Tuti Alawiyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SEUNTAI HARAPAN DAN CITA

SEUNTAI HARAPAN DAN CITA

Kurangkai kata walau rasa kaku menyelimuti seluruh fikiranku karena bayangan bahwa menulis sebuah buku adalah mimpi baguku. Karena sejak kecil aku paling malas merangkai kata-kata setiap kali guru Bahasa Indonesia menugaskan untuk membuat karangan, yang ada di kepalaku kata yang mengawali sebuah karangan pasti,” Pada suatu hari”, senyum tipis menghiasi bibirku ketika mengenang perjalannan hidupku ketika SMP. Kenangan guru Bahasa Indonesia yang penuh ketegasan dan sedikit galak melintas dalam angan. Kenangan panjang ketika di SMPN 90 bermain dalam pelupuk mataku, Gelak tawa dan keisengan yang pernah kami lakukan mengembara dalam angan. Kebersamaan di kantin sekolah yang lumayan sempit dan pengap tapi tetap menjadi tempat kami nongkong untuk menghabiskan jam olahraga.

Ingin rasanya kutulis semua kenanganku jika tak ingat akan padatnya agenda kegiatan yang sejak Covid 19 melanda saya geluti. Kusyukuri setiap detik waktu yang terlewati agar dapat bermanfaat, walau kadang kelelahan sering menerpa. Alhamdulillah berkat komitmen serta cita dan cinta dari orang-orang sekelilingku semua rintangan dapat kujadikan sebuah tantanga.

Kuingat kembali saat keengganan datang untuk mentrasfer sejumlah uang sebagai syarat mengikuti pelatihan Sagusabu yang diselenggarakan oleh IGI (Ikatan Guru Indonesia). Beberapa kali pesan dari panitia kubaca untuk mengingatkan calao peserta agar segera mentransfer sejumlah uang sebagai syarat keikut sertaan. Kutimbang dan kufikirkan berulang, bamyak pertanyaan yang melintas dalam benak: “mampukah aku melakukannya? Kapan aku dapat menulis? Waktu mana lagi yang akan kau pakai?. Demikian pertanyaan itu terus berkecamuk.

Ditengah perjalanan pulang dari rumah cucu, mengalirlah perkataan,” Nak tolong trasferin umi untuk mengikuti kegiatan yang baru terkirim di ponselmu ya,  nanti umi ganti dalam bentuk Chase.” karena saya tak punya E Banking.  Demikian perkataan itu terlontar begitu saja. Sambil tertawa anakku pun berujar, “Apa umi yakin akan mengikuti kegiatan itu?” akupun menjawab: “ Bismillah saja lah, semoga Allah berikan kemudahan, aamiin”

Jalan macet di sekitar Cilincing tak kuhiraukan karena tiba-tiba kantuk menerpa. Sejenak ku tertidur.

Walau sekejap, Alhamdulillah dapat membuat tubuhku terasa lebih segar. “ Alhamdulillah” ucapku.  “Malam ini berarti bisa melanjutkan tugas,” bisikku dalam hati.

 

Pagi dini hari menjelang subuh sudah kami mulai aktivitas. Kali ini rutinitas bersama suami tak seperti biasa, karena pagi hari ini aku harus melanjutkan tugas yang sudah date line. Ku buka laptop untuk melanjutkan tugas yang belum selesai tadi malam sedang my dady membantuku menyelesaikan tugas rumah yang biasa kami lakukan bersama. Alhamdulillah tugas saya selesai dan suamipun sudah tuntas mengerjakan aktivitas rumah kami. Alhamdulillah rumah bersih dan hati senang. “Trimakasih ayah” ujarku.

Tak lama kemudian kulihat suamiku melap sepeda kami, hatiku tergelitik melihat tingkahnya, Karena mengingat suamiku jika ingin mengajak bersepada saat kegiatan padat biasanya dia hanya kasih kode, yaitu melap sepeda. ” Cie    cie , kenapa tuh sepada di lap – lap segala, memang ayah mau ke mana?, Spontan suamiku menjawab: “ Umi maukan temani ayah, ada waktu kan? Ayolah!” rajuknya. Tak tega rasanya menolak. “ OK! Lets go!”

Kami kayuh sepeda dengan penuh bahagia, sudah lebih dari dua bulan kami tak bersepeda karena wabah Covid 19 yang makin meningkat. Pulang dari bersepeda mampirlah kami ke Pasar untuk membeli kebutuhan belanja untuk sepekan. Tiba di rumah waktu menunjukkan jam 8.40, masih ada waktu 20 menit untuk bersiap-siap mengikuti Pelatihan Kelas Menulis Online-Satu Guru Satu Buku yang diselenggarakan oleh IGI Jakarta Selatan bekerja sama dengan Media Guru Indonesia.

Kuikuti kegiatan pelatihan dengan penuh seksama, agar tak terlewat catatan penting yang disampaikan para narasumber. Sambil membuat ringkasan materi kubuka tugas anak-anak di Elearning. Begitulah saya, bukan tak mau terlalu focus pada satu kegiatan tapi perhitungan waktu yang sempit memerlukan keahlian untuk memaneg waktu, satu agenda terlewai akan membuat berantakan semua jadwal.

Para nara sumber begitu antusias dan ikhlash menyampaikan ilmu yang dimiliki demi tumbuh kembang guru sebagai pendidik generasi yang harus melakukan pembelajaran sepanjang hayat. Trimakasih kami ucapkan pada seluruh penggerak dan nara sumber yang tak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Allah menjadikan  sumbangsih kalian semua sebagai amal jariah yang dapat dinikmati kelak di Yaumil Akhir, aamiin.

Semanagat dan Selamat Berkarya untuk seluruh paserta pelatihan, semoga sukses dunia akhirat akan kita raih, aamiin.

                                                                                                                  Tuti Alawiyah Gurusiana

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MasyaAllah...wonder women

11 Sep
Balas

MasyaAllah...wonder women

11 Sep
Balas



search

New Post