Kelelawar mulai berkelembab menembus barat

Bumi mulai menelan cahaya senjanya

Tanah nan terang, rembulan pun memudar

Lantas berganti dengan sang mentari

Bermimpi indah akan semua asa

Serta langsung mendekap erat

Cahaya dipagi hari sudah mulai menerobos rumah

turun tipis membelai dengan lembut di wajah

Hari-hari terus berganti dan terus berjalan walau dalam tidur sekalipun

Bak mencari sesuatu didalam kabut

Wajah nan menua mulai terasa

Selalu berkejaran dengan usia yang tak berdusta

Dijalanan ini kisah dimulai

Walaupun jalananya sempit dan penuh lobang

Namun harapan terus tertopang

Pada langkah nan terus berjalan

Terhimpit dan menerima 

Malang dan senang selalu di terima

Tetap tersenyum dalam udara hitam

Peluh nan menetes tak terasa membasahi wajah

Seberang nan jauh tampak sosok diatas bukit

Pohon-pohon berayun-ayun dengan gemulai

Seolah tengah memberikan gambaran akan kehidupan

Bebatuan nan bergambar bak lukisan kaca

Namun tampa identitas

Sepanjang waktu dan terus bertutur

Sekeliling seperti pernah disinggahi

Jalanan berbatu, sudut berliku, namun sudah berbentuk

Pepohanan panjang begai petunjuk

Tikungan tajam serta turunan 

Semua serupa

Jembatan panjang dalam satu warna dan rasa

Hati yang gundah jangan dipatah

Bukti nyata dari pemberontakan yang menyala

Duhai, wajah masa lalu nan begitu

Tak mungkin untuk diulang kembali pada masa itu

Masa lalu hanya untuk disimpan

Jadikan rumusan masa untuk ditelan.

Kenyataan sakarang untuk dihayati

Kenyataan mendatang untuk di galang

Sebab catatan dari setiap perjalanan harus tetap diperbaharui

Agar hidup tetap terpatri