SANTRIMU BANGSAKU
Ajaib…
Kutemukan harta berharga yang baru
Kurasakan ketulian qalbu tak lagi berpendar
Melenyap sudah gelap dusta pada penghabisan cerita
Doa sakral merenta Abadan
Menembus waktu yang tak lekang oleh keraguan
Tak terbendung sengketa resah yang tak lagi terasah
Santri…Akulah santri
Gelar santriku bagai bintang di ufuk timur fajar
Bagai pula bintang senja barat yang selalu tampak memikat
Meninggi namun tak menolak dilihat
Tangan kami ada dalam tebusan kemusnahan legenda terdahulu
Menjiwai setiap tindak dalam tunduk pada cahaya ‘ulumi
Semoga.
Tak apa menjadi penggembala laksana Rasul Muhammad
Kami masih bisa berkhidmad
Tak mengapa menggigil di benteng suci layaknya Rasulku di Gua Hira’
Karena kami kan buktikan kata-kata tak ta’allaq
Tak masalah kami terasing laksana boikot Quraish
Karenanya kami kan menjadi tombak laksana suara lantang Khalifah Umar pada Sariyah di kejauhan
Kami kan hentikan goncangan perusak indah dunia
Kami kan bangkitkan semangat sejahtera negeri para-para
Santri…Tombak kejayaan elok bak tamma
Melewati masa gugurkan setiap cela pada raga
Mengasah diri dalam balutan kalam Tuhan Yang Mulia
Kami tajamkan mimpi tekunkan ngaji
Memperbarui segala tak tertata
Merampas gudang kepurbaan yang tak laras pada masa berada
Mengusir niat tak bercahaya
Budi syaja’ahku ada dalam jiwa
Tanah airku siap bentangkan sayap perubahan tercipta
Merajai adidaya bangsa-bangsa
Menyudahi segala congkak peluruh karisma
Kami santri…
Bukanlah kami terlalu percaya diri
Tapi kami hanya ingin damaikan bumi pertiwi
Bukan pula nusantara tidaklah damai sejahtera
Namun, kami tahu perubahan layak tersampai jua
Mohon…kuatkan kami akan yakin manfaat tholabul ilmi
Kuatkan kami akan indahnya tabarrukan pada kyai
Wahai insan pengasah kirana
Perisaiku teguh siapkan perang tuk manis lisan
Lubang deritaku dan deritamu tak kan mematung dalam diam
Kan tersudahi dan tinggal kenangan,
Serak rintih hariku tak lagi terelakan oleh belenggu kezaliman
Kan indah tiap dzikir dalam pikir yang semata karena Tuhan
Raja-raja tak kan saling mendendam, semoga…
Lautan rakyat tak sudi bakar sarana mencekam, semoga...
Wahai insan pecinta syafa’at…
Debaranku menahan diri genang berderai
Menahan sesolek dunia yang tak tebas akan batas
Lisanku paksa simpul tak tebar nista
Mata memejam tak pandang kasta
Adalah kami yang bungkukkan badan teruskan kemajuan
Kami ada untuk negeri ini
Membingkai kasih dalam lazim yang tak terusik
Cinta kami murni untukmu negeri
Wahai Engkau Tuhan setiap jiwa
Sudikah kiranya Kau taburkan benih kejayaan di tangan hamba
Merekahkan senyum pendekar bangsa yang tak lagi bertapak pada bentala
Menegakkan kebenaran hapuskan kebathilan
Pada jejak langkah negeri bersinar
Oleh kami…santrimu…bangsaku…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar