JILBABKU MENYELAMATKAN KAMI
By Suherniwita, S.Pd
4 tahun yang lalu, sekitaran bulan April 2016 aku dan keluargaku pulang kampung ke Padang. Kami perantau di Kota Banda Aceh, setiap tahun kami selalu memiliki agenda untuk mengunjungi kampung halaman. Kali ini, aku dan keluargaku pulang dalam rangka melaksanakan pernikahan kakak pertamaku yang juga ikut dalam rombongan kami. Karena pulang se keluarga, kami memilih lewat jalur darat dengan membawa mobil sendiri. Hari itu Minggu pukul 22.00 WIB, setelah mempersiapkan segala keperluan di perjalanan dan selama di kampung, kami pun memulai perjalanan yang cukup panjang. Jarak tempuh Banda Aceh - Padang kurang lebih selama 2 hari 2 malam via jalur darat. Dengan mengucapkan Basmallah, kakakku mulai menstarter mobil dan perlahan melaju di jalanan kota Banda Aceh. Selang tak berapa jam kami sudah keluar dari kota Banda Aceh dan memasuki jalan lintas Aceh-Medan. Jalanan yang sepi pada malam hari membuat kakakku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
Sekitar pukul 09.00 pagi, kami sudah memasuki kota Medan. Perjalanan pun dilanjutkan menuju Pematang Siantar. Karena matahari sudah beranjak tinggi, perut pun mulai terasa lapar. Sepanjang jalan kami mencari tempat untuk makan, hingga kami melihat sebuah warung mie pangsit yang sangat ramai dikunjungi pembeli. Kakakku berpendapat jika warung ramai pasti makanannya enak, jadi kami pun memutuskan untuk berhenti di sana. Kami memasuki warung dan memilih tempat duduk yang nyaman. Aku dan temanku yang juga ikut ke Padang memilih duduk di bagian pinggir warung. Sementara Ayah dan dua kakak laki-lakiku duduk agak jauh dari kami. Kakakku memesan beberapa mangkok mie pangsit kepada pelayan. Ku lihat beberapa orang melihat ke arah kami, lalu berbisik-bisik. Entah apa yang mereka bicarakan. Setelah beberapa menit berlalu, pesanan kami belum juga diambilkan. Malah orang yang datang belakangan justru orderannya diproses terlebih dahulu. Kakakku pun mulai tidak sabaran dan memanggil pelayan yang belum juga mengambilkan pesanan kami. Dengan nada marah kakakku bertanya kenapa pesanan kami belum juga diambilkan.
Pelayan itu pun balik bertanya dan menunjuk ke arahku apakah kami dalam rombongan yang sama. Kakakku pun menganggukan kepalanya. Lalu dia melanjutkan ucapannya "Maaf sekali pak, kami tidak bisa mengambilkan pesanan Bapak karena mie pangsit kami bukan untuk Bapak karena memakai daging babi!". Ya Allah, kami pun kaget dan segera keluar dari warung tersebut. Untung aku berjilbab sehingga kami bisa selamat pada hari itu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salah satu fungsi jilbab......terselamatkan