Sri Suryana Dwi Atmaka

Sri Suryana Dwi Atmaka seorang guru di Madrasah Aliyah Negeri Temanggung Meskipun mengajar keterampilan dan prakarya kecintaan terhadap tulis menulis dan pene

Selengkapnya
Navigasi Web

SEMANGAT BERCATUR SI BUNGSU

Semangat Bercatur si Bungsu

Oleh

Sri Suryana Dwi Atmaka

Tiba-tiba putraku yang bungsu berkata bahwa ia sangat ingin dibelikan papan catur. Umurnya baru 6 setengah tahun dan masih duduk di TK besar. Aku pun sesungguhnya tidak begitu percaya terhadap permintaannya. Sehingga diriku juga seolah-olah membiarkannya. Tetapi semangat yang membara rupanya benar-benar ada pada dirinya. Dia selalu mencoba bermain-main dengan papan catur yang sudah tua.

Meskipun pasukan bidak bidak catur nya sudah banyak yang hilang sehingga tidak lengkap lagi, dia tidak putus asa. diambilnya beberapa kerikil dan uang logam sebagai pengganti bidak pion dan kuda. Setiap hari dia selalu melawan catur dengan kakaknya. Tetapi karena kesibukan belajar daring, kakaknya pun enggan melayaninya karena memang waktunya tidak tersedia. Namun si bungsu tetap ngeyel dan memaksa. Sehingga acapkali terjadi keributan di antara mereka. Bahkan si bungsu juga sering memaksa diriku dan istriku untuk memainkan catur itu. Aku sendiri tidak legah dan tidak ada waktu karena kesibukanku, sementara istriku tidak tahu dan tidak bisa memainkan permainan kayu itu.

Si bungsu tetap ngeyel dan memaksa diriku untuk bermain dengan catur tua itu. lantas aku sering menjawab، bahwa besok akan aku belikan papan catur yang baru dan yang lebih besar. Sejak itu si bungsu terus menagih ku.

Suatu hari yang ditunggu datang lah sebuah paket berukuran lumayan besar berisikan catur kayu yang baru. Segera dibuka plastiknya oleh si bungsu. Alangkah gembira wajahnya. setelah itu dia pun mengajak diriku untuk meluangkan waktu bertanding catur dengannya. Maka aku segera meluangkan waktu menggelar papan kayu di teras halaman rumahku. Ternyata si bungsu belum tahu bagaimana langkah-langkah bidak catur itu. Melihat langkahnya yang ngawur aku sering tertawa karena memang kelihatan geli dan lucu. maka sedikit demi sedikit dia aku latih melangkahkan bidak-bidak itu. Si bungsu cukup cerdas menangkap penjelasanku.

Mengajak diriku bermain catur tak kenal waktu. Dan diriku menjadi menggerutu karena memang sangat sibuk membagi kerjaan sekolah dan keluargaku.

Suatu hari aku sedang memelototi monitor laptop di ruang tengah itu. Terdengar suara hentakan hentakan kuda pada handphone Android yang dipegang si bungsu. Ternyata ia baru asyik bermain catur online menggunakan gawai itu.

Si bungsu terus bermain asik meskipun dia kalah selalu. Kini tampaknya dia mulai pusing sendiri karena sedang mencari strategi. si bungsu tetap kubiarkan bermain asik catur online meskipun dia masih taman kanak-kanak. Iya tetap ku beri semangat bahwa main catur itu kalah atau menang tidak apa-apa. Berlatih terus melawan komputer biar kamu bisa cerdas melebihi dirinya. Selamat bermain putraku, robohkan benteng musuh gunakan kecerdasanmu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, bisa jadi lawan tanding sy nih, Pak.

12 Dec
Balas

Robohkan benteng musuh, mas Barik. .. Keren Pak Dwi

12 Dec
Balas



search

New Post