suesilowati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HIDAYAH ( TAGUR 2665)

HIDAYAH ( TAGUR 2665)

 

HIDAYAH

 

Oleh: Suesilowati Sukirman

 

**

 

Dalam kehidupan, dengan berbagai motif kita ingin mengajak orang pada kebaikan dan memberikan padanya petunjuk ke jalan yang baik atau sering disebut memberikan hidayah.

 

Tak jarang pula saat keinginan kita tidak disambut atau diabaikan, kita merasa sedih dan merasa gagal. Tak sedikit pula rasa bersalah merayapi hati kita, bila di kemudian hari kita melihat orang yang dulu ingin kita ajak pada kebaikan akhirnya terjerumus pada perbuatan yang salah.

 

Hidayah, ia rahasia Allah. Kemampuan memberi hidayah hanya menjadi miliki o Allah SWT, tidak diberikan-Nya kepada satu pun makhluk-Nya, bahkan Allah pun tidak memeberikan kemampuan untuk memberi hidayah ini pada Nabi saw, sebagaimana Allah berfirman,

 

"Sesungguhnya kamu (Muhamamad) tidak akan dapat memberi Petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya."(Qs. al-Qashash:56)

 

 

 

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.     (Qs. Al-Baqarah: 272)

 

Meski hidayah menjadi hak prerogatif Allah untuk memberikannya pada siapa yang di kehendaki-Nya, namun hal ini tidak membolehkan kita untuk cuek atau tak peduli, kewajiban kita untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran tetaplah menjadi kemulian dan amal kebaikan tersendiri yang akan di ganjari Allah dengan pahala, bahkan Allah menyebutkan bahwa ciri umat terbaik itu adalah mereka yang saling mengingatkan untuk menjauhi keburukan dan saling menguatkan untuk menapaki ketaatan.   

 

 

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar” (Qs. Ali Imran: 110)

 

 

Tak hanya mendapat julukan sebagai umat terbaik, orang-orang yang mengajak pada kebaikan, akan mendapatkan pahala sebesar kebaikan yang dilakukan oleh orang yang diajaknya. Demikianlah Rasulullah mengabarkan dalam hadist.

 

 

 

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

 

 

 “Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya” (H.R Muslim imarah No.  1893 & H.R Tirmidzi al-ilmu No. 2673 )

 

 

Dari Abi Hurairah Radhiallahu’anhu sesungguhnya Rasulallah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda:

 

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا. وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا.

 

“Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.” [Shahih Muslim al-ilmu :2674]

 

Dari Abi Umamah Al-Bahili Radiallahu’anhu telah berkata: Rasulallah Shallallahu’alaihiwasallam telah bersabda:

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

 

Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya dan penghuni bumi dan langit sampai semut yang berada di lubangnya dan bahkan sampai ikan benar-benar bershalwat atas pengajar manusia (dalam)kebaikan” (H.R Tirmidzi No. 2685)

 

Makna bershalawat atasnya: yaitu mendo’akan dan beristighfar/ meminta ampun untuk orang yang mengajak pada kebaikan tersebut.

 

Maha suci Allah, yang pada-Nya bergantung seluruh makhluk dan tiada apa yang setara/ sebanding dengan-Nya, maka tiada pula pantas kita menyembah kepada selain Allah.

 

Allah telah memberi manusia lima macam hidayah kepada manusia, yang dapat dipergunakannya untuk mencapai kebahagiaan.

 

 

 

1.      Hidayah ilham fitrah, yang dimiliki bayi sejak lahir, di mana dia merasakan kebutuhan untuk makan dan minum sehingga dia menjerit meminta makan dan minum jika kedua orang tuanya lupa.

 

 

 

2.      Hidayah indra, yang melengkapi hidayah pertama. Kedua hidayah ini sama-sama dimiliki oleh manusia dan hewan, malah pada permulaannya kedua hidayah ini lebih sempurna dalam diri hewan daripada dalam diri manusia, sebab ilham hewan segera menjadi sempurna tak lama setelah kelahirannya, sedangkan dalam diri manusia ilham tersebut berkembang secara bertahap.

 

 

 

3.      Hidayah akal, yang lebih tinggi daripada kedua hidayah di atas. Manusia diciptakan sebagai makhluk berperadaban agar ia hidup bersama orang lain, sementara indra lahiriyah saja tidak cukup untuk hidup bermasyarakat, maka dari itu manusia dibekali akal yang dengannya bisa mengarahkan kejalan kehidupan. Dengan hidayah akal manusia dapat belajar dan mencari pengetahuan, yang dengan pengetahuan itu bertambah luas wawasannya.

 

 

 

4.      Hidayah Agama: hidayah yang tidak keliru, sumber yang takkan menyesatkan. Terkadang akal keliru dan nafsu terbawa arus kesenangan dan syahwat sehingga menjerumuskan seseorang ke datam kehancuran. Karena itu, manusia memerlukan suatu evaluator, pembimbing, dan penunjuk yang tidak terpengaruh oleh hawa nafsu.

 

 

Hidayah agama membantunya dan membimbingnya ke jalan yang lurus, baik setelah ia terjebak ke dalam kesalahan maupun sebelumnya. Hidayah ini senantiasa menjadi penjaga yang terpercaya yang menjadi pegangan manusia untuk membekali diri dengan kunci-kunci kebaikan dan mempersenjatai diri dengan gembok kejahatan, sehingga dia tidak akan tergelincir dan pasti selamat.

 

 

Hidayah ini juga membuatnya sadar akan batas-batas apa yang wajib atasnya terhadap kekuasaan Allah yang mana dia tunduk kepada-Nya jauh di datam hatinya, dan dia merasakan kebutuhan yang mendesak kepada Sang Pemilik kekuasaan tersebut Yang telah menciptakannya dengan bentuk yang sempurna dan telah memberinya berbagai nikmat tahir dan batin yang tidak terhitung banyaknya. Jadi, hidayah ini menjadi faktor yang paling dibutuhkan manusia untuk mewujudkan kebahagiaannya.

 

 

 

5.      Hidayah pertolongan dan taufik, untuk menapaki jalan kebaikan dan keselamatan. Hidayah ini lebih khusus daripada hidayah agama. Hidayah inilah yang Allah perintahkan kepada kita untuk senantiasa memohonnya datam firman-Nya (Qs. Al-Fatihah; 6)

 

"Tunjukilah kami jalan yang Iurus."Artinya, berilah kami petunjuk, yang diiringi dengan pertolongan dari-Mu, yang dengannya Engkau menjaga kami dari kesesatan dan kesalahan.

 

Maha benar Allah, yang memberi hidayah, ampunan dan perlindungan pada kita. Dan hanya pada-Nya kita berserah diri dalam naungan petunjuk yang telah disediakan-Nya berupa Alquran.   Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat, baik yang ada dibelahan timur, maupun barat, selatan dan utara, seluruh manusia hingga akhir zaman.

 

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)" (QS. Al-An’am Ayat 90)

 

Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk Allah…Aamiin ya Allah

 

Jakarta, 30/10/2021

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post