Reris G

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kata Kera

Kata Kera

Saya pulang dari pelatihan menulis Media Guru dengan semangat membara. Semangat untuk menjadi penulis. Dan semangat itu masih terbawa pada keesokan harinya. Kebetulan sekali jadwal pelajaran setelah upacara adalah Bahasa Indonesia. Maka terbersit sebuah ide di benak saya. Sebuah ide bagi siswa saya yang berhubungan dengan pelatihan yang baru saja saya ikuti.

Selama ini pelajaran Bahasa Indonesia menjadi pelajaran yang paling monoton, khususnya di kelas saya, entah karena saya bukan pakar bahasa Indonesia, atau mungkin juga karena saya tidak memiliki kemampuan yang baik dalam mengajarkan mata pelajaran ini. Saya sering sedih membaca karangan anak didik saya. Membuat karangan bagi mereka seperti orang menggambar gunung pada umumnya. Dua gunung, matahari di tengah, ada jalan raya dengan sawah menghiasi kedua sisinya. Demikian juga dengan karangan anak-anak, monoton, tidak ada sesuatu yang baru. Memang tidak dapat dipungkiri kalau saya juga tidak bisa menuntut terlalu tinggi pada tulisan anak kelas 3 SD (orang dewasa saja belum tentu bisa membuat karangan, termasuk saya, hehehe....). Tapi setelah berkali-kali saya beri mereka tugas mengarang hasil yang didapatkan datar, tidak ada perubahan. Idenya seputar itu-itu saja, terlalu umum.

Dengan masih terngiang perkataan Ibu Budi (seorang guru penulis yang dihadirkan di pelatihan menulis Media Guru), bahwa semua orang yang tidak buta aksara pasti bisa menulis, tercetuslah ide ini. Yaitu ide untuk berbagi sudut pandang baru tentang karangan di benak murid saya. Bahwa semua orang bisa menulis, tak peduli siapapun dia juga berapapun usinya.

Pada saat itu yang terpikir oleh saya adalah mengajari anak didik saya mengembangkan kerangka karangan. Saya pikir ini cara termudah untuk merangsang ide kreatif mereka.

Singkat cerita saya mulai pertemuan pagi itu dengan menulis sebuah tema di papan tulis. Kebetulan tema yang saya ambil adalah sekolahku. Lalu saya tulis 5 kerangka karangan di bawahnya.

Tema : Sekolahku

1. Letak sekolahku

2. Kelasku

3. Pengalaman menyenangkan di sekolah

4. Pengalaman menyedihkan di sekolah

5. Mengapa aku suka sekolah di sini

Ketika menulis kerangka karangan saya memberikan beberapa contoh kalimat yang dapat ditulis. Misalnya, sekolah saya terletak di Jl. Bla bla bla bla, sekolah saya menghadap ke utara, Sebelah kanan sekolah saya ada Puskesmas, dan sebagainya, dan sebagainya.

Saya selalu memberi beberapa contoh kalimat untuk setiap kerangka karangan yang saya tulis. Saya pikir dengan cara demikian akan membuka wawasan anak-anak bahwa untuk satu kerangka karangan saja bisa diuraikan menjadi banyak kalimat, yang artinya banyak ide yang bisa ditulis di sana.

Pagi itu saya mengajar dengan semangat 45. Sampai berbusa busa mulut saya memberi contoh kalimat di depan murid saya. Akting seperti pemain sandiwara pun saya gunakan. Intonasi suara saya atur sebaik mungkin, mimik wajah pun berubah ubah sesuai dengan kata yang saya ucapkan, dan tak lupa saya mendramatisir keadaan sedemikian rupa, seperti berakting gembira ketika saya membahas pengalaman menyenangkan. Juga berakting sangat sedih ketika sampai pada pengalaman menyedihkan.

Anak-anak yang biasanya harus selalu saya ingatkan untuk fokus pada pelajaran tampak diam tanpa suara. Memperhatikan saya, dengan pandangan sedikit heran bercampur senang. Mungkin mereka berpikir, “Bu guruku ini kesambet apa ya, kok semangat banget” (hahaha.....). Tapi saya tak peduli, saya mulai hari saya dengan penuh totalitas.

Dan akhirnya tibalah saat anak-anak mengumpulkan hasil karangannya. Saya gembira ketika sekilas memandangnya. Karangan anak-anak hari ini panjang sekali. Bahkan ada satu anak yang menulis 3 halaman kertas. Yes ... saya berhasil, pikir saya.

Tapi alangkah kecewanya saya ketika selesai membaca karangan mereka. Hampir 90% yang ditulis anak-anak sama persis dengan apa yang saya contohkan. Kalimat-kalimatnya, idenya, semua nyaris sama. Padahal saya mengharapkan mereka menulis hal lain. Saya hanya bisa terduduk sedih. Saya merasa gagal, gagal total.

Ketika saya ceritakan hal ini pada suami saya di rumah, beliau malah tertawa terbahak-bahak. Dia bilang, “Jangankan anak kecil usia 8-9 tahun, orang dewasa aja masih suka copy paste, apalagi kalau sudah dikasih contoh”, begitu katanya.

Akhirnya saya pun sadar, bahwa saya berhadapan dengan anak-anak, dan bahwa ada yang kurang benar pada teknik saya. Tapi saya tidak boleh menyerah. Maka keesokan harinya, saya mencoba lagi teknik yang saya pakai hari sebelumnya. Kebetulan sekali jadwal Bahasa Indonesia berada pada hari yang berurutan. Namun kali ini saya hanya membantu mereka dengan memberi tema, lalu menuliskan kerangka karangannya. Hal berbeda lainnya yang saya lakukan adalah saya mewajibkan semua anak untuk menyumbangkan ide dari setiap kerangka yang saya buat. Dan peraturannya, ide itu harus berbeda dengan temannya, tidak boleh ada ide yang sama. Lalu saya berkeliling mendatangi satu persatu murid saya, dalam hal ini saya meniru gaya mas Eko, Pak Erte di Media Guru ketika sedang memeriksa pekerjaan peserta, hehehe ..... gak papa ya mas. Saya berkeliling untuk menanyakan ide masing-masing anak. Tak lupa bermacam-macam kata-kata motivasi saya lontarkan pada mereka. Bahwa pada pelajaran mengarang ini tidak ada kata salah, karena semua ide pasti benar, semua ide pasti diterima, jadi jangan takut untuk mengeluarkan isi kepala. Tapi tentunya semua saya kemas dengan bahasa yang sangat sederhana.

Tema pada pertemuan kedua ini adalah diri sendiri. Dan alangkah terkejutnya saya ketika bermunculan ide-ide yang luar biasa dari mulut mereka. Contohnya ketika saya menulis kerangka “Ceritakan tentang dirimu”, ada anak yang melontarkan ide hidung saya pesek, kulit saya hitam, tubuh saya sehat, dan lain sebagainya. Bahkan ada beberapa anak yang memiliki ide sama sekali tidak nyambung dengan kerangka yang saya buat. Pada kerangka karangan “ceritakan tentang dirimu” dia menjawab mama saya galak. Sebenarnya saya ingin tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban ini, namun demi komitmen awal bahwa semua jawaban benar, tidak ada yang salah, sekuat tenaga saya tahan tawa saya dan tetap mengangguk dengan tak lupa memberi pujian bahwa dia pintar.

Ada secercah harapan di hati saya pada teknik yang saya sebut Kata Kera (Tentukan Tema Kembangkan Kerangka) ini. Minimal dari 26 anak didik yang saya tanya, muncul 26 ide yang berbeda untuk setiap kerangka yang saya tuliskan.

Waktu mengumpulkan karangan pun tiba. Hasilnya memang tidak sepanjang karangan mereka sebelumnya. Tapi masing-masing anak menulis sesuatu yang berbeda, sesuai dengan pemikiran masing-masing kepala. Walaupun karangan mereka masih sangat sangat sangat jauh dari kata sempurna, baik dari segi alur cerita, tanda baca, susunan kalimat, dan sebagainya, namun saya bangga karena mereka berhasil mengeluarkan ide mereka sendiri. Saya pun berencana untuk mengulangi teknik Kata Kera ini pada pertemuan selanjutnya, dengan berbagai penyempurnaan tentunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah.... dahsyat sekali. Terus menulis. Selalu menebar inspirasi

24 Mar
Balas

Alhamdulillah, terima kasih pak Ihsan, mohon bimbingannya

24 Mar

Subhanallah.... dahsyat sekali. Terus menulis. Selalu menebar inspirasi

24 Mar
Balas

sangat inspiratif Bu.. luar biasaa..

27 Mar
Balas

terima kasih bu

29 Mar

ini bisa dijadikan PTK mbak.. sukses slalu

24 Mar
Balas

berarti next step : belajar bkn PTK, trm ksh sarannya bu :)

25 Mar

Pertama, tulisan bu guru ini bagus, crispy, dan dahsyat. Yang kedua, proses pembelajaran Kata Kera menginspirasi kami semua.

24 Mar
Balas

terima kasih pak, masih perlu banyak belajar, mohon bimbingan senior :)

24 Mar

Hebat Bu! Dikira apa tuh kera... Inspiratif beneeeer!

24 Mar
Balas

trm ksh bu, masih harus banyak belajar dari teman-teman

24 Mar

trm ksh bu, masih harus banyak belajar dari teman-teman

24 Mar

Wow... Ibu luar biasa sekali. Pantang menyerah. Ada yg makjleb tuh kata2 suami ibu. Orang dewasa aja msh suka copy paste kl dikasih contoh. Serba salah ya bu... Sukses buat ibu

24 Mar
Balas

trm kasih bu Ari, semoga kita sukses bersama

24 Mar

Saya suka saya suka.... Tulisan ajiiib

24 Mar
Balas

matur nuwun bu, komentar teman2 bikin tambah semangat :)

24 Mar

guru hebat adalah yg menginspirasi..andalah Salah satunya

28 Mar
Balas

wadooh terima kasih komentnya bu, jadi sesak baju saya, hihihi ....

29 Mar

Sangat indah, tulisanya mengalir bak air. Sampai sampai saya terhanyut dibawanya. Istimewa. Aku suka bu..

29 Mar
Balas

terima kasih pak husni

30 Mar



search

New Post