penulis memilih solusinya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe talking stck yang dapat menciptakn suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik karena mereka akan dibgi berkelompok ditambah permainan menggunakan tongkat.

D. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam hal memilih metode-metode yang akan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama dalam bidang pendidikan agama islam

E. Manfaat

Adapun manfaat dari model pembelajaran yang penulis rancang ini adalah :

1. Bagi Guru

· Memberikan kemudahan dalam dalam menyampaikan materi pembelajaran

· Menciptakan suasan belajar yang menyenangkan

· Meningkatkan pengalaman

2. Bagi Siswa

· Memudahkan siswa melakukan penyesuian social

· Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri

· Meningkatkan kesedian menggunakan ide-ide orang lain yang dirasakan lebih baik

· Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

· Meningkatkan wawasan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran yang digunakan

Model pembelajaran yang penulis gunakan adalah model pembelajaran cooperative tipe talking stick, model ini penulis anggap cocok dengan kurikulum 2013 yang mana pembelajaran perpusat pada peserta didik.

1. Model Pembelajaran Kooperatif (cooperatife learning)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick

Model Pembelajaran Talking Stick artinya model pembelajaran menggunakan tongkat. Metode pembelajaran dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat harus menjawab pertnyanaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pembelajaran terlebih dahulu. Tongkat berbicara maksudnya tongkat akan pindah ke orang lain apabila orang tersebut ingin bicara atau menanggapinya, dengan cara ini tongkat akan berpindah dari satu orang ke yang lainnya jika orang tersebut ingin meneluarkan pendapatnya. Apabila semuanya mendapatkan giliran berbicara tongkat itu lalu dikembalikan lagi pada guru

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara yang diberikan secara bergiliran.

B. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe talking stick

1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok

2. Guru menyiapkan tongkat yang pajangnya kira-kira 20 cm

3. Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, keudian memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pembelajaran tersebut

4. Setelah kelompok membaca materi pembelajaran yang diberikan guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup dan menyimpannya

5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah seorang anggota kelompok, setelah itu guru meberikan pertnyaan yang sudah disiapkan

6. Peserta didik yang menerima tongkat tadi diminta untuk memilih salah satu temannya untuk menerima tongkat berikutnya, sampai semua peserta didik telah mendapatkan kesempatan untuk berbicara baik itu menjawab pertanyaan maupun memberikan pertanyaan ataupun menanggapi.

BAB III

DESAIN MEDIA MEMBELAJARAN

A. IDE DASAR

Penulis menyadari bahwa untuk mengajarkan materi yang sifatnya hafalan tidak mudah, materi yang akan dihafalkan tersebut harus di ucapkan secara berulang-ulang, dan harus didengar se sering mungkin. Model pembelajaran Talking Stick ini penulis anggap cocok untuk materi yang sifatnya hafalan karena sambil bermain peserta didik akan sering mengucapkan dan mendengar materi tersebut tanpa ada terasa mereka sudah mengahafalnya.

B. PROSES PEMBUATAN

Guru menyiapkan meteri pembelajaran agar bisa dibaca peserta didik dalam kelopok masing-masing, kemudian guru juga harus mempersiapkan tongkat yang panjangnya sekitar 20 cm yang terbuat dari kayu yang dabalut dengan kertas warna agar lebih menarik bagi peserta didik.

C. SOFWER YANG DIGUNAKAN

Agar lebih menarik penulis menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk power poin

D. KOMPETENSI INTI / KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Inti

KI-1

Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI-2

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KI-3

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanyakan

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat

bermain.

KI-4

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.5

Meyakini keberadaan Malaikat-malaikat Allah Swt.

2.4

Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para malaikat Allah Swt.

yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari.

3.2

Mengerti makna iman kepada Malaikat-malaikat Allah berdasarkan pengamatan

terhadap dirinya dan alam sekitar.

4.2

Melakukan pengamatan diri dan alam sekitar sebagai implementasi makna imankepada malaikat-malaikat Allah.

E. INDIKATOR

1.5.1

Meyakini keberadaan Malaikat-malaikat Allah Swt.

2.4.1

Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para malaikat Allah Swt. yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari.

3.2.1

Mengerti makna iman kepada Malaikat-malaikat Allah

3.2.2

Menyebutkan nama- nama malaikat dan tugas-tugasnya

4.2.1

Menunjukan sikap yang mencerminkan keimanan kepada malaikat Allah

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Memahami makna beriman kepada Malaikat Allah.

b. Menyebutkan nama-nama dan tugas-tugas Malaikat Allah.

c. Menerima keberadaan malaikat.

d. Menunjukkan sikap yang mencerminan keimanan kepada Malaikat Allah

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Gambaran lengkap dari model pembelajaran ini dapat dilihat dari langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dikelas. Langkah-langkah ini adalah untuk 2 x pertemuan.Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Pertemuan 1 (pertama)

1. Siswa membagi-bagikan teks yang bertuliskan materi pembelajaran tentang iman kepada malaikat

2. Mendengarkan dan menyanyikan lagu malaikat Allah SWT dengan mengikuti bunyi rekaman dari laptop

3. Guru menyampaikan substansi materi pelajaran melalui penjelasan dengan menggunakan metode ceramah serta diikuti dengan Tanya jawab tentang materi yang belum dipahami

4. Siswa dibagi berkelompok kemudian guru mulai meberikan tongkat kepada salah seorang peserta didik, peserta didik yang mendapatkan tongkat harus menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

5. selesai menjawab peserta didik memberikan tongkat tersebut kepada kelompok lain, dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, contoh pertanyaannya , malaikat yang bertugas mencabut nyawa adalah. sampai semua siswa mendapatkan giliran.

Pertemuan ke 2

6. Guru mengulang kembali materi yang dianggap sulit.

7. Guru membagi siswa berkelompok dan memulai permainan dengan talking stik

8. Guru memberikan tongkat kepada salah seorang peserta didik, sekarang dengan persi yang berbeda siswa boleh memberikan pertanyaan tentang materi iman nama-nama malaikat dan tugasnya, dan meminta kelompok lain untuk menjawab dengan memberikan tongkat tersebut.

9. dilakukan sampai seluruh siswa mendapatkan kesempatan untuk bersuara, baik itu memberikan pertanyaan maupun jawaban

10. guru memberikan penguatan tentang materi

H. EVALUASI

Evaluasi merupakan hal penting yang harus dilakukan guru karena dengan evaluasi guru bisa mengetahui sejauh mana materi pembelajaran itu sudah diserap peserta didik. Evaluasi bisa dilakukan dalam bentuk lisan, tulisan, dan juga berkelompok.

Pada materi pembelajaran iman kepada Malaikat Allah ini penulis mengadakan bentuk tes lisan dan tulisan

1. Tes lisan

untuk tes lisan penulis mengambil penilaian dari pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model Talking Stick. yaitu peserta didik yang menjawab pertanyaan diberikan bobot nilai sesuai bobot jawabannya.

Rubrik penilaian lisan

No

Nama

No soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

POPY WARDANI

2

ALIFIA MIFTAHUL JANNAH

3

M ZIKRI RAMADHAN

4

RANDIKA PRATAMA

5

RENDI FEBRIANSYAH

6

ABDUL RAZAK

7

AFANDI TEDI D

8

AFIFA KAMILA

9

AGIB SANJAYA

10

ARISMA YULIANI

11

ATHIA MAGFIRA W

12

AULIA MARSINTA

13

AUSA HANZOLAN

14

AYU ASRI

15

BINTANG ERAWAN

16

DWI NURUL ZOLIFA

17

IRVAN RAMADHAN

18

M RADITYA GAYAS

19

NABILA AFRILIANA

20

PUTRI ANDINI

21

RAGIL WINOTO

22

RISKA MULTI A

23

SHANDI AMELIA P

24

SYUKRAN FADILLA

25

SYAKIP ALIFANDRO S

26

VIVI PERMATA S

27

ZIKRA RAMADHAN

28

NURHALIMAH

29

ALUNG TABITA

30

M FADLI ABEL

31

M YOFIT ALFAYET

32

SISTI FADILLA

33

IPITRI

2. Tes tulisan/tertulis

Tes tertulis dilakukan ketika akhir pembelajaran, dengan soal sebagai berikut :

1. Malaikat diciptakan oleh Allah dari ….

2. Iman kepada Malaikat termasuk rukun iman yang ke ….

3. Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu adalah …

4. Malaikat Israfil bertugas ….

5. Mencabut nyawa dilakukan oleh malaikat ….

6. Kita harus berhati-hati dalam bertindak karena kita selalu diawasi oleh dua malaikat yang bertugas mencatat amalan kita yaitu ….

7. Tugas malaikat Malik adalah ….

8. Malaiakat yang selalu menjaga syurganya Allah adalah …

9. Di alam kubur kita diadatangi dua malaikat yaitu …

10. Hikmah beriman kepada malaikat adalah ….

Rubrik penilaian ters tertulis

No

Nama

No soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

POPY WARDANI

2

ALIFIA MIFTAHUL JANNAH

3

M ZIKRI RAMADHAN

4

RANDIKA PRATAMA

5

RENDI FEBRIANSYAH

6

ABDUL RAZAK

7

AFANDI TEDI D

8

AFIFA KAMILA

9

AGIB SANJAYA

10

ARISMA YULIANI

11

ATHIA MAGFIRA W

12

AULIA MARSINTA

13

AUSA HANZOLAN

14

AYU ASRI

15

BINTANG ERAWAN

16

DWI NURUL ZOLIFA

17

IRVAN RAMADHAN

18

M RADITYA GAYAS

19

NABILA AFRILIANA

20

PUTRI ANDINI

21

RAGIL WINOTO

22

RISKA MULTI A

23

SHANDI AMELIA P

24

SYUKRAN FADILLA

25

SYAKIP ALIFANDRO S

26

VIVI PERMATA S

27

ZIKRA RAMADHAN

28

NURHALIMAH

29

ALUNG TABITA

30

M FADLI ABEL

31

M YOFIT ALFAYET

32

SISTI FADILLA

33

IPITRI

I. REVERENSI

Alquranul karim,Pustaka al-kautsar, 2009

Chatib Munif, Gurunya Manusia, Bandung,mizan media utama,2012

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe talking stickuntuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT ini sangat baik sekali dilakukan, untuk menuju proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAKEM ).

Model pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif model dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, sesungguhnya merupakan upaya untuk lebih meningkatkan peran pendidikan agama di sekolah dalam rangka membentuk peserta didik.

Letak pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam didasarkan pada alasan-alasan pokok sebagai berikut:

Pertama, Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik serta memiliki akhlak mulia dalam kehidupannya sehari-hari. Sejauh ini para guru berpandangan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang harus dihafal, sehingga pelajaran Pendidikan Agama Islam cukup disampaikan dengan ceramah sehingga pembelajaran di kelas selalu berpusat pada guru. Dengan model make – a match ini diharapkan siswa bukan sekedar objek akan tetapi mampu berperan sebagai subjek, dengan dorongan dari guru mereka diharapkan mampu menjadikan pelajaran dalam bentuk yang menyenangkan, jadi siswa tidak merasa terpaksa untuk menghafal, akan tetapi mereka mengalami aktifitas yang mengasyikkan dan akhirnya menjadi tertarik untuk melakukannya.

Kedua, Melalui Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT ini diharapkan siswa dibawa ke dalam nuansa pembelajaran yang di dalamnya dapat memberi pengalaman yang berarti melalui proses pembelajaran yang terpadu sehingga dari proses tersebut diharapkan mereka dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.

Ketiga, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP harus memenuhi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut harus dikembangkan secara terpadu dalam setiap bidang kajian agama, seperti akidah, syariah dan akhlak. Jadi dengan melalui Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match ini yang dibangun dengan berbagai macam metode, guru Agama Islam dapat memilih bagian mana yang cocok untuk aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan pihak-pihak yang terkait terutama guru Pendidikan Agama Islam juga dapat menerapkan model yang telah pemakah uraikan diatas. Mudah-mudahan melalui penerapan model ini diharapkan dapat membantu para guru agama dalam mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia yang benar-benar mempunyai kualitas keberagamaan yang kuat yang dihiasi dengan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Pemakalah sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat pemakalah harapkan dari semua pihak, karena minimnya ilmu pemakalah dan juga kurangnya literatur yang pemakalah dapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV.Misaka Galiza, 2003.

Permendiknas No. 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, November 2006.

Sabri Ahmad, Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, Padang: Prima Copy Center, tth.

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk membentuk manusia yangberiman dan bertakwa kepada Allah swt. tidak terlepas dari pendidikan agama islam, di dalam al-Quran juga disampaikan wahwa. “…niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, dan Allah maha Teliti apa yang kamu kerjakan,” (QS al-Mujadillah :11) untuk itu perlu diadakan pembaharuan dalam bidang Pendidikan Agama Islam salahsatunya dalam hal mengajarkan materi-materi Pendidikan Agama Islam kepada para pesrta didik.

Pada Kurikulum 2013 pembelajaran itu berpusat kepada peserta didik bukan kepada guru, guru hanya sebagai fasilitator, menurut Munif Chatib dalam bukunya Gurunya Manusia adalah. “seprang fasilitator harus yakin bahwa sebelumnya para siswa punya bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar, tugas fasilitator itu meminta siswa untuk membangun pengalaman-pengalaman tersebut saat dia belajar bersamanya.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sering dianggap tidak menarik bagi peserta didik karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan materi-materi Pen didikan Agama islam itu tidak nyata contohnya malaikat, hari akhir dll. Untuk menghadapi masalah di atas perlu diterapkanya model pembelajaran PAI yang tepat, salah satunya model pembelajaran Kooperatife tipe Talking Stick.

Model pembelajaran kooperatife tipe Talking stick diharapkan dapat menarik minat peserta dididk dalam menghafal materi pembelajaran dan dapat meningkatkan rasa percaya didri peserta didik ketika menyampaikan pendapat di depan teman-temannya.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk merancang sebuah makalah tentang proses pembelajaran menggunakan model kooperatife tipe Talking Stick yang dipadukan dengan lagu-lagu sehingga terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. Berdasarkan hal ini penulis mengangkat judul makalah tentang “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatife tipe Tlking Stick untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas IV Tentang Iman Kepada Malaiakt Allah di SDN 31 Muaro Kabupaten Sijunjung.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini yaitu:

1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pemebelajran Pendidikan Agama Islam yang merupakan akibat dari pembelajaran yang monoton dan tidak menarik

2. Kurangnya motivasi peserta didik untuk mrnghafal materi pembelajaran dengan cara konvensional dan membosankan

3. Keterbatasan ilmu dan pengalaman pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang menyanangkan

C. Desain pemecahan masalah

Berdasarkan masalah di atas penulis memilih solusinya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe talking stck yang dapat menciptakn suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik karena mereka akan dibgi berkelompok ditambah permainan menggunakan tongkat.

D. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam hal memilih metode-metode yang akan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama dalam bidang pendidikan agama islam

E. Manfaat

Adapun manfaat dari model pembelajaran yang penulis rancang ini adalah :

1. Bagi Guru

· Memberikan kemudahan dalam dalam menyampaikan materi pembelajaran

· Menciptakan suasan belajar yang menyenangkan

· Meningkatkan pengalaman

2. Bagi Siswa

· Memudahkan siswa melakukan penyesuian social

· Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri

· Meningkatkan kesedian menggunakan ide-ide orang lain yang dirasakan lebih baik

· Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

· Meningkatkan wawasan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran yang digunakan

Model pembelajaran yang penulis gunakan adalah model pembelajaran cooperative tipe talking stick, model ini penulis anggap cocok dengan kurikulum 2013 yang mana pembelajaran perpusat pada peserta didik.

1. Model Pembelajaran Kooperatif (cooperatife learning)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick

Model Pembelajaran Talking Stick artinya model pembelajaran menggunakan tongkat. Metode pembelajaran dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat harus menjawab pertnyanaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pembelajaran terlebih dahulu. Tongkat berbicara maksudnya tongkat akan pindah ke orang lain apabila orang tersebut ingin bicara atau menanggapinya, dengan cara ini tongkat akan berpindah dari satu orang ke yang lainnya jika orang tersebut ingin meneluarkan pendapatnya. Apabila semuanya mendapatkan giliran berbicara tongkat itu lalu dikembalikan lagi pada guru

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara yang diberikan secara bergiliran.

B. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe talking stick

1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok

2. Guru menyiapkan tongkat yang pajangnya kira-kira 20 cm

3. Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, keudian memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pembelajaran tersebut

4. Setelah kelompok membaca materi pembelajaran yang diberikan guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup dan menyimpannya

5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah seorang anggota kelompok, setelah itu guru meberikan pertnyaan yang sudah disiapkan

6. Peserta didik yang menerima tongkat tadi diminta untuk memilih salah satu temannya untuk menerima tongkat berikutnya, sampai semua peserta didik telah mendapatkan kesempatan untuk berbicara baik itu menjawab pertanyaan maupun memberikan pertanyaan ataupun menanggapi.

BAB III

DESAIN MEDIA MEMBELAJARAN

A. IDE DASAR

Penulis menyadari bahwa untuk mengajarkan materi yang sifatnya hafalan tidak mudah, materi yang akan dihafalkan tersebut harus di ucapkan secara berulang-ulang, dan harus didengar se sering mungkin. Model pembelajaran Talking Stick ini penulis anggap cocok untuk materi yang sifatnya hafalan karena sambil bermain peserta didik akan sering mengucapkan dan mendengar materi tersebut tanpa ada terasa mereka sudah mengahafalnya.

B. PROSES PEMBUATAN

Guru menyiapkan meteri pembelajaran agar bisa dibaca peserta didik dalam kelopok masing-masing, kemudian guru juga harus mempersiapkan tongkat yang panjangnya sekitar 20 cm yang terbuat dari kayu yang dabalut dengan kertas warna agar lebih menarik bagi peserta didik.

C. SOFWER YANG DIGUNAKAN

Agar lebih menarik penulis menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk power poin

D. KOMPETENSI INTI / KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Inti

KI-1

Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI-2

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KI-3

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanyakan

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat

bermain.

KI-4

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

1.5

Meyakini keberadaan Malaikat-malaikat Allah Swt.

2.4

Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para malaikat Allah Swt.

yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari.

3.2

Mengerti makna iman kepada Malaikat-malaikat Allah berdasarkan pengamatan

terhadap dirinya dan alam sekitar.

4.2

Melakukan pengamatan diri dan alam sekitar sebagai implementasi makna imankepada malaikat-malaikat Allah.

E. INDIKATOR

1.5.1

Meyakini keberadaan Malaikat-malaikat Allah Swt.

2.4.1

Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para malaikat Allah Swt. yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari.

3.2.1

Mengerti makna iman kepada Malaikat-malaikat Allah

3.2.2

Menyebutkan nama- nama malaikat dan tugas-tugasnya

4.2.1

Menunjukan sikap yang mencerminkan keimanan kepada malaikat Allah

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Memahami makna beriman kepada Malaikat Allah.

b. Menyebutkan nama-nama dan tugas-tugas Malaikat Allah.

c. Menerima keberadaan malaikat.

d. Menunjukkan sikap yang mencerminan keimanan kepada Malaikat Allah

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Gambaran lengkap dari model pembelajaran ini dapat dilihat dari langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dikelas. Langkah-langkah ini adalah untuk 2 x pertemuan.Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Pertemuan 1 (pertama)

1. Siswa membagi-bagikan teks yang bertuliskan materi pembelajaran tentang iman kepada malaikat

2. Mendengarkan dan menyanyikan lagu malaikat Allah SWT dengan mengikuti bunyi rekaman dari laptop

3. Guru menyampaikan substansi materi pelajaran melalui penjelasan dengan menggunakan metode ceramah serta diikuti dengan Tanya jawab tentang materi yang belum dipahami

4. Siswa dibagi berkelompok kemudian guru mulai meberikan tongkat kepada salah seorang peserta didik, peserta didik yang mendapatkan tongkat harus menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

5. selesai menjawab peserta didik memberikan tongkat tersebut kepada kelompok lain, dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, contoh pertanyaannya , malaikat yang bertugas mencabut nyawa adalah. sampai semua siswa mendapatkan giliran.

Pertemuan ke 2

6. Guru mengulang kembali materi yang dianggap sulit.

7. Guru membagi siswa berkelompok dan memulai permainan dengan talking stik

8. Guru memberikan tongkat kepada salah seorang peserta didik, sekarang dengan persi yang berbeda siswa boleh memberikan pertanyaan tentang materi iman nama-nama malaikat dan tugasnya, dan meminta kelompok lain untuk menjawab dengan memberikan tongkat tersebut.

9. dilakukan sampai seluruh siswa mendapatkan kesempatan untuk bersuara, baik itu memberikan pertanyaan maupun jawaban

10. guru memberikan penguatan tentang materi

H. EVALUASI

Evaluasi merupakan hal penting yang harus dilakukan guru karena dengan evaluasi guru bisa mengetahui sejauh mana materi pembelajaran itu sudah diserap peserta didik. Evaluasi bisa dilakukan dalam bentuk lisan, tulisan, dan juga berkelompok.

Pada materi pembelajaran iman kepada Malaikat Allah ini penulis mengadakan bentuk tes lisan dan tulisan

1. Tes lisan

untuk tes lisan penulis mengambil penilaian dari pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model Talking Stick. yaitu peserta didik yang menjawab pertanyaan diberikan bobot nilai sesuai bobot jawabannya.

Rubrik penilaian lisan

No

Nama

No soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

POPY WARDANI

2

ALIFIA MIFTAHUL JANNAH

3

M ZIKRI RAMADHAN

4

RANDIKA PRATAMA

5

RENDI FEBRIANSYAH

6

ABDUL RAZAK

7

AFANDI TEDI D

8

AFIFA KAMILA

9

AGIB SANJAYA

10

ARISMA YULIANI

11

ATHIA MAGFIRA W

12

AULIA MARSINTA

13

AUSA HANZOLAN

14

AYU ASRI

15

BINTANG ERAWAN

16

DWI NURUL ZOLIFA

17

IRVAN RAMADHAN

18

M RADITYA GAYAS

19

NABILA AFRILIANA

20

PUTRI ANDINI

21

RAGIL WINOTO

22

RISKA MULTI A

23

SHANDI AMELIA P

24

SYUKRAN FADILLA

25

SYAKIP ALIFANDRO S

26

VIVI PERMATA S

27

ZIKRA RAMADHAN

28

NURHALIMAH

29

ALUNG TABITA

30

M FADLI ABEL

31

M YOFIT ALFAYET

32

SISTI FADILLA

33

IPITRI

2. Tes tulisan/tertulis

Tes tertulis dilakukan ketika akhir pembelajaran, dengan soal sebagai berikut :

1. Malaikat diciptakan oleh Allah dari ….

2. Iman kepada Malaikat termasuk rukun iman yang ke ….

3. Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu adalah …

4. Malaikat Israfil bertugas ….

5. Mencabut nyawa dilakukan oleh malaikat ….

6. Kita harus berhati-hati dalam bertindak karena kita selalu diawasi oleh dua malaikat yang bertugas mencatat amalan kita yaitu ….

7. Tugas malaikat Malik adalah ….

8. Malaiakat yang selalu menjaga syurganya Allah adalah …

9. Di alam kubur kita diadatangi dua malaikat yaitu …

10. Hikmah beriman kepada malaikat adalah ….

Rubrik penilaian ters tertulis

No

Nama

No soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

POPY WARDANI

2

ALIFIA MIFTAHUL JANNAH

3

M ZIKRI RAMADHAN

4

RANDIKA PRATAMA

5

RENDI FEBRIANSYAH

6

ABDUL RAZAK

7

AFANDI TEDI D

8

AFIFA KAMILA

9

AGIB SANJAYA

10

ARISMA YULIANI

11

ATHIA MAGFIRA W

12

AULIA MARSINTA

13

AUSA HANZOLAN

14

AYU ASRI

15

BINTANG ERAWAN

16

DWI NURUL ZOLIFA

17

IRVAN RAMADHAN

18

M RADITYA GAYAS

19

NABILA AFRILIANA

20

PUTRI ANDINI

21

RAGIL WINOTO

22

RISKA MULTI A

23

SHANDI AMELIA P

24

SYUKRAN FADILLA

25

SYAKIP ALIFANDRO S

26

VIVI PERMATA S

27

ZIKRA RAMADHAN

28

NURHALIMAH

29

ALUNG TABITA

30

M FADLI ABEL

31

M YOFIT ALFAYET

32

SISTI FADILLA

33

IPITRI

I. REVERENSI

Alquranul karim,Pustaka al-kautsar, 2009

Chatib Munif, Gurunya Manusia, Bandung,mizan media utama,2012

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe talking stickuntuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT ini sangat baik sekali dilakukan, untuk menuju proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAKEM ).

Model pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif model dalam pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, sesungguhnya merupakan upaya untuk lebih meningkatkan peran pendidikan agama di sekolah dalam rangka membentuk peserta didik.

Letak pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam didasarkan pada alasan-alasan pokok sebagai berikut:

Pertama, Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik serta memiliki akhlak mulia dalam kehidupannya sehari-hari. Sejauh ini para guru berpandangan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang harus dihafal, sehingga pelajaran Pendidikan Agama Islam cukup disampaikan dengan ceramah sehingga pembelajaran di kelas selalu berpusat pada guru. Dengan model make – a match ini diharapkan siswa bukan sekedar objek akan tetapi mampu berperan sebagai subjek, dengan dorongan dari guru mereka diharapkan mampu menjadikan pelajaran dalam bentuk yang menyenangkan, jadi siswa tidak merasa terpaksa untuk menghafal, akan tetapi mereka mengalami aktifitas yang mengasyikkan dan akhirnya menjadi tertarik untuk melakukannya.

Kedua, Melalui Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa Kelas III Tentang Sifat Wajib Allah SWT ini diharapkan siswa dibawa ke dalam nuansa pembelajaran yang di dalamnya dapat memberi pengalaman yang berarti melalui proses pembelajaran yang terpadu sehingga dari proses tersebut diharapkan mereka dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.

Ketiga, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP harus memenuhi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut harus dikembangkan secara terpadu dalam setiap bidang kajian agama, seperti akidah, syariah dan akhlak. Jadi dengan melalui Penerapan Model Pembelajaran Terpadu dan Make a Match ini yang dibangun dengan berbagai macam metode, guru Agama Islam dapat memilih bagian mana yang cocok untuk aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan pihak-pihak yang terkait terutama guru Pendidikan Agama Islam juga dapat menerapkan model yang telah pemakah uraikan diatas. Mudah-mudahan melalui penerapan model ini diharapkan dapat membantu para guru agama dalam mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia yang benar-benar mempunyai kualitas keberagamaan yang kuat yang dihiasi dengan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Pemakalah sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat pemakalah harapkan dari semua pihak, karena minimnya ilmu pemakalah dan juga kurangnya literatur yang pemakalah dapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV.Misaka Galiza, 2003.

Permendiknas No. 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, November 2006.

Sabri Ahmad, Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, Padang: Prima Copy Center, tth.

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pak. Boleh tanyakah? PTK ini setelah dibuat diajukan untuk apa

15 Dec
Balas

Oiya kalau tidak salah tulisan keklik dua kalii jadi habis daftar pustaka ada bab 1 lagi. Jadinya kepanjangan.

15 Dec
Balas



search

New Post