Sri Suryana Dwi Atmaka

Sri Suryana Dwi Atmaka seorang guru di Madrasah Aliyah Negeri Temanggung Meskipun mengajar keterampilan dan prakarya kecintaan terhadap tulis menulis dan pene

Selengkapnya
Navigasi Web

SATE KAMBING KUKUS BAKAR

Sate Kambing Kukus Bakar

Oleh

Sri Suryana Dwi Atmaka

Diriku dan keluargaku memang pecinta sate kambing. Dulu istriku sering membelinya pada tukang sate di seberang jalan sana. Rasa sate itu benar-benar lezat dan selalu menggoda selera. Mahalnya harga sate bagiku, maka apabila membelinya terpaksa ku bagi rata. Sehingga tidak jarang diriku paling-paling mendapatkan 2 hingga 3 tusuk saja. Ah, kurasa itu masih sangat kurang bagiku.

Melihat kondisi seperti tadi, memiliki gagasan supaya membikin sate sendiri. aku pun mendukung dan memberi beberapa lembar uang kertas untuk dibelanjakan daging kambing dan peralatannya. Istriku bergegas menuju ke dalam pasar membeli anglo untuk tempat pembakaran, kipas dan tusuk sate. Dia juga membeli daging kambing serta bumbu-bumbunya.

Sesampai di rumah, aku berdua mulai memotong-motong daging kambing tersebut, kemudian menusuk-nusuk nya. Bara api yang muncul dari arang terus ku kipas dengan tenaga penuh. Aroma sate itu semerbak memenuhi ruangan mungkin juga sempat menggoda para tetangga. Sementara istriku meracik bumbu sate ada kecap, cabe, bawang merah dan mentimun.

Nasi yang masih hangat disiapkan pada piring yang sudah tertata di atas meja. Tusukan sate yang sudah tercampur dengan bumbunya juga diletakkan di tengah meja makan dekat nasi yang hangat itu. Wah, benar-benar hidangan yang lezat. . kami sekeluarga duduk di kursi pada ruang makan itu sambil menikmati menu sate kambing.

Saat itu daging kambing yang dibeli lumayan banyak. Maklumlah wah tanggal muda dan memang untuk latihan bikin sate. Karena porsi yang kami buat cukup banyak, maka ada separuh bagian sate yang tersisa. Dan akhirnya ku simpan sate itu , akan kami makan besok pagi sebagai sarapan.

Malam pun berlalu pagi pun menjelang datang. Istriku mempersiapkan nasi hangatnya biasa pada piring piring di meja makan. Kami sekeluarga siap untuk menyantap sisa-sisa sate itu. Tetapi apa yang terjadi? Waduh, ternyata sate itu sudah berbau tidak enak, rasanya lenyer-lenyer, aneh hingga keluargaku ingin muntah muntah. Lantas saja sisa-sisa sate itu kami buang percuma. Istriku melongo karena pagi itu kami gagal menyantap sisa sate tadi malam. .

Sejak itulah aku dan istriku terus berfikir, bagaimana agar sate bisa lebih menjadi awet dan bisa enak dimakan dalam waktu yang lama sehingga dapat disimpan. Berkali-kali kami mencoba untuk memecahkan persoalan itu, namun rupanya masih gagal saja. Kami pun sempat putus asa akan hal itu. Malu bertanya sesat dijalan, peribahasa itu mungkin sangat pas jika diterapkan dalam peristiwa ini. akhirnya istriku secara iseng bertanya pada si tukang sate langganannya. Bagaimana agar sate itu bisa bertahan lebih lama? Ternyata penjual sate tersebut orangnya sangat terbuka. Beliau mengatakan bahwa,, jangan sekali-kali membuat sate potongan daging yang ditusuk langsung dibakar. beliau menyarankan agar sebelum dilakukan pemotongan daging, daging kambing tersebut harus dikukus terlebih dahulu, tetapi bukan direbus

. Setelah itu daging baru dipotong-potong. Dengan cara ini ternyata memotong dagingnya pun lebih empuk dan mudah ubntuk ditusuk. Lantas tusukan daging tersebut dibakar pada bara arang, diberi bumbu kecap dan dibakar kembali hingga matang. Waduh, ternyata rasa sate yang sekarang ini jauh lebih nikmat dan matang. kami pun mencoba menyisakan sebagian porsi sate itu untuk rumah kan esok hari. Memang benar kata pedagang sate yang jujur itu, kini sisa sate tadi malam dagingnya tidak berbau dan rasanya masih mantap. Hanya kami perlu membakar sebentar untuk penghangatan. Kini kami sekeluarga jika hendak membikin sate pasti terlebih dahulu dagingnya kami kukus. selain nikmat ternyata sate ini bertahan lebih lama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Itu sate kukus bakar namanya pak dan bukan sate setengah matang seperti yang di jual di tukang sate, paling enak sate itu kalau segar dagingnya bukan di kukus pak Dwi, hehe

27 Nov
Balas

Menarik ulasannya pak

27 Nov
Balas

sate...sate...bisa sarapan sate pak Dwi besuk. info yang bermanfaat. tapi tetep saja satenya beli ajah di pak To, Temanggung, hehe

27 Nov
Balas

Mksh tipsnya p.dwi..

28 Nov
Balas



search

New Post